Helikopter itu menyusuri luasnya padang pasir dengan beberapa mobil kepolisian yang menunggu serta ambulance yang bersiap untuk melakukan pencariannya, pada sosok pemuda yang merupakan seorang arkeolog dan dinyatakan menghilang setelah dua minggu tanpa jejak yang ditinggalkan, hanya sebuah langkah kaki pada pasir yang terhenti 500m dari bangunan hancur disana.
Mobil jeep itu melaju dengan sosok pria yang menggunakan kaca mata hitam serta raut wajah yang terlihat penuh amarah, sesekali mengusap rahang tegasnya, menyusuri padang pasir yang begitu panas tanpa peduli dirinya turut menghilang dari anak didiknya. Ini tidak masuk akal—Tak ada jejak mobil yang ditinggalkan ataupun pergerakan helikopter saat Jeon Jungkook menghilang.
"Jungkook-ah? Sebenarnya kau dimana—"
Jung Hoseok bergumam dengan mobil yang berhenti di sebuah portal yang memberikan larangan untuk tidak pergi lebih jauh lagi—Ia memukul stir begitu kuat dengan jemari yang kini menyelusup pada rambutnya dengan mata yang terpejam singkat—Hingga, Hoseok pun terdiam dengan kaca yang dibuka ketika melihat langit yang menggelap membuat pandangannya mendongak dan menemukan gerhana yang terjadi membuat Hoseok kembali menggunakan kaca matanya.
"Negara ini sedikit menyeramkan—Terjadi gerhana dua kali dalam dua minggu" gumam Hoseok yang kini terdiam mengusap matanya yang terasa sedikit gatal dengan helaan nafas berat serta tubuh yang ia hempas kan pada sandaran. Iris nya menatap lurus kearah portal membuat kakinya melompat turun hingga angin berhembus begitu kencang, sangat kencang membuat Hoseok mengerutkan sudut matanya.
Namun, kakinya kembali melangkah, membuka portal dan kembali masuk kedalam mobil dengan atap yang ditutupi, menghindari pasir masuk kedalam mobilnya. Matanya kembali mengedar, memastikan tak ada yang melihat sebelum ia menancapkan pedalnya, melaju melewati portal tak peduli langit yang gelap.
Hanya saja, angin itu terlalu kencang membuat mobilnya terhenti karena menutupi pandangannya. Ia memejamkan matanya sejenak, menunggu pasir itu berhenti menggulung disana dengan pikiran yang kini melayang pada Jungkook—Sepupu nya itu, begitu manja dengan segala sikapnya, mudah sakit dan Hoseok tidak yakin apa yang terjadi.
Langit di atas pasir itu perlahan kembali memperlihatkan sinarnya yang begitu terang, menyusuri lingkungan yang begitu panas di muka bumi walaupun ini adalah musim gugur. Ia menghela nafasnya dengan mata yang kembali terbuka dan melajukan mobilnya pelan—Hoseok yang membawa Jungkook, dan Jungkook yang harus kembali bersamanya.
Mobil itu kembali berhenti, dengan pemiliknya yang kini terdiam dengan tubuhnya yang terasa begitu kaku, jantungnya berpacu begitu cepat dengan iris yang menatap kearah seseorang yang meringkuk diatas pasir tak jauh dari tempatnya menggunakan pakaian berwarna putih. Hal itu membuat kakinya melangkah, turun dari mobil sambil membuka kaca mata hitamnya.
Hingga, Hoseok pun tersentak dengan kakinya yang berlari kearah Jeon Jungkook yang berada di atas pasir, yang begitu panas. Hoseok meraih tubuh kecil itu keatas pangkuannya, menepuk pelan pipi Jungkook dengan jemari yang kini begitu gemetar menghubungi kepolisian—Ia bicara tanpa mengalihkan pandangannya dari Jungkook yang memiliki wajah begitu pucat dan juga sangat dingin.
"Jungkook-ah? Jungkook?!"
Hoseok mencoba membangunkan pemuda itu, memeriksa detak jantungnya, pernafasannya, bahkan nadinya yang masih berdenyut cukup teratur disana—Ia tidak berhenti memanggil hingga mata monolid itu mengerjap pelan, menyesuaikan sinar yang masuk ke dalam kornea matanya, sebelum mata itu membulat sempurna, mengedarkan pandangannya dengan tubuh yang bangkit.
"Dimana—"
Hoseok terdiam ketika Jungkook tiba- tiba terbangun dengan kaki yang kini melangkah. Namun, Jungkook terdiam menatap sekelilingnya dengan air mata yang menetes—Kakinya kembali melangkah tak tentu arah membuat Hoseok meraih pergelangan tangan itu, membuat Jungkook melirik dan menepisnya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]
Romance"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana hanya ada gelap dan dingin yang begitu menakutkan-begitu sepi sebelum mata kegelapan itu menyapa, menarik ku penuh penuh amarah. Namun, ketika...