Iris hitamnya kembali terlihat ketika ia merasakan hawa yang begitu dingin membuat matanya mengerjap pelan dan terbuka perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk membuat matanya kembali terpejam dengan tubuhnya yang kini terasa begitu sakit—Hingga, Jungkook pun terdiam dengan mata yang membulat menatap jalanan dengan dedaunan serta lentera yang menyala—
Jantungnya kini berpacu begitu cepat, tubuhnya perlahan bangkit dengan iris hitam yang kini menatap dedaunan yang memiliki warna senada dengan irisnya. Jemarinya kini memegang tongkat hingga jemari itu menopang pada pohon untuk berdiri, dengan tubuhnya yang terasa begitu remuk serta air matanya yang menetes.
"Taehyungie—"
Bibir tipisnya bergumam dengan ingatannya yang tiba- tiba muncul, teringat mengenai tempat yang memberikan jutaan kebahagiaan untuknya membuat Jungkook mengusap keningnya yang terasa begitu sakit—perlahan menutupi bilah bibirnya dengan isakan tangis yang kini terdengar membuat pandangannya menunduk dan melangkah tertatih.
"Taehyungie!"
Jungkook berteriak dengan sisa tenaganya, memanggil nama yang menemaninya, yang selalu melindungi dan merengkuhnya membuat air matanya terus menetes. Jungkook mengingatnya, jalanan yang ia pasangkan lentera bersama dengan Kim Taehyung, seorang Raja Alathana yang begitu agung membuat tubuhnya perlahan terjatuh mengenai tanah dengan wajah yang ia sembunyikan.
"Kenapa aku melupakannya—"
Suara isak tangis itu memecah keheningan dengan angin yang berhembus begitu kencang membuat Jungkook semakin terisak karena kedinginan, menekan matanya menyalurkan kesedihan yang terus meluap. Ia melupakan Kim Taehyung dan dirinya begitu lama meninggalkan Alathana membuatnya berteriak—Takut, jika Kim Taehyung tidak ada lagi dihadapannya, takut jika dirinya terlambat.
"Agh! Kosoru!"
Jungkook terus terisak tanpa menyadari sosok pria dengan pakaian kerajaannya yang ditutupi oleh jubah putih itu terdiam, menatap punggung yang begitu gemetar dengan suara tangisnya yang begitu ketakutan membuat air matanya menetes dan melangkahkan kakinya tanpa mengalihkan pandangannya hingga manusia itu berbalik dengan wajah yang basah dan iris hitam jelaganya.
"Taehyungie—"
Jungkook berucap ketika ia melihat sosok pria dengan mahkota permatanya, pakaian berwarna gelap melangkah kearahnya membuat tubuhnya bangkit dan berlari kearah Kim Taehyung dengan daun yang kini berjatuhan karena angin yang berhembus begitu kencang—Hingga, pria itu merentangkan tangannya membuat Jungkook menjatuhkan pelukan itu pada Taehyung yang begitu hangat.
"Kau datang—"
Taehyung merasakan jantungnya berpacu begitu cepat dengan mata yang terpejam serta rengkuhan yang kini begitu erat—Pada sosok manusia yang kini kembali ke dalam pelukannya, membuat air matanya menetes diantara dedaunan yang jatuh serta gerhana cincin yang kini berhenti.
Ia tidak menyangka—Sangat tidak percaya jika gerhana cincin itu membawa Jungkook nya kembali seperti itu membuat Taehyung turut terisak karena mendengar suara isakan tangis yang serta cengkraman kuat pada pakaiannya.
"Kau jahat padaku! Kau jahat padaku!"
Jungkook berteriak dengan pelukan yang ia lepaskan, memukul tubuh Taehyung cukup kuat kemudian menutupi wajahnya yang basah karena air mata dan Jungkook tak bisa berhenti. Ia terus menangis membuat Taehyung mengulurkan jemarinya, menggenggam jemari yang terasa begitu dingin dan menurunkannya hingga Taehyung mampu melihat wajah dengan iris hitam itu.
"Kau membuatku melupakanmu! Bagiamana jika aku tidak kembali! Kau mengatakan aku pendampingmu!"
Jungkook marah pada pria yang kini menggenggam jemarinya membuat Jungkook berontak hingga Taehyung memilih untuk menyentuh rahang kecil itu menggunakan kedua tangannyan hingga Taehyung mampu melihat mata yang basah itu begitu jelas mengecup keningnya sebagai permintaan maaf dengan mata yang terpejam hingga Jungkook berhenti berontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]
Roman d'amour"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana hanya ada gelap dan dingin yang begitu menakutkan-begitu sepi sebelum mata kegelapan itu menyapa, menarik ku penuh penuh amarah. Namun, ketika...