Chapter 30

19.3K 2.2K 493
                                    

Vote and comment please.
***

          "...tindakan preventif atau pencegahan harus lebih diperhatikan dalam perawatan penyakit ini, karena jika tindakan pembedahan yang menjadi perawatannya, maka dibutuhkan durasi pembedahan yang sangat panjang untuk menyelesaikannya, jadi sebelum penyakit ini berlanjut ke stadium—"

"Dokter Sera."

Sera yang siang itu tengah memberikan literasi pada dokter-dokter co-ass bimbingannya, membalikan tubuh melihat perawat bagian tiba-tiba datang dan mengintrupsi kegiatannya.

"Ya?"

"Maaf saya menganggu dokter, tapi dokter Ladyra dari IDI datang dan minta disampaikan pesan kalau ada urusan yang harus beliau bicarakan dengan anda."

"Ya?" Sera mengerutkan dahi bingung, dia tidak ingat memiliki janji apapun pada dokter Ladyra setelah seminar yang sudah lewat beberapa hari lalu.

"Beliau sudah menunggu di ruangan anda."

"Astaga." Sera menghela, tidak punya pilihan lain, kemudian melirik jam di tangannya.

"Kalau begitu pertemuan kita selesai sampai di sini." Kata Sera, sedikit bersyukur karena waktu bimbingan mereka hanya tersisa lima menit lagi. "Saya akan menunggu laporan kasus dari penyakit-penyakit yang saya jelaskan tadi di meja saya dalam tiga hari ke depan. Silahkan kelompok ini melapor dan absen kembali pada perawat registrasi bagian bedah umum."

Kelompok dokter co-ass itu kompak mengangguk. "Baik dok, terima kasih dok."

Sera tersenyum simpul. "Sama-sama, saya duluan ya. Selamat siang."

"Selamat siang dok."

Sera berjalan menuju ruangannya di lantai tiga setelah itu. Jadwalnya tidak banyak hari ini, dia hanya melakukan kontrol ringan pada beberapa pasien post*(setelah)-operasi dan memberikan bimbingan poli bedah umum pada dua kelompok dokter co-ass, jadi jika dokter Ladyra memang ingin membicarakan pengisian seminar lainnya pada Sera, Sera akan punya waktu banyak untuk menolak permintaan professor yang mengajar di fakultas tempatnya mengambil program pendidikan doktoral itu.

"Selamat siang dokter Lad—"

"Sera."

Sera mengerjapkan matanya terkejut begitu membuka pintu ruangannya dan menemukan seorang pria tinggi, bersuara rendah yang khas, serta berwajah oriental sedang duduk sendirian di sofa dalam ruangannya.

"S-senior Jiro?!" Sera terkejut.

Pria itu tersenyum lucu. "Long time no see. Bagaimana kabarmu?"

Sera spontan mengangguk senang, melupakan bahwa awalnya, seperti yang dikatakan perawat tadi, dia akan bertemu dengan dokter Ladyra yang tanpa memberi kabar lebih dulu, sudah menunggunya di ruangan.

"I'm fine, bagaimana Senior bisa ada di sini?"

"Aku sudah berjanji akan datang ke negara mu tiga tahun lalu. Apa kau sudah lupa?"

"Tidak." Sera menggeleng. "Aku tidak lupa, tapi aku pikir Senior bercanda."

"Aku tidak mungkin bercanda mengenai hal seperti itu."

"Siapa tahu."

Sera masuk ke dalam ruangannya, mempersilahkan pria itu untuk masuk, dan duduk di depannya penuh semangat.

Yosihide Jiro adalah teman satu kelas yang sudah Sera kenal sejak awal kuliah dulu. Pria yang berasal dari Jepang itu kebetulan masuk di tahun yang sama dengan Sera, dia juga bekerja di Oxford University Hospital tempat Sera menjadi dokter residen, dan menjadi partner bekerja serta belajar bersama Sera karna nomor absen mereka yang saling berdekatan.

Let's test all the BorderlinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang