Vote and comment please.
***Sera menyelesaikan ujian renangnya dengan nilai yang memuaskan pada sesi ujian terakhir lantaran namanya berada dalam absensi bawah.
Guru olahraga yang bertanggung jawab dalam ujian renang kali ini mengatakan akan memberi waktu tiga puluh menit istirahat pada kelas 11 IPA A sebelum pergantian ke kelas selanjutnya, setelah seluruh siswa kelas mendapatkan giliran untuk ujian.
"Jadi kau sudah berhasil melakukannya?"
Sera yang baru membawa tubuhnya untuk duduk di pinggiran kolam renang indoor sekolah, menoleh pada Sirenna yang sedang berenang mendekatinya dengan senyum tipis yang tidak bisa menutupi raut kecewa di wajahnya.
"Menolak Kak Niel, kau akhirnya berhasil mematahkan hatinya."
Sera menghembuskan napasnya lelah. "Sirenna, ku mohon..."
Mereka sudah membicarakan tentang Sera dan Nathaniel yang bertemu Abigail Chakrapani di bioskop tiga hari lalu lewat telpon, dan meski Sera tidak menceritakan bahwa dia sudah meminta Nathaniel untuk berhenti mendekatinya, namun dia yakin, Sirenna sudah mengetahuinya karena belakangan sahabatnya itu terang-terangan menunjukan bahwa dia menyangkan keputusan Sera.
"I'm not mad Sera. Aku cuman sedih kau tidak memberikan Kak Niel kesempatan berjuang, dan dirimu untuk jujur. Kau menyakiti kalian berdua."
Sera menatap Sirenna tidak mengerti. "Berjuang untuk apa? Nathaniel tidak pernah menyukaiku."
"Apa kau bercanda?" Sirenna terperangah. "Kau jelas tahu Kak Niel hanya melihatmu selama ini. Dia tidak pernah menyukai perempuan lain, selain kau."
"Benarkah?" Sera bertanya acuh tak acuh. "Kalau begitu, untuk apa dia berpacaran dengan Abigail Chakrapani, Na? Untuk apa mereka berpacaran hingga kita SMP jika dia menyukaiku? Jangan membodohiku. Nathaniel tidak pernah menyukaiku, dia memperlakukanku dengan baik hanya karena hubungan keluarga kita."
Sirenna mengerutkan dahi. "Kau sudah gila ya? Kak Niel memperlakukanmu dengan baik bukan hanya karena hubungan keluarga kita. Apa kau pernah lihat Kak Niel baik dengan orang lain? Pada Helios—anak orang kepercayaan ayahku, atau pada Aria—anak temannya bundaku. Apa kau melihat Kak Niel memperlakukan mereka dengan baik?"
Sera berdiri, memengambil handuknya di bangku dekat kolam dan mengeringkan tubuhnya tanpa menjawab.
"Lalu kak Niel memang berpacaran lama dengan Abigail Chakrapani, tapi dia melakukan itu karena ingin membuatmu cemburu. Kau tidak pernah menunjukan rasa suka dengannya, karena itu dia ingin membuatmu sedikit cemburu. Tapi karena kau tidak berkomentar apa-apa, Kak Niel menyesalinya, dia ingin meminta maaf padamu, tapi takut kau merasa tersinggung."
"Apa kau tahu apa yang dia katakan ketika menerima pernyataan cinta perempuan itu?" Sera melipat kedua tangannya di depan dada, pikiran penat, seolah sejak awal sangat tidak ingin membahas masalah ini.
"Dia tidak menyukaiku, dia ingin berteman denganku hanya karena ayah kita berteman." Sera terpukul. "Lalu kau ingin aku percaya Nathaniel selalu menyukaiku dan tidak pernah berhenti menyukaiku?"
Sirenna dengan cepat menggeleng. "Tidak, Sera. Kak Niel tidak mungkin mengatakan hal itu. Abigail mengarangnya, dia ingin membuatmu membenci Kak Niel."
"Mengarang?" Bibir Sera tertekuk. "Bagaimana mungkin dia mengarangnya saat aku ada di sana dan mendengarnya sendiri?"
Sirenna tidak bisa menjawab, tidak tahu harus mengatakan apa karena kekeras kepalaan Sera sangat tidak mungkin dia lawan. Dia sepertinya sudah memutuskan untuk tidak mau mendengar apapun lagi pembelaan dari Sirenna.
Sera berjalan mendekati kolam, berjongkok di hadapan Sirenna, dan menghela.
"Apa aku boleh meminta satu hal padamu, Na?" Tanya Sera dengan ekspresi jengah. "Apa kau bisa berhenti mengatakan Nathaniel menyukaiku? Aku benar-benar sudah muak mendengarnya."
Sirenna tersinggung. "Kau benar-benar kejam!"
"...."
"Naya benar, kau hanya mempermainkan Kak Niel. Kau tetap mau diajak Kak Niel untuk belajar bersama, istirahat bersama, dan menonton bersama. Jika kau memang tidak menyukainya, kenapa tidak dari dulu menyuruhnya untuk berhenti mendekatimu?"
Sera tidak menjawab.
"Lalu kau beralasan karena Kak Niel menolongmu, kau jadi bersikap baik padanya. Jangan konyol Sera, kau hanya membuat Kak Niel berharap lalu menyakitinya! Kau sangat keterlaluan."
Sera menganggukan wajahnya menyerah. "Ya, kau benar. I'm the bad girl in here, jadi jauhkan saja kembaran mu itu dariku mulai sekarang."
Kemudian beranjak, meninggalkan Sirenna yang terpaku di kolam renang.
Dia tidak marah—Sera tidak akan pernah bisa marah pada Sirenna, tapi belakangan dia tidak suka jika mereka membicarakan Nathaniel, entah mengapa mereka pasti akan mulai bertengkar setiap kali membicarakan laki-laki itu.
Keinginan Sirenna untuk menjodohkan Sera pada Nathaniel sudah semakin berlebihan.
***
Kerumunan di pintu masuk ke kolam renang menghentikan Sera, dia hendak kembali ke kelasnya setelah berganti baju namun orang-oang yang seperti sedang melihat tontonan seru menghalanginya.
"Maaf, aku tahu ini tiba-tiba tapi aku tidak bisa menahan perasaanku lagi."
Suara perempuan yang begitu gugup terdengar di antara kerumunan, membuat suasana di sekitar mendadak menjadi hening.
Sera yang cukup dekat dari kerumunan lantas berjinjit, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi hingga orang-orang sangat antusias mendekati apapun yang sedang terjadi di sana.
"Niel."
Sera terkejut, menemukan Nathaniel di dekat pintu masuk sedang berhadapan dengan seorang perempuan yang menunduk malu-malu sambil membawa sekotak hadiah di pelukannya.
Sorot mata laki-laki itu datar dan dia menatap perempuan yang sedang berbicara di hadapannya acuh tak acuh meski tidak menyela sedikitpun.
"Aku menyukaimu. Apa kau mau berpacaran denganku?"
Sera kembali terkejut, begitu juga semua orang, tapi dia dengan segera meremas tangannya untuk meredam ekspresinya yang pasti tampak bodoh sendiri.
Nathaniel tanpa diduga melirik pada Sera, raut wajahnya berubah puas, dia kemudian menarik sudut bibirnya untuk menyeringai lalu mendekat dan menghabiskan jarak dengan perempuan yang baru saja menyatakan perasaan padanya.
"Baiklah." Nathaniel lalu memeluk perempuan itu dan menyebabkan susana kolam renang menjadi riuh oleh teriakan senang.
Tatapan Nathaniel tidak lepas dari Sera, dia menatapnya dengan begitu tajam seolah memastikan bahwa Sera sedang melihat apa yang sudah dia lewatkan; yaitu memiliki Nathaniel.
Dan berhasil, laki-laki itu berhasil membuat rongga dada Sera tiba-tiba menjadi sesak karena tidak pernah terpikir bahwa Nathaniel akan melakukan pembalasan seperti ini setelah penolakannya.
Sera tidak sadar menggigit dalam mulutnya, dia berbalik, lantas berjalan pergi dari tempat itu terburu-buru, sama sekali tidak tahu bahwa ketika dia menghilang di balik pintu masuk kolam renang, Nathaniel langsung melepaskan pelukannya pada perempuan yang menyatakan cinta padanya dan berdecak sambil mengusap wajahnya berang.
Sikapnya yang berubah membuat semua orang di tempat itu mengerutkan kening. Namun Nathaniel mengabaikannya, laki-laki berwajah angkuh itu tanpa mengatakan apa-apa ikut keluar ruang kolam renang dan pergi. Dia menggertakan rahangnya dengan begitu marah.
Kesal pada dirinya sendiri.
***
Enjoy!With love,
Nambyull
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's test all the Borderlines
RomanceArvino #01 [full 18+ chap on my KaryaKarsa] 𝐍𝐚𝐭𝐡𝐚𝐧𝐢𝐞𝐥 𝐀𝐫𝐯𝐢𝐧𝐨. Dia putri sahabat ayahku. Wanita keras kepala yang terus berkata bahwa dia membenciku. Dokter bedah umum yang angkuh, dingin dan sama sekali tidak mempunyai hati. Siapa dia...