Chapter 10

16.1K 2.1K 253
                                    

Vote and comment please.
***

          Hari sabtu seperti yang direncanakan Nathaniel, mereka berdua sampai di bioskop pada pukul enam sore setelah meminta izin kepada kedua orang tua Sera.

"Kau beli popcorn dan minuman ya, biar aku yang mengantri tiket." Kata Nathaniel saat melihat antrian di konter tiket lumayan panjang, sedangkan tidak ada antrian untuk konter snack.

"Oke."

Sera mengangguk setuju, berjalan menuju konter snack untuk memesan makanan dan minuman mereka, sementara Nathaniel mengantri di antrian konter tiket.

Ketika pramusaji sedang mempersiapkan pesanan, Sera mendengar pasangan yang berdiri di belakang antriannya sedang tertawa dan saling menggoda dengan pembahasan yang sedikit intim.

Dia tidak memedulikannya, tapi sedikit risih, karena itu ketika pramusaji kembali dengan pesanannya Sera langsung berniat pergi menuju bangku tunggu, tetapi sebelum dia melewati konter snack, perempuan dari pasangan di belakang antriannya tiba-tiba mencegat tangannya.

"Loh, Sera? Sera Aldarict?"

Sera menoleh dengan ekspresi tidak nyaman. "Maaf, apa aku mengenalmu?"

Perempuan itu mengangguk sambil tersenyum lebar. "Aku Abigail Chakrapani—kekasih kecil Nathaniel Arvino, ingat?"

Sera terpaku, mendengar nama perempuan itu membuatnya begitu terkejut hingga tidak sadar sesuatu menyekat kerongkongannya.

Perempuan yang sudah tidak satu sekolahan dengannya sejak lulus SMP itu terlihat cantik—sangat cantik dengan rambut yang diwarnai coklat terang dan mengenakan baju turtleneck ketat serta jins yang membuatnya terlihat jauh lebih dewasa dari usia sebenarnya. Dia datang bersama kekasihnya, laki-laki yang mengenakan jas dan terlihat sudah menginjak umur pertengahan dua puluh.

"Maaf, aku sedang buru-buru." Sera meremas tangannya kuat, tidak suka berhadapan dengan perempuan itu.

Namun Abigail masih menahan tangannya, dia meminta kekasihnya untuk membeli snack mereka, lalu menarik Sera ke bangku tunggu bioskop dan memaksanya duduk bersama.

"Sera aku terkejut kau bisa pergi ke tempat seperti ini. Selama ini aku pikir kau hanya bisa pergi ke sekolah dan pulang ke rumah saja. Benar-benar kemajuan yang pesat." Kata Abigail sarkastis, masih berkeinginan kuat untuk mengganggu perempuan itu, sama seperti delapan tahun lalu.

Sera mendelik. "Apa?"

"Hanya basa-basi." Perempuan itu mengendikan bahunya santai. "Ngomong-ngomong, apa kau masih dikejar-kejar Niel? Karena aku sudah tidak ada di sekitar Niel lagi, apa kalian sudah menjadi kekasih sekarang? Dia sudah mengajakmu berpacaran?"

Sera tidak menjawab.

"Hmm, sayang sekali kalau kalian tidak berpacaran. Keluarga Niel sudah susah-susah untuk menyuap keluargaku agar aku tidak satu sekolah lagi dengan kalian. Kalau kau masih tidak mau menerimanya, bukankah dia akan rugi? Aku dengar ayahnya sampai rela membeli saham di perusahaanku demi membayar suap itu."

"Tidak.... mungkin." Sera tidak percaya.

"Tidak percaya? Mau bukti? Ada banyak hal yang bisa ku tunjukan padamu."

Let's test all the BorderlinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang