Vote and comment please.
***"N-Nathaniel."
Satu minggu berlalu sejak hari pertama diberi hukuman skors, Nathaniel akhirnya kembali ke sekolah untuk belajar. Namun karena ujian tengah semester sebentar lagi akan dilaksanakan, materi yang diberi para guru menjadi dua kali lipat lebih padat daripada sebelumnya.
Nathaniel nyaris tidak bisa mengikutinya, beban pikiran atas pelajaran membuatnya pusing.
Pada jam istirahat—yang dinanti-nanti sejak tadi, dia sudah bersiap mengistirahatkan pikirannya lewat lagu dari earphone, namun seseorang menepuk belakang bangkunya untuk memanggil. Nathaniel jadi terpaksa menoleh dengan ekspresi yang agak kesal.
"Ada apa?"
Nayaka Gayatri dengan raut wajah gugup memberikan plastik transparan berisi dua bungkus roti keju dan susu kotak coklat padanya.
"Ini."
Nathaniel mengerutkan kening. "Apa ini?"
"A-aku pikir karena kau belum keluar sejak tadi, jadi aku membelikanmu ini. Kau belum makan siang kan?"
Nathaniel melirik bungkusan yang diberikan perempuan itu bingung. "Ya, tapi kau tidak perlu repot-repot. Aku sudah titip dibelikan makanan dengan temanku tadi."
Nayaka menggeleng cepat. "Tidak repot. Aku membelikannya juga karena aku ingin berterima kasih. Hari pertama aku masuk sekolah, kau mengajakku berkeliling. Aku belum mengucapkan terima kasih dengan benar waktu itu."
Nathaniel mengangguk, lalu mengambil plastik darinya acuh tak acuh. "Ya sudah. Thanks ya."
Nayaka tersenyum. "Sama-sam—"
"Oh, kau sudah beli makan?" Sera yang tiba-tiba datang ke kelas mereka menyela, dia berjalan mendekat, dan bertanya saat mendapati ada sebuah bungkusan berisi makanan di atas meja Nathaniel.
Nathaniel yang tadinya masih berbicara pada Nayaka berpaling ke depannya, dan benar-benar terkejut dengan kedatangan perempuan itu.
"Sera?!"
"Aku pikir kamu belum makan." Kata Sera lalu mengangkat bingkisan makanan yang dia bawa untuk diperlihatkan pada Nathaniel."Temanmu bilang kau belum makan sejak sarapan, jadi aku bawakan makan siang."
Nathaniel dengan cepat menggeleng. "Tidak. Aku belum makan. Ini punya orang lain."
"Benarkah?" Sera tersenyum senang. "Syukurlah. Aku beli nasi goreng dan kentang goreng, oh, apa kau sedang mengerjakan laporan?"
Dia duduk di bangku sebelah Nathaniel, mengeluarkan makanan serta minuman yang dia beli dari kantin, dan melirik buku pelajaran kimia yang ada di atas meja laki-laki itu.
Nathaniel menggigit dalam mulutnya, menahan senyum lebar yang sangat ingin dia suingkan melihat kedatangan Sera di kelasnya.
Laki-laki itu membatin, siapapun yang mengatakan dia belum makan sejak tadi pagi pada Sera, dia akan meneraktirnya saat pulang nanti.
"Ya, pulang nanti harus dikumpul."
"Tidak akan sempat makan siang kalau begitu." Sera bergumam. "Mau aku suapi?" tanyanya menawarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's test all the Borderlines
RomanceArvino #01 [full 18+ chap on my KaryaKarsa] 𝐍𝐚𝐭𝐡𝐚𝐧𝐢𝐞𝐥 𝐀𝐫𝐯𝐢𝐧𝐨. Dia putri sahabat ayahku. Wanita keras kepala yang terus berkata bahwa dia membenciku. Dokter bedah umum yang angkuh, dingin dan sama sekali tidak mempunyai hati. Siapa dia...