26 : Hari Penjemputan

182 44 44
                                    

"Ayah, Aku tanam ini disini." Lucy sengaja mengerjai ayahnya.

"Ya! Jangan Yeji, itu lahan untuk bonsai." Jinyoung menahan tangan Lucy.

Nayeon yang sedang duduk di halaman belakang pun ikut tertawa, "Biarkan saja, ayah. Yeji ingin menanam tanamannya sendiri disana, untuk kenang-kenangan."

Ekspresi Jinyoung yang semula sumringah mendadak muram.

Mengapa harus ada perpisahan dibalik pertemuan? Lucy menyukai semua hal yang ada di Korea. Huh :(

"Yasudah, kau tanam disitu saja. Ayah akan mencari lahan yang lain." Ujar Jinyoung mengalah, ia jadi murung.

Hyunjin melihat semuanya dibalik jendela, disatu sisi ia menyayangi Lucyㅡsebagai adik tentunyaㅡ disisi lain, ia tidak tega melihat raut wajah itu dari kedua orang tuanya.

Sama persis seperti saat Nayeon keguguran calon bayi perempuannya.

Hyunjin memijat pelipisnya pelan, Chris belum mengabarinya sampai sekarang.

Yena is calling....

Lucy mengangkat panggilan telepon dengan girang, "Hallo, Yena."

"Yeji, kau tidak datang kelas. Mengapa? Aku jadi tidak ada teman mengobrol yang asik."

"Ah, itu..."

Haruskah Lucy berkata jujur? Tetapi bukankah hal ini akan berdampak pada Chris? Lebih baik Yena tidak mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya sampai akhir.

"Kita hanya bisa bertemu satu minggu sekali, dan kau tidak datang. Huhuhu, aku tidak berani bertanya pada Kim, sekarang dia menjadi lebih kaku dan jarang tersenyum."

"Yena, sebentar lagi aku harus pulang."

"Pulang? Kemana kau akan pulang? Lalu, siapa temanku berlatih di dojang... Kau tidak bercanda 'kan Yeji, hahaha kau pasti bercanda ya? Kau hobinya menjahiliku."

"Tidak, kali ini aku serius. Aku harus pulang ke Australia."

"....." Lucy mendengar ada suara isakan disana.

"Yena? Kau harus memperjuangkan Kim, buatlah dia tahu bagaimana ketulusan cintamu."

"Hiks.... Padahal aku berharap kita akan bersama-sama menjahili Kim dan pergi makan subway bersama lagi."

"Hehe, tidak bisa."

"Mengapa tidak bisa?"

Lucy bingung bagaimana ia harus menjawab pertanyaan Yena. Dia hanyalah orang biasa, tidak ada hubungannya dengan Lucy. Yena tidak boleh menjadi lebih dekat, karena Lucy berbahaya baginya.

"Ya, tidak bisa saja."

"Kau tahu semenjak ada kau, aku jadi lebih banyak tertawa. Aku kesepian, setiap aku datang ke dojang aku selalu berharap kau ada dan menyambutku, lalu kita menjahili Yeonjun. Ah, menyenangkan sekali..."

"Kau bisa menjahilinya sendiri."

"Tidak seru, lagipula aku tidak sedekat itu dengannya."

"Cobalah mengenal lebih banyak teman, pasti kau tidak akan kesepian lagi."

"Menyebalkan! Yeji kau membuatku menangis..."

"Itu benar, cobalah akrab dengan yang lain. Dan mulai membuat pergerakan, aku akan membantu dari jauh."

"Benar ya? Yasudah, selamat tinggal. Kau harus hidup dengan baik. Kalau ada waktu luang kunjungi aku di dojang, aku selalu disini setiap hari."

[8] REWIND | Chan Yeji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang