CHAPTER 12

841 70 17
                                    

Didalam kelas. Saat pemilihan ketua kelas, Namtan sama sekali tidak fokus dan sibuk menulis serta melihat ponselnya. Sehingga Guru Pom pun memanggilnya dan menanyakan siapa yang ingin Namtan calonkan.

Lalu tanpa terduga, Namtan mencalonkan Pang. Dan mendengar itu, semua orang tampak tidak percaya dengan pilihan Namtan, begitu pun Pang sendiri.

“Aku senang kamu mau mencari tahu soal Chanon. Tapi jika kebanyakan memakai potensimu, kamu harus istrirahat,”

Kata Guru Pom mengingatkan Namtan, karena dia mengetahui apa yang sedang sibuk Namtan lakukan sedari tadi.

“Kenapa?” tanya Namtan.

“Aku tidak mau menyusahkan Ibumu. Boleh aku minta kamu berhenti memakai potensimu beberapa hari?”

Pinta Guru Pom. Dan Namtan pun mengangguk kan kepalanya pelan.

" Lalu untuk Top dan Tonmai. Siapa yang kalian pilih? "

" Aku memilih Punn.  "

Kata Top, tapi tidak mengalihkan pandangannya dari bukunya. Pak Pom pun tidak mempermasalahkan itu.

" Aku mengikuti pilihan Namtan, aku memilih Pang. "

Semua kembali memandang Tonmai, mereka tidak percaya dengan pilihan Tonmai. Mereka pikir Tonmai akan berpihak pada Wave.

Pang juga memasang wajah memelas, membuat Tonmai hanya tersenyum simpul. Sementara Wave sudah menatap Tonmai dengan tatapan menusuk.

" Ada apa antara kalian berdua ? "

Kata Pak Pom melihat interaksi Pang dan Tonmai, sebenarnya sih niatnya Pak Pom hanya untuk bercanda saja. Tapi itu malah membuat Wave semakin emosi.

" Apa kalian sepasang kekasih? "

Pak Pom malah semakin usil, melihat Pang yang cemberut.

" Pang itu selingkuhan Tonmai, Pak Pom. "

Kali ini Wave yang menjawab, tak lupa dengan senyuman yang terkesan sangat mengitimidasi. Membuat seluruh kelas langsung merinding. Bahkan Tharnam pun ikut merinding, kecuali Tonmai sih.

Karena canggung, Pak Pom kembali membahas sedikit soal ketua kelas.

" Memangnya kau mengijinkanku selingkuh? "

Pang sudah berdoa dalam hati, semoga dia masih hidup ke depannya mendengar ucapan Tonmai. Ohm berusaha untuk tidak tertawa.

Memang ucapan Tonmai sangat pelan, tapi masih mampu terdengar oleh Pang dan Ohm. Sementara Wave, malah menendang kaki Tonmai dengan sangat kuat.

" Oiiii.  "

Tonmai tidak sengaja berteriak, karena kesakitan. Hal itu membuat semua yang ada di kelas kembali memandang Tonmai,

" Chan koh tot, Pak Pom. Hanya sedikit kekerasan dalam rumah tangga. "

Canda Tonmai, sambil mengelus kakinya yang sakit.

" Pang, tidak boleh begitu."

Pang semakin ingin menengelamkan diri saja. Sungguh sekarang dia benar-benar terpojok.

The Gifted (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang