CHAPTER 31

571 68 27
                                    

Warning !!!!!!

This chapter contains a bit of sensual (🔞) language.

Jadi di harapkan kebijakan pembacanya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari ini semua siswa SMA Ritdha High School, kembali memasuki sekolah. Dan tepat hari ini mereka semua akan memulai semester baru.

Tapi baru saja memasuki semester baru, Para penghuni kelas Gifted. Kecuali Tonmai dan Pang, di minta untuk berkumpul di kelas Gifted.

Satu persatu siswa kelas Gifted mulai memasuki ruang kelas Gifted, dan yang terakhir adalah Wave. Tapi bukannya duduk di bangkunya, Wave malah duduk di bangku yang biasa Tonmai duduki di kelas Gifted.

Tak lama kemudian guru Pom datang, dan memandang satu persatu siswa kelas Gifted. Dan akhirnya setelah memastiskan semua ada, Pak Pom memulai pembicaraan.

" Bapak rasa kalain sudah tau apa yang bapak ingin katakan. Ini soal Pang dan Tonmai. "

Yang lainnya hanya diam dan menunggu perkataan Pak Pom selanjutnya.

" Untuk Pang, Direktur meminta bapak dan kalian semua untuk tidak membantu Pang. Biarkan dia sendiri yang akan ingat tentang kelas ini. Dan untuk Tonmai.........."

Pak Pom menghela nafasnya sejenak, dan kembali memandang yang lainnya. Mereka menundukkan kepala ketika mendengar nama Tonmai. Kecuali Korn dan Mon, karena saat itu mereka sudah keluar dari kelas Gifted.

" Tadi  Tonmai sudah menemui Direktur dan Pak Pom. Mulai detik ini, Tonmai bukan lagi penghuni kelas Gifted. Ingatanya tentang kelas gifted sudah di hapus, sama seperti Pang. Dan kasusnya juga sama dengan Pang, kalian harus menunggu mereka ingat sendiri. Untuk membuktikan kelayakan mereka di kelas Gifted. "

Semuanya hening, tidak ada yang mau mengatakan apapun.

" Alasan Tonmai untuk keluar dari kelas Gifted ini sudah sangat jelas. Semuanya ada di Tape Recorder ini. "

Pak Pom memutar Tape Recorder yang ada di tangannya, dan terputarlah percakapan mereka di Auditorium. Mereka menduga sisi gelap Punn lah yang telah mereka semua percakapan itu.

Wave yang baru mendengar percakapan itu semakin merasa bersalah, yang lainnya menjadi was-was ketika melihat Wave yang mengeratkan tangannya seperti ingin meninju.

Mereka semua sudah bersiap, jika seandainya The Evil Wizard sudah bersiap untuk membalas dendam pada mereka. Bahkan Namtan, Mon, Korn dan Ohm, juga ikut waspada. Meskipun mereka tidak ikut campur dalam masalah ini. Setelah Tape Recorder itu selesai berputar, Pak Pom mendekati Wave.

" Wave..? "

Wave hanya memandang Pak Pom tanpa mengeluarkan suara. Lalu Pak Pom mengeluarkan sebuah kartu dari sakunya, dan menyerahkannya pada Wave.

" Ini kartu kepemilikan kamar asrama milik Tonmai, bapak meminta ini supaya kamar Tonmai tetap kosong. Dan hanya Tonmai atau kau yamg akan memakainya. Sama seperti kamar Pang yang juga di kosongkan. "

Setelah mendengar ucapan Pak Pom, Namtan juga ikut mendekat ke arah Wave. Dan menyerahkan lencana Gifted yang sengaja dia simpan.

" Ini Lencana Gifted milik P' Tonmai, Wave"

Wave menerima kartu dan lencana milik Tonmai, tapi tatapannya datar. Yang lain tidak mengerti arti tatapan Wave saat ini. Bahkan Claire yang melihat warna Wave pun tidak mengerti, karena muncul berbagai warna. Kadang merah, kadang biru, dan kadang ungu.

" Terimakasih Pak Pom, Namtan. "

Kata Wave setelah sekian lama diam, dan setelah itu Pak Pom melihat kesekelilingnya.

The Gifted (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang