29 : Bom Bunuh Diri

202 43 46
                                    

Studio Christoper

"Gudang senjata?" Tanya Lucy, ia menggulirkan layar ipad milik Chris.

Chris mengangguk lalu menyesap vape-nya, "Milik Tentara Nasional Angkatan Laut. Ilegal."

"Mereka melakukan penyeludupan senjata? Seorang mantan Tentara AL?"

"Yap."

Lucy menaruh ipad di sofa, sekarang ia dengan Chris bertatap muka. "Mungkin kerja sama akan lebih dibutuhkan, aku merasa tidak ada masalah. Tetapi, apa kau bisa menahan penggunaan kekuatan sihir itu?"

"Entahlah. Aku harus mencobanya bukan? Agar tahu jawabannya." Jawab Chris enteng.

Sebenarnya Lucy agak ragu, lawannya kali ini dikategorikan cukup berat, anggap saja Tentara ini berada di urutan pertama dengan tingkat kepintaran dan kekuatan fisik yang luar biasa. Satu Lucy dan satu Chris tidak akan bisa mengalahkan mantan para Tentara Nasional. Walaupun hanya mantan.

Jika Chris dan Lucy yang lebih dari satu, bisa dipertimbangkan.

"Aku agak ragu.." ujar Lucy.

"Kita bersama-sama bukan? Mengapa harus ragu? Jangan pandang aku sebagai orang lemah hanya karena alasan itu, Lucy." Chris mencoba membuat Lucy percaya padanya.

"Tidak, Chris. Aku tidak merendahkanmu. Hanya saja, ini seperti bom bunuh diri."

"Kita hebat. Kita pasti bisa." Seru Chris. Sekali lagi, ingin membangkitkan semangat Lucy.

Lucy menyandarkan punggungnya ke sofa, "Yasudah kalau kau tetap memaksa. Kita berangkat besok pagi."

°°°

03.00 AM
Gudang Senjata Ilegal

"Kau kedinginan?" Tanya Chris. Lucy menggeleng.

Mereka benar-benar pergi. Dengan modal yakin pada diri masing-masing.

"Apa yang akan kita incar?" Tanya Lucy disela-sela Chris memeriksa beberapa senjatanya.

"Menghancurkan gudang ini."

"Dengan?"

"Ini." Lucy menahan tawanya, "Sebuah bom. Memang Chris selalu gila!" Chris menarik sudut bibirnya ke kiri.

"Pssst, ADA PENYUSUP!" Teriak seseorang disebrang.

Chris dan Lucy saling lempar pandangan, "Secepat ini?!"

"Go!"

Suara tembakan Lucy dan Chris memenuhi halaman gudang senjata itu, "Kau retas cctv-nya supaya mereka tidak bisa melihat kemana pergerakan kita."

"Baik."

Lucy bersembunyi dibalik kayu-kayu balok besar, ia mengeluarkan ponselnya lalu melakukan aksi retas-meretas kamera cctv yang dipasang disekitar gudang.

Click!

"Akhirnya selesai." Lucy memasang earphone-nya.

[8] REWIND | Chan Yeji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang