Mengikuti acara pertemuan, mengikuti kunjungan, mengikuti acara peresmian, berkumpul bersama kerabat dan kemudian mengurung diri di dalam ruangan yang begitu besar yang memperlihatkan keindahan Alathana. Salju masih tetap turun, begitu lebat sejak pagi hingga menumpuk pada atap, daun hitam serta jalanan si perkotaan—Semuanya tetap tersenyum bahagia dalam dinginnya Alathana.
Namun, Sang Raja hanya terdiam dengan raut wajah tanpa emosinya, memainkan hologram di dalam kencana yang akan membawanya kembali ke istana untuk hari ini—Mahkotanya ia simpan disamping tubuhnya dengan jemari yang tampak memilih surat yang datang untuknya melalui pesan. Banyak yang ia tolak, dibandingkan ia terima. Hanya beberapa, mengenai pendampingnya juga.
Gerakan tangan itu terhenti, iris yang tengah membaca itu turut berhenti ketika membaca sebuah undangan yang mengajak Raja Alathana beserta pendampingnya untuk datang. Wajah itu mengukir senyuman tipisnya, lalu menutup hologram dan menatap kearah kursi sofa yang kosong dihadapannya. Helaan nafas itu terdengar walupun senyum masih mengembang.
"Dia—sedang pergi" ucapnya dengan pundak yang meluruh "Entah kapan akan kembali" gumam nya lagi dengan iris yang kini menatap kearah salju yang turun rintik- rintik mengenai dedaunan hitam yang begitu indah disana, mengingatkannya pada iris berwarna hitam milik pendampingnya.
"Raciru? Kau melupakanku dengan baik, kan?"
Itu sebuah pertanyaan yang bahkan telah ia ketahui jawabannya membuat nya kembali menghela nafas dan memilih untuk menunduk hingga kencana itu berhenti membuat Taehyung mengenakan mahkotanya dan melangkahkan kakinya turun hingga rintikan salju itu kini mengenai tubuhnya dengan iris yang memantulkan pemandangan lentera serta pohon rindang dihadapannya.
Helaan nafas itu kembali terdengar dengan kakinya yang kini melangkah dengan angin yang berhembus cukup tenang—memasuki jalanan layaknya lorong dengan salju yang tak mampu melewati dedaunannya. Pandangannya menunduk, mengingat bagaimana Jungkook memasangkan satu persatu lentera itu dengan senyuman dan mata bulat nya yang indah.
Hingga—Kim Taehyung pun menghentikan langkahnya pada titik dimana Jungkook menghilang di gulung oleh pasir yang terasa begitu hangat dengan senyuman nya gang kembali terukir, entah kebahagiaan atau menutupi kepedihannya.
"Aku merindukanmu, Jungkook—" gumam Taehyung yang bahkan merasa jika dirinya hampir gila setiap malam karena kekosongan disamping tempat tidurnya—Tak ada yang bisa yang direngkuhnya, tak ada yang meminta kehangatannya, dan tak ada yang mengeluh waktu tidurnya kurang. Hal kecil itu membuat Taehyung semakin merindukannya— Jungkook.
Lamunannya terhenti ketika ka mendengar suara tombak yang bergerak tanda ada yang menganggu, membuat iris madu nya itu melirik dan menemukan seorang Heolo yang tengah menatapnya sambil membawa kantong jerami membuat Taehyung memberikan tanda pada pelayan nya untuk membiarkan Heolo itu mendekat—Heolo yang pernah ia kurung di kerajaannya untuk mengaku mengenai apa yang diketahui dan Heolo yang menolong Jungkook.
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
Taehyung berucap dengan suara barithone nya dengan kaki yang kini di tekuk untuk mensejajarkan tingginya dengan Heolo yang memang tak bisa bicara namun mampu menulis dengan baik. Keningnya pun berkerut ketika Hoelo itu mengulurkan sebuah kantong jerami membuat Taehyung terdiam dan menerima kantong jemari itu sambil memberikan tanda pada pelayannya untuk tidak mendekat.
"Apa ini?" Tanya Taehyung membuat Heolo itu mengeluarkan sebuah memo serta pulpen, lalu menuliskan sesuatu diatasnya membuat Taehyung menunggu sebelum ia menerima sobekan kertas itu.
'Pakaian yang digunakan oleh pendamping Anda, Yang Mulia— ketika pertama kali aku menemukannya'
Taehyung terdiam dengan kantong jerami yang kini ia simpan diatas dedaunan dan membukanya, memperlihatkan pakaian berwarna hitam dan juga putih membuat senyumnya kembali mengembang dengan iris yang kembali menatap Heolo dihadapannya—Heolo yang tampaknya telah melupakan bahasa bangsawan itu dan segala yang dia ketahui mengenai rencana pemberontakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]
Romance"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana hanya ada gelap dan dingin yang begitu menakutkan-begitu sepi sebelum mata kegelapan itu menyapa, menarik ku penuh penuh amarah. Namun, ketika...