Hologram itu menyala di dalam ruangan yang begitu luas dengan para pejabat yang kini tampaknya begitu tenang, memperhatikan seorang Maganis yang tengah menawarkan inovasi terbarunya untuk Alathana yang akan terus berkembang, lebih maju di bandingkan negeri lainnya—Beberapa orang tampak mencatat dan beberapa orang tampaknya cukup hanya dengan mendengarkan.
Ruangan itu cukup terang dengan atap kaca serta ruangan di dominasi oleh warna coklat terangnya, seolah warna coklat layaknya cream kacang manis itu adalah ciri khas dari Alathana walaupun kerajaan memiliki kerucut berwarna biru kegelapan.
Hologram itu berubah—Namun, tak cukup membangunkan sosok bangsawan dengan mahkota yang kini tengah terdiam, menatap lurus ke arah hologram, tetapi matanya tak mampu berbohong jika pikirannya kini tengah pergi ketempat lain yang lebih disukainya. Tempat di bawah balkon kamarnya—Tadi pagi ketika Copanus bersembunyi.
Iris madu itu membayangkan sosok manusia yang ketakutan ketika tubuh kecil itu terangkat dengan lengan yang menyentuh pundaknya perlahan dan raut wajah meminta pertolongan.
Ia memiringkan kepalanya—Menyusuri kulit ivory, bibir delima serta iris yang begitu hitam layaknya daun yang begitu indah di Alathana. Bayangan itu membuatnya menghela nafas. Mata hitam itu, sangat langka di Alathana, kaum nya serta rakyatnya memiliki warna coklat ataupun abu- abu.
Manusia itu begitu lemah bahkan hanya untuk sekedar melompat dari balkon kamarnya—Manusia itu juga begitu lemah dengan wajah yang begitu pucat karena ia menyeretnya ke udara ataupun menjatuhkan tubuh nya keatas tembok yang cukup halus tadi pagi.
Bahkan, manusia itu juga begitu lemah hanya karena dinginnya Alathana membuatnya memejamkan mata—Manusia itu bahkan akan mati sebelum ia membunuhnya.
"Yang Mulia Taehyung—"
Iris madunya bergerak ketika seorang Maganis memanggilnya membuat Taehyung melirik dengan raut wajah datarnya, menyembunyikan jika nyatanya sejak awal pertemuan parlemen Kim Taehyung bahkan tak mendengar sama sekali apa yang Maganis itu katakan dan hal itu membuatnya harus bekerja dua kali dengan meminta potongan hologram dari inti pertemuan parlemen ini.
"Keputusan tetap pada perdana menteri—Silahkan kirimkan potongan hologram itu padaku dan aku akan memeriksa ulang"
Taehyung berucap membuat Maganis dan beberapa keturunan bangsawan, maganis, Lanarta dan Heolo yang bekerja di Parlemen itu mengangguk dan menutup pertemuan.
Hal itu membuat Taehyung meminta agar mereka keluar terlebih dahulu dengan tubuhnya yang kini tetap duduk pada kursinya, menghela nafas dan bersandar ketika ruangan yang begitu besar itu tampak kosong dan hanya tersisa dirinya.
"Yang Mulia—Kau tampak tidak fokus—"
Taehyung menggeram ketika mendengar suara yang dikenalnya, diikuti pintu ruangan yang kembali tertutup—Ia membutuhkan ketenangan untuk hanyut dalam pikirannya dan Yoongi mengganggunya. Bahkan, kakak nya itu selalu mengganggu nya dalam hal apapun membuat Taehyung bertanya- tanya kapan pendamping Yoongi akan datang menjemput.
"Yoongi—Pergilah, aku membutuhkan waktu untuk berpikir" ucap Taehyung sedikit mengeluh dan melirik dengan iris warna madu nya itu, menatap Yoongi yang duduk cukup jauh dengan kaki yang terangkat diatas meja membuat Taehyung memutar bola matanya malas dengan jemari yang kini mengeluarkan ponsel berwarna putih.
"Yang Mulia? Dari mana kau mendapatkan barang antik itu?" ucap Yoongi sedikit berteriak dengan kaki yang ia turunkan dari atas meja dan melangkahkan kakinya mendekat, tetapi Taehyung mengulurkan tongkatnya membuat Yoongi berhenti dan memilih untuk kembali duduk, mengangkat kakinya sambil menggerutu kecil karena tongkat milik turunan Lanarta begitu menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]
Romance"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana hanya ada gelap dan dingin yang begitu menakutkan-begitu sepi sebelum mata kegelapan itu menyapa, menarik ku penuh penuh amarah. Namun, ketika...