Keesokan harinya. Saat sedang berada didalam kelas, tiba- tiba saja Namtaan mendapatkan undangan ke line grup tanpa Wave. Bukan hanya Wave, mereka juga tidak memasukan Tonmai. Alasannya simple, Wave kekasih Tonmai otomatis Tonmai lebih memihak pada Wave.
Di sana setiap orang membicarakan tentang Wave yang pasti adalah pelaku nya. Dan Namtan pun membela Wave. Tapi mereka semua malah mempertanyakannya, sehingga Namtan pun mengatakan bahwa dia akan menyelidiki Wave.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Didalam kamar mandi. Seorang wanita yang berpakaian mirip sepeti Wave, dia menawarkan sebuah tugas yang menarik kepada empat orang murid yang berada disana.
Diatas atap. Saat Namtan datang, Wave telah menebak apa yang ingin Namtaan katakan.
"Bagaimanapun aku menjelaskan, mereka sudah membuat kesimpulan. Itu tidak merubah apapun,"
Kata Wave dengan pesimis. Lalu dia menanyakan Namtan, apa Namtan pernah dituduh ngelakuin sesuatu yang Namtan tidak pernah lakuin.
"Huh?"
Tanyan Namtaan tidak mengerti.
"Tentang Bu Nara. Kamu tahu gimana akhirnya?"
Flash back
Dikantor. Wave menemui Bu Nara dan menanyakan tentang hasil lomba. Dan Bu Nara menjawab bahwa dia belum melihatnya, mungkin saja proyek milik Wave tercecer disana, sehingga tidak ada hasil nya. Lalu Wave membalas kalau itu tidak mungkin, karena dia juga ada mengirim kannya melalui email untuk berjaga- jaga.
Mendengar itu, Bu Nara langsung bersikap gugup. Dan menyadari itu, maka Wave pun bertanya. Namun Bu Nara mengatakan tidak ada dan berusaha untuk bersikap tenang.
"Akhir- akhir ini Anda pendiam. Anda bisa beritahu apa yang Anda pikirkan."
"Hm... Ibu mendapat peringatakan karena terlalu dekat denganmu. Mereka memberitahu Ibu untuk menjaga jarak. Jika tidak, akan terlihat tidak baik. Maaf ya Wave,"
Wave membalas bahwa dulu Bu Nara mengatakan untuk mempercayai kebenaran dan tidak perlu mempedulikan perasaan orang lain, cukup peduli pada diri sendri. Dan dia melakukannya, dia merasa bahagia dengan waktu yang dihabiskanya bersama dengan Bu Nara.
Mendengar itu, Bu Nara tersenyum dan mengelus kepala Wave. Lalu dengan lembut, Wave memegang tangan Bu Nara dan mendekatkan wajahnya untuk mencium Bu Nara. Tapi tiba- tiba saja Guru Wali Kelas memanggilnya dengan keras, jadi Wave tidak jadi melakukannya. Sementara Bu Nara, dia tampak sangat gugup sekali.
"Hubungan kami tiba- tiba terguncang..."
Dikantor. Kakek serta Nenek Wave datang menemanin Wave dikantor. Dengan geram dan marah, Wave mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
"...Walaupun aku tidak melakukan apapun yang salah. Tapi apapun yang aku katakan, tidak ada yang mendengarkan..."
Bu Nara berjongkok di depan pintu kantor dengan semua barang- barang miliknya. Dan dari jauh, Wave berdiri memperhatikan hal itu.
"... Tiba- tiba, tidak sesuai dengan harapan. Bu Nara di pecat di depanku. Itu ketika aku tahu kalau perkataanku tidak berarti."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gifted (End)
RandomThe Gifted Bercerita tentang kehidupan anak sekolah di salah satu sekolah ternama di Thailand yaitu RITDHA HIGH SCHOOL. Dimana sekolah ini mempunyai program istimewa untuk satu kelas yang dianggap unggulan. Kelas ini dinamai "GIFTED". Tak semua sis...