Copanus itu kembali memperlihatkan cahaya nya untuk Negeri Alathana yang di kelilingi oleh dedaunan berwarna hitam, salju yang menumpuk dan perlahan akan mencair seiring berjalannya waktu. Ini masih dapat di katakan fajar dengan suara langkah kaki di lorong istana yang telah terdengar, menggunakan jubah hitam miliknya ke sisi lain, ke arah timur istana menuju ruangan pribadi milik Neil.
Sesekali ia mengacak rambutnya yang sedikit basah, meninggalkan manusia yang masih tertidur begitu nyenyak di dalam selimut yang begitu tebal di kamar milik Raja—Namun, Raja tidak memiliki pilihan lain karena sejak dirinya terbangun dari tidur, yang dipikirkannya adalah sebuah lukisan Alathana, ribuan tahun lalu yang berada di ponsel calon pendampingnya itu—Seorang manusia, yang berasal dari Korea Selatan, katanya.
Kakinya kini menyusuri anak tangga, menuruni ruangan yang begitu gelap membuatnya menaruh api di dalam lentera hingga ruangan itu terlihat, begitu terang dengan buku yang bertumpuk membuat langkahnya terhenti. Jemari panjangnya memainkan rahang tegas miliknya, menatap satu persatu tumpukan buku diikuti helaan nafas yang cukup berat serta—Sangat banyak membuat nya merasa lelah bahkan sebelum memulai.
"Neil? Cerita mengenai keindahan Alathana tiba di negeri orang, Neil" ucap Taehyung sedikit mengeluh karena seharusnya Alathana adalah negeri yang tersembunyi tanpa dimensi lagi mengetahuinya, karena Alathana pun tidak pernah mencari ataupun mengusik dimensi lain yang mungkin juga memiliki keindahannya. Raja hanya khawatir, jika makhluk lain membawa koloni setelah mengetahui perputaran dimensinya— 167 tahun sekali.
Matanya mengedar mencari buku yang mungkin mampu menjelaskan apa yang terjadi pada kaum manusia itu, memiliki bahasa yang sama serta pemandangan Alathana sebelum di bangunnya sungai besar.
Jemari nya pun terulur, mengambil sebuah buku berwarna coklat yang cukup tua disana, membawanya ke arah meja dengan tubuhnya yang duduk di atas sofa, lalu membuka lembar demi lembar mengenai sejarah yang tidak pernah di ceritakan dengan selesai.
'Manusia itu—makhluk jahat dengan hatinya sekeras batu, berlari, bersembunyi dan enggan untuk pergi dari Alathana yang begitu dingin'
Kim Taehyung memainkan rahang nya lagi, melihat sebuah gambar kasar yang memperlihatkan raut wajah emosi dari manusia serta Lanarta yang memegang tongkat bersiap untuk menyerang. Ia menghela nafas, membayangkan ketika Jungkook membentaknya saat pertama kali karena ketakutan bahkan meminta untuk pulang—pada para Heolo sekalipun.
'Manusia tidak bisa bicara—mereka bungkam ataupun mengeluarkan bahasa aneh yang beragam. Entah berapa banyak manusia disertai bahasa nya'
Helaan nafas kembali terdengar dengan Taehyung yang memilih memangku buku itu dengan tubuhnya yang kini bersandar pada sandaran sofa—Jungkook begitu fasih, sangat fasih berbahasa yang sama dengannya, bahkan video dalam ponsel itu, manusia lainnya menggunakan bahasa yang sama. Dan beberapa yang tidak—Mungkin negeri manusia begitu luas.
'Manusia kali ini begitu tenang—menunduk, ketakutan, tak bicara, hanya menangis dan bicara begitu lirih lalu dia mati—dengan tubuhnya yang begitu dingin. Di Alathana—tidak pernah ada yang merasa dingin'
Ia menggeram karena tidak menemukan apapun, membuat irisnya menatap lurus sedikit tajam dengan sebuah kotak yang ia keluarkan dari saku jubahnya dan berubah menjadi kupu- kupu hitam. Ia menekan salah satu sensor dan menghela nafasnya begitu berat dengan iris madu yang kembali menatap kearah buku milik Neil yang tidak memiliki jejak apapun.
"Jinalarta? Aku akan berkunjung—ada yang harus aku bicarakan"
Kim Taehyung menghempaskan tubuhnya pada sandaran sofa, menatap kosong kearah ratusan buku yang tersimpan begitu rapi disana walaupun sedikit berdebu. Irisnya kembali melirik kearah kupu- kupu yang masih berada di sisinya, membuat nya terdiam dan kembali menekan sensor disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]
Romance"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana hanya ada gelap dan dingin yang begitu menakutkan-begitu sepi sebelum mata kegelapan itu menyapa, menarik ku penuh penuh amarah. Namun, ketika...