Mata monolid itu mengerjapkan pelan dengan jemari yang turut bergerak sedikit menggeliat untuk merenggangkan otot ototnya yang selalu terasa kaku—Mata itu kembali tenang, dengan tubuh yang kini terlentang dengan jemari yang menarik selimut putih itu untuk menutupi tubuhnya—Sangat nyaman membuatnya bahkan tak menyadari jika kaki berkulit ivory itu kini terlihat walaupun tubuh atasnya tertutup selimut.
Seorang pria yang telah menggunakan pakaian sutera berwarna biru gelapnya itu melirik dan hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil melangkahkan kakinya, meninggalkan manusia yang tampaknya masih begitu nyaman untuk menyusuri mimpi disana walaupun ia menurunkan nya di atas kasur beberapa jam lalu.
Perlahan dengan sinar api yang di matikan membuat mata itu mengerjap pelan dan jemari yang kini kembali menggeliat, tidur menyamping dengan iris hitam yang kini kembali terlihat. Hal itu sukses membuatnya tersentak, mata membulat dan jemari yang berhenti menggeliat karena tidurnya terlalu nyaman—Iris hitam itu mengedar hingga ia kembali tersadar dan tubuhnya yang kini duduk.
Iris hitam itu kembali mengedar mendapati kasur disampingnya yang kosong, namun irisnya kembali mengarah pada pakaiannya yang kini juga berubah—berwarna putih dan seperti gaun dengan buntut serta celana pendek membuat tubuhnya segera bangkit dengan mata yang kembali membulat, berdiri disamping kasur dengan iris yang menatap pakaian suteranya.
"Siapa yang mengganti bajuku? Dimana aku? Apa sudah sampai?"
Jungkook bergumam dengan kakinya yang kini melangkah kearah lain, membuka tirai dan menemukan sebuah padang rumput membuat helaan nafasnya kini bergerak begitu ringan karena dirinya masih berada di dalam kereta—Perlahan kakinya mundur dan menatap kearah padang rumput yang begitu luas dengan tatapan yang sedikit kosong.
"Ini bukan mimpi—" gumam Jungkook yang kembali menundukkan pandangannya dengan helaan nafas berat itu, sebelum irisnya kembali melirik kearah pintu keluar membuat tubuhnya kembali bangkit, menggunakan pakaian sutera putih yang hampir senada dengan warna kulit nya.
"Aku haus—" gumam Jungkook yang melangkahkan kakinya kearah pintu keluar, menggunakan piyama dengan mata yang sedikit membulat karena menemukan Raja yang tampaknya tengah memainkan sebuah hologram disana sebelum menatapnya dengan mata yang membulat dan iris yang berubah menjadi warna biru kegelapan.
Hologram itu ditutup dengan Taehyung yang kini mengarahkan tongkat nya pada manusia yang berani melangkahkan kakinya keluar kamar menggunakan piyama sutera itu, membuat para pelayannya menunduk karena tidak boleh ada yang melihat seorang calon pendamping Raja berpakaian hampir telanjang seperti itu.
Taehyung sedikit geram hingga tongkatnya kini mengambil selimut, membungkus tubuh manusia yang tampak begitu tersentak dan menatapnya membuat Taehyung bangkit sambil mengangkat 'calon pendampingnya' menggunakan tongkat ke dalam kamar dengan kakinya yang turut melangkah—Mungkin, Taehyung harus memberitahu mengenai sopan santun kerajaan.
"Aaaa aku turunkan aku! Turunkan aku!"
Teriakan itu membuat Taehyung menghela nafasnya dan menutup pintu cukup kasar menggunakan tongkat dan hal itu sukses membuat Jungkook terdiam dengan pandangan yang sedikit menunduk menatap iris yang kini menatapnya sedikit tajam—membuat Jungkook berpikir apa kesalahannya kali ini dengan pandangan yang ia coba sembunyikan.
"Aku akan menganggap dirimu tidak mengetahuinya—Tapi—" ucap Taehyung dengan tatapan yang sedikit tajam pada Jungkook yang kini masih berada di udara dan hanya terlihat bagian kepalanya—menatapnya dengan mata bulat kebingungan membuat Taehyung mengurungkan niat nya untuk membentak—
"Tidak boleh menggunakan piyama keluar kamar, Jungkook—"
Jungkook terdiam dengan tatapannya yang sedikit kosong ketika namanya di panggil lembut walaupun penuh penekanan disana—Untuk pertama kalinya, Raja mengucapkan namanya seperti itu membuat pandangannya menunduk dan mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]
Romance"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana hanya ada gelap dan dingin yang begitu menakutkan-begitu sepi sebelum mata kegelapan itu menyapa, menarik ku penuh penuh amarah. Namun, ketika...