Vote and comment please.
***"Apa kalian sudah dengar? Katanya Nathaniel Arvino sedang menjalin hubungan dengan salah satu dokter di rumah sakit kita." Seorang wanita berkata pada tiga orang temannya yang sedang meletakan jas putih dokter mereka di sandaran bangku restauran khusus masakan Italia malam itu.
"Nathaniel Arvino? Pengusaha tampan kaya raya yang sering masuk majalah forbest itu? Sialan, benarkah?" Teman yang duduk di dekatnya langsung menoleh, ekspresinya masih terkejut meski mereka sudah sering membicarakan hal seperti ini sebelumnya.
"Bukannya Nathaniel masih berhubungan dengan Bianca Hutagalung pemenang Putri Indonesia itu ya? Terakhir aku lihat diakun gosip, mereka sedang merencanakan pernikahan mereka untuk bulan depan."
Temannya berambut pendek di bangku yang lain mengangguk. "Iya, aku juga tahunya Nathaniel sedang berhubungan dengan Bianca Hutagalung. Tapi kalau benar Nathaniel itu menjalani hubungan dengan dokter di rumah sakit kita, aku rasa sayang sekali. Maksudku, dokter di rumah sakit kita memang kompeten, dan professional, tapi ini Bianca... apa tidak sayang menyia-nyiakan wanita cantik seperti dia hanya untuk dokter yang bahkan tidak punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri seperti kita?"
Wanita yang pertama kali membuka percakapan itu tertawa kecil, lalu mengambil opening drink yang baru saja disajikan pelayan dan langsung meminumnya.
"Jika kalian kalian tahu siapa dokter yang sedang dekat dengan Nathaniel, kalian mungkin akan tambah tidak setuju."
Wanita berambut coklat terang di bangku yang lain penasaran. "Memangnya siapa? Dokter di rumah sakit kita kan lumayan banyak yang belum punya pasangan?"
Kedua temannya ikut mengangguk. "Benar."
"Yah... aku diberitahu perawat senior di poli anak, katanya dokter yang menjalin hubungan dengan Nathaniel Arvino itu adalah dokter Sera Aldarict."
Ketiga wanita di meja restauran itu terkesiap tidak percaya.
"Apa?" Wanita yang duduk di dekat wanita pertama menggerutu. "Yang benar saja! Bagaimana bisa Bianca Hutagalung tersingkir hanya karena dokter Sera Aldarict? Dokter Sera itu kan tidak terlalu cantik, dan tidak terkenal kecuali karena kepintarannya. Apa yang dilihat Nathaniel darinya?"
Wanita yang berambut pendek setuju. "Benar. Bahkan kata dokter-dokter senior lain, dokter Sera itu antisosial, jarang berkomunikasi dengan orang lain, dan tidak pernah mau diajak ke mana-mana oleh rekan kerjanya."
Wanita berambut coklat terang berdecak. "Astaga... Hidupnya kaku sekali. Sangat tidak cocok bersanding dengan gaya hidup glamour keluarga Arvino."
Wanita pertama menggangguk. "Benar. Tapi karena kabarnya masih simpang siur, banyak orang yang tidak percaya. Bayangkan jika kabar hubungan itu memang benar, pasti banyak orang yang langsung tidak setuju. Nathaniel terlalu luar biasa untuk wanita biasa seperti dokter Sera."
Mereka semua menyetujui perkataan dari wanita berambut pendek sambil tertawa, hingga tidak sadar bahwa salah satu subjek dari pembicaraan mereka, sejak tadi duduk di meja sebelah dan tengah menghela napas dengan ekspresi tidak nyaman.
"Apa kita tidak bisa keluar saja?" Tanya Sera dengan suara pelan pada Sirenna yang justru sedang mencebikan bibir ke arah wanita-wanita yang membicarakannya.
"Apa Sera Aldarict? Di sini terlalu berisik?"
Sirenna sengaja mengeraskan suaranya saat memanggil Sera, menggertak, dan berhasi membuat tubuh keempat orang wanita yang bergosip di meja sebelah tadi menegang, cepat-cepat melirik ke meja Sera dan Sirenna dengan wajah pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's test all the Borderlines
RomanceArvino #01 [full 18+ chap on my KaryaKarsa] 𝐍𝐚𝐭𝐡𝐚𝐧𝐢𝐞𝐥 𝐀𝐫𝐯𝐢𝐧𝐨. Dia putri sahabat ayahku. Wanita keras kepala yang terus berkata bahwa dia membenciku. Dokter bedah umum yang angkuh, dingin dan sama sekali tidak mempunyai hati. Siapa dia...