CHAPTER 6

1.1K 90 6
                                    

Keesokan harinya. Pang menukar lencana yang dipakainya dengan lencana Kelas Berbakat yang di dapatnya. Dan kemudian dia mengingat semua penjelasan Guru Pom pada mereka semua.

Saat di kantin, siswa Kelas Berbakat mendapatkan kursi mereka sendiri. Jadi mereka tidak perlu mencari kursi kosong dan berebutan. Dan setiap siswa yang berada di kantin, mereka akan menatap dengan iri.

"Pada awalnya, mungkin terasa berat dan melelahkan. Tapi sekolah ini, akan selalu mendukung kalian..."

"... Terakhir. Percayalah pada kurikulum kami. Percaya pada para guru. Dan percaya pada dirimu. Dan kalian akan temukan. Alasan kenapa kalian berada di Kelas Berbakat. "

Selama beberapa hari. Pang mengikuti kelas Berbakat dengan berbagai pelajaran yang melelahkan serta aneh. Pang menjadi sangat kelelahan sendiri.

Sambil minum dan beristirahat, Pang memeriksa hasil tes nya. Dan lalu dia mengingat saat dia menemui Guru Pom.

Karena Pang merasa bingung mengapa dia bisa masuk Kelas Berbakat serta karena dia tidak bisa mengejar yang lainnya di dalam pelajaran. Bahkan Pang tidak mengerti dengan PR yang Guru Pom berikan.

Tidak hanya Pang, Tonmai yang bisa di bilang memiliki pemahaman yang cepat di bandingkan Pang. Semakin bingung dengan apa yang ada di kelas Gifted. Sampai akhirnya Pang bertanya langsung ke Pak Pom.

"Sungguh? Kamu tidak mengerti apa pun? Dengar, Pang. Yang lain juga penasaran seperti mu. Tapi untuk sekarang, fokus lah pada pertanyaan ku. Pikirkan lagi apa yang terjadi. Mungkin kamu akan menemukan jawaban yang tersembunyi di sana, Pang," jelas Guru Pom.

Pang memikirkan perkataan Guru Pom kepadanya. Kemudian dia mengingat apa yang terjadi saat jam olahraga. Seorang gadis tampak kesakitan pada lengannya. Dan Pang ingin membantu. Namun sebelum Pang sempat membantu, gadis tersebut menggerakan lengannya dan mengatakan kepada teman- teman nya bahwa dia baik- baik saja.

Lalu di dalam loker yang berada di belakang si gadis, Pang melihat beberapa peralatan olahraga.

Didalam kelas. Saat mereka diberikan sebuah rubik untuk disusun. Pang melihat Ohm yang tampak sangat fokus sekali, hingga dia mimisan. Dan mengingat semua itu, Pang mulai berpikir.

Tonmai yang jengah hanya menyetuh sembarangan rubik, dan meletakkannya di atas meja. Hal utu tidak lepas dari pandangan Wave, membuat Wave tersenyum sinis.

Belakang ini Tonmai sangat sibuk di perpustakaan, atau pun kadang menjahili Wave. Sehingga mengurangi waktunya bersama Pang dan Nack.

Seperti saat ini Pang hanya mengajak Nack ke perpustakaan, sedangkan Tonmai. Berada di ruang komputer untuk mencari tau apa yang diminta Pak Pom.

Di sana dia mengambil banyak sekali buku fantasi dan psikis. Dan melihat semua itu, Nack pun menjadi heran. Lalu Pang menjelaskan bahwa itu untuk PR mereka. Tapi Nack tidak percaya dengan penjelasan Pang yang kedengaran aneh.

"Kamu janji cerita soal Kelas Berbakat. Tapi kamu selalu menghilang," kata Nack.

"Aku belajar dengan keras. Tidakkah kamu lihat?" balas Pang.

"Belajar keras membaca buku- buku absurd ini?" balas Nack, tidak percaya.

"Kelas ini aneh sekali. Semuanya. Anak- anaknya, gurunya, pelajarannya. Entah kenapa kami mempelajari nya. Makin dipelajari, makin seperti ..."

"Seperti?"

"Mempelajari sihir atau psikis," jelas Pang dengan serius.

Tapi Nack tidak percaya dan menganggap bahwa Pang berbohong kepadanya, karena tidak mau bercerita. Namun Pang tidak bisa menceritakan lebih dari ini, dikarenakan peraturan yang ada. Dan dengan kesal, Nack mengatakan bahwa dia kecewa kepada Pang.

The Gifted (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang