CHAPTER 19

606 57 13
                                    

Merasa penasaran dengan apa yang sedang dilakukan didalam gedung olahraga. Koi dan Mamuang mengintip ke dalamnya, karena menurut Koi, tadi pasti Art sedang menyembunyikan sesuatu. Dan tepat disaat itu Bu Ladda datang, dia bertanya apa yang mereka sedang mereka berdua lakukan.

“Klub Jurnalis bertugas menggali dan melaporkan keanehan apapun kepada publik.”

“Omong kosong. Keanehan apa? Aku sendiri yang mengurus klub ini, semua baik- baik saja.”

“Kalau begitu kenapa kami dilarang masuk?  ”

Bu Ladda langsung menegur mereka yang telah kelewatan, tapi karena mereka berdua tetap berdiri didepan pintu, maka Bu Ladda pun setuju untuk mengizinkan mereka masuk ke dalam ruangan olahraga.

Selesai mendengarkan Guru Pom melalui telpon, Mon meminta Art untuk mengambilkan bebat untuk Pang yang terluka. Dan dengan kebingungan, Art pun pergi. Kemudian setelah itu, dengan lemas Mon langsung berjongkok dan menghela nafas.

“Mon, ada apa?”

“Pak Pom bilang, dari hasil pemeriksaanku, setelah potensiku bangkit. Ada peningkatan feromon di tubuhku. Feromon ini dikeluarkan bersama keringat. Itu yang membuat semua orang menggila.”

Masuk ke dalam ruangan olahraga. Bu Ladda merasa aneh, karena ruangan yang sangat pengap. Namun karena para murid tampak biasa saja dari belakang, maka Bu Ladda menganggap itu baik- baik saja. Dan Koi pun mulai mengambil foto.

“…. Saat seseorang menghirupnya, feromon akan menstimulasi sistem saraf.”

Seluruh murid tiba- tiba berbalik memandang kearah mereka secara bersamaan. Dan Bu Ladda terkagum karena hal itu. Tapi tiba- tiba saja para murid yang kelihatan seperti zombie hidup, mereka terus menatap tajam dan diam kepada Bu Ladda, Koi, dan Mamuang.

“… Meningkatkan kekuatan, tapi menurunkan kesadaran.”

Bu Ladda dengan tegas menyuruh mereka semua murid untuk kembali duduk, tapi mereka malah hanya diam saja.

“…. Mereka berani melakukan hal yang biasanya tidak mereka lakukan. Melepaskan perasaan bawah sadar.”

Bu Ladda berteriak, karena mereka semua tidak mendengarkannya. Sementara Koi terus memotret mereka.

“… Mereka bisa melakukan apapun, baik menyerang atau membunuh orang.”

Tiba- tiba saja semua murid berteriak dan berlari kencang ke arah mereka. Lalu melihat situasi itu, Bu Ladda dengan segera berjalan cepat ke arah pintu. Begitu juga dengan Koi yang langsung mengikuti. Sementara Mamuang yang tanpa sengaja terjatuh, dia berteriak meminta Koi untuk menolongnya

“Jangan, lari!”

“Kenapa bilang begitu, Bu?”

Teriak Mamuang. Dan tepat disaat itu, para murid yang telah menggila itu menyerang Mamuang yang tidak perdaya.

Pang menyuruh agar Mon tenang, karena Guru Pom pasti akan mengurusnya. Dan pas disaat itu, Art kembali. Lalu Mon berdiri dan bersikap seperti biasa saja. Kemudian pas disaat itu terdengar suara teriak dari dalam gedung olahraga.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dengan segera mereka bertiga pun berlari ke arah sana. Namun karena Pang sedang terluka, maka Mon menyuruh Pang untuk tidak ikut dan ke klinik saja.

The Gifted (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang