Iris hitamnya bergerak gelisah, langkah kakinya begitu gusar dengan menyusuri ruangan yang begitu besar dengan gigi yang kini mengigiti kuku pada ibu jari—Jantungnya tidak bisa berhenti berpacu, bahkan tubuhnya sedikit berkeringat walaupun terasa begitu dingin. Sesekali mata monolidnya terpejam dan kembali melirik kearah pintu keluar dengan bibir yang terkatup rapat tak mampu bicara.
Para pelayan itu segera membawanya ke dalam kamar, berjaga di depan pintu dengan tombak dan tak mengizinkannya untuk keluar—Hanya saja, yang dilihatnya tadi adalah hal yang begitu menyeramkan, ketika para pelayan mengatakan Maganis, Maganis yang tak Jungkook mengerti, dan—sosok yang bicara dihadapannya mengatakan mengenai Heolo menyerang istana bersiap untuk menyerang dan di tusuk begitu saja.
Air matanya menetes dengan tubuhnya yang kini duduk di tepi kasur, menundukkan pandangannya sambil memainkan jari untuk mengalihkan perhatian. Irisnya kini melirik kearah jendela besar dengan salju yang turun rintik- rintik serta para pelayan yang juga berjaga disana membuatnya menghela nafas begitu berat. Jungkook ketakutan dan Jungkook ingin Kim Taehyung datang.
"Taehyungie—"
Perlahan tubuhnya jatuh keatas lantai, dengan tubuh yang bersandar pada ranjang namun pandangannya disembunyikan pada lutut yang ditekuk. Nafasnya terdengar gemetar dan tidak teratur, dengan jari yang memainkan cincin yang melingkar pada jari manisnya hingga suara isak tangis pun perlahan terdengar, sedikit tertahan hingga nafas itu terdengar tersenggal.
"Rajaku—"
Pandangannya terangkat ketika ia merasakan sesuatu yang mendekat—Jungkook terdiam, menemukan kupu- kupu bewarna hitam membuat bibirnya melengkung kebawah dengan pandangan yang menunduk hingga terdengar suara isak tangis. Itu kupu- kupu milik Kim Taehyung yang kini mendekat kearahnya, berhenti di atas lututnya membuat Jungkook semakin menunduk.
'Kau baik- baik saja?'
Jungkook mengigit bibir bawahnya ketika ia mendengar suara barithone itu, membuat kepalanya mengangguk pelan dan tak mampu bicara mengenai apapun. Namun, suara penenang yang memintanya untuk menghentikan tangis itu terdengar membuat Jungkook menutup bilah bibir nya.
"Ssh—Aku akan kembali ke Istana, jangan takut—Bertahan, ya? Aku akan datang"
Iris itu berwarna biru kegelapan penuh amarah walaupun suaranya begitu lembut mencoba menenangkan Jungkook yang kini berada di kamarnya dan menangis ketakutan karena tak mengerti mengenai apa yang terjadi. Hal itu membuat Taehyung menggertakkan giginya karena tak mampu melakukan apapun untuk Jungkook saat ini.
'Tentu—Cepatlah datang'
Taehyung terdiam mendengar suara yang begitu gemetar serta raut wajah ketakutan disana, membuatnya hanya mampu mengangguk dan mengulurkan jemarinya, berharap jika dirinya mampu menghapus jejak air mata pada pipi itu—Membuatnya memejamkan mata sejenak diiringi helaan nafas yang begitu tajam.
"Tentu, Raciru—Aku datang"
Kereta kencana nya berhenti dengan sambungan yang ia matikan dan irisnya berubah begitu tajam—Jalan nya kembali terhalang oleh para Heolo yang berjajar menggunakan kuda di depan gerbang kerajaan dan mungkin beberapa Heolo berhasil masuk menggunakan sebuah bambu tinggi disana.
Iris biru kegelapan nya mengedar, sebelum kakinya melangkah turun dari kencana ketika ia menemukan beberapa Heolo yang bersiap memanah diatas pohon yang cukup tinggi.
Posisi ini seperti, dirinya yang akan menyerang istana dan Heolo melindungi istana disana, membuatnya jengkel hingga seringai muncul diwajahnya sebelum kuda hitam kebanggaannya datang—dari arah hutan dengan Taehyung yang melompat dan menunggang kuda kebangaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]
Romance"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana hanya ada gelap dan dingin yang begitu menakutkan-begitu sepi sebelum mata kegelapan itu menyapa, menarik ku penuh penuh amarah. Namun, ketika...