Berempat mereka datang ke toilet. Di sana lampu terus berkedip nyala mati. Lalu dengan sikap kebingungan, Ohm menanyakan apa yang harus mereka lakukan. Dan Pang pun menjelaskan tentang situasi di mana Ohm membelikan pulpen palsu untuk diberikan ke Namtan.
"Hah? Apa?" tanya Namtan pada Ohm saat mengetahui tentang pena palsu.
"Namtan, ini bukan saatnya," keluh Ohm.
Pang kembali menjelaskan pikirannya, dia yakin bahwa pada saat itu pasti ada sesuatu yang membuat pulpen Namtan kembali. Lalu Ohm mulai mengingat- ingat apa yang terjadi saat itu. Dan dia mengaku bahwa dia tidak ada melakukan apa pun saat itu, tapi hanya saja dia merasa bersalah. Saking bersalahnya sampai ingin mengembalikannya.
"Itu dia! Kamu harus merasa bersalah dan ingin Folk kembali," kata Pang dengan yakin.
Lalu tiba- tiba saja terdengar suara aneh. Seperti suara orang yang sesak nafas. Dan Pang langsung menyuruh Ohm untuk segera bertindak, karena sudah tidak ada waktu lagi.
Namun Ohm takut dan ragu. Jadi Pang pun mendorong Ohm. Kemudian Pang menyuruh Ohm untuk merasakan. Dan Ohm pun meminta maaf serta meminta agar Folk kembali, tapi itu tidak berhasil. Lalu Ohm pun mencoba lagi, tapi tetap tidak terjadi apapun.
Tonmai yang juga bingung ingin melakukan apa hanya diam, dan memperhatikan Pang, Namtan dan Ohm.
"Kamu harus menyadari betapa pentingnya dia. Seperti menyadari pentingnya pulpen Namtan," kata Pang dengan tidak sabaran, karena Ohm tampak bermain- main dan mementingkan diri sendiri.
"Sudah, tapi dia tidak kembali. Aku bisa apa?" balas Ohm.
"Kamu yakin?" kata Pang dengan keras. "Menurut mu lebih baik kalau dia tidak ketemu?"
"Jaga ucapan mu!"
Saat mereka berdua hampir bertengkar, Namtan langsung menengahi agar mereka tidak bertengkar. Dan Pang pun mengingatkan Ohm, dulu Ohm bilang kalau Folk sering membuatnya terkena masalah, jadi bagaimana dia bisa mempercayai Ohm.
"Kamu tidak pernah peduli padanya. Kamu tidak pernah peduli pada apa pun. Waktu guru menyuruh serius, kamu tetap bermain- main. Kamu menghilangkan barang orang dan membuat lelucon. Sekarang temanmu hilang. Dan kamu tetap masa bodoh! Kamu tidak pernah peduli. Akui lah kamu tidak pernah peduli pada apa pun!" kata Pang dengan keras.
"Pang benar, jika seandainya aku jadi kau itu pasti akan terjadi. Karena pasti menyenangkan bukan menghilangkan orang yang kita benci ?"
" Aku tidak pernah seperti itu P'. "
" Lalu apa?. Jika tidak seperti itu, apa yang kau rasakan?. Tidak mungkin kau tidak membenci orang yang pernah membuly mu. Apalagi kau pasti lebih mengingat semua perbuatannya padamu kan? "
Mendengar semua itu, Ohm langsung berteriak emosi sambil menangis. Dia mengakui bahwa dia membenci Folk dan tidak ingin Folk kembali. Dia ingin Folk menghilang selamanya. Karena punya teman sepertinya cuma memperburuk hidupnya. Jadi buat apa dia kembali?
"Kalau kamu serius membenci nya, kamu tidak akan menyebutnya teman. Manusia selalu punya sisi baik dan buruk. Folk mungkin sering menunjukkan sisi buruknya. Kamu bilang, kalian dulu berteman. Dia pasti punya sisi baik yang mungkin kamu lupakan. Coba kamu pikirkan," jelas Pang dengan lembut.
Dulu saat tim sepak bola kekurangan satu anggota, mereka tidak mau mengajak Ohm untuk bermain, karena lelucon Ohm sangat buruk dan tim mereka tidak akan suka. Mendengar semua pembicaraan itu, Ohm menjadi sedih.
Dulu saat tim sepak bola kekurangan satu anggota, mereka tidak mau mengajak Ohm untuk bermain, karena lelucon Ohm sangat buruk dan tim mereka tidak akan suka. Mendengar semua pembicaraan itu, Ohm menjadi sedih.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Gifted (End)
CasualeThe Gifted Bercerita tentang kehidupan anak sekolah di salah satu sekolah ternama di Thailand yaitu RITDHA HIGH SCHOOL. Dimana sekolah ini mempunyai program istimewa untuk satu kelas yang dianggap unggulan. Kelas ini dinamai "GIFTED". Tak semua sis...