Di dalam kelas. Ohm duduk di atas meja sambil minum dari botol. Dan dengan heran, Guru Pom serta yang lainnya memperhatikan dia. Kemudian setelah minumannya habis, Ohm memberitahukan bahwa potensinya adalah bisa menghilangkan benda.
"Aku baru saja membuat teh hijau di dalam botol ini menghilang," kata Ohm bercanda.
Dan mendengar itu Guru Pom tampak kecewa, begitu juga dengan beberapa murid lain yang telah serius memperhatikan. Sementara Pang menggeleng- gelengkan kepalanya.
Setelah bercanda, akhirnya Ohm pun menunjukkan dengan serius. Dia menaruh tutup botol ditangan nya dan menggenggam nya. Kemudian saat dia membuka kembali genggaman tangannya, tutup botol tersebut menghilang.
"Hahaha... hilang. Aku butuh waktu lama menemukan kekuatan ini. Menghilangkan sesuatu adalah potensi ku sesungguhnya," kata Ohm dengan sangat bangga dan kembali bercanda.
Dengan serius, Guru Pom menyuruh agar Ohm berhenti bercanda. Kemudian dia menanyakan apa bisa Ohm mengembalikan barang yang telah hilang. Dan dengan santai nya, Ohm menjawab tidak dan kenapa barang yang telah hilang harus dikembalikan.
Lalu Guru Pom memberitahu bahwa Ohm masih belum bisa mengendalikan potensinya, karena barang tersebut bukan hilang, melainkan Ohm belum menemukannya, jadi Ohm harus mencari cara untuk mengembalikannya. Tapi Ohm kembali bercanda.
"Aku tidak bercanda. Setiap potensi punya sebab dan akibat. Kalau tidak digunakan dengan benar, kamu bakal kena masalah. Setelah ini, kamu harus latihan di Kantor Bapak, sampai kamu bisa mengembalikan yang sudah kamu hilangkan. Paham?" kata Guru Pom dengan tegas. Dan Ohm pun mengiyakan.
Sepulang sekolah. Ohm menunjukkan pulpen baru yang dibelinya, persis seperti milik Namtan yang hilang. Namun Pang membalas bahwa punya Namtan itu ada namanya, jadi tidak sama. Tapi Ohm malah kembali bercanda.
"Ohm. Kemarin dia menangis. Pulpen itu penting baginya. Pemberian Ibunya atau semacamnya. Dan kamu menghilangkan nya," jelas Pang.
"Benarkah? Sepenting itu?" tanya Ohm, mulai merasa bersalah.
"Bagimu mungkin itu tidak penting Ohm, tapi baginya meskipun itu hanya sebuah pulpen, kenangan yang di miliki pulpen itu sangat berharga. "
Kata Tonmai menimpali perkataan Pang."Kamu berhutang maaf padanya," balas Pang.
Tiba- tiba saja disaat itu, Pang melihat kotak pensil Ohm seperti bergerak sedikit. Tonmai juga menyadari hal itu, sampai tanpa sengaja Pang melihat ke arah Tonmai.
Tapi karena suara ribut para murid wanita di belakang mereka, maka mereka memperdulikan hal tadi.
Dimading tertempel foto cowok nomor satu di sekolah, termaksud Folk. Lalu melihat itu, Pang pun menanyakan tentang Folk. Dan Ohm menjelaskan kalau dulu dia dan Folk teman satu SMP, karena dia dulu tidak punya teman, maka dia bergabung dengan geng Folk.
Dulu Folk selalu membuat Ohm terkena masalah dan melakukan hal buruk. Jadi ketika mereka tidak sekelas lagi di sekolah ini, maka Ohm pun menjadi senang. Lalu semenjak itu, mereka tidak saling bicara dan tidak berteman lagi.
Kemudian tiba- tiba Ohm berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk kencing. Dan melihat itu, Pang pun menjadi capek sendiri dengan sikap Ohm yang tidak serius. Tonmai pun hanya mengangkat kedua bahunya pertanda dia tidak mengerti sama sekali.
Di kamar mandi. Saat sudah selesai dan akan keluar, tiba- tiba saja Folk datang dan menyerangnya. Folk menanyakan tentang di mana tasnya. Dan dengan jujur Ohm meminta maaf dan menjelaskan bahwa itu menghilang begitu saja dan dia tidak tahu. Namun tentu saja, Folk tidak percaya.
Folk mengatakan bahwa untuk bisa memanjang kan rambutnya, nilainya harus di atas 60%. Jadi karena itu, maka dia mencuri kunci jawaban tersebut. Dan dengan heran, Ohm tidak tahu harus gimana, karena itu bukan urusannya. Lalu karena itu, Folk pun kesal dan marah, karena Ohm adalah siswa Berbakat, jadi Ohm tidak tahu rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gifted (End)
DiversosThe Gifted Bercerita tentang kehidupan anak sekolah di salah satu sekolah ternama di Thailand yaitu RITDHA HIGH SCHOOL. Dimana sekolah ini mempunyai program istimewa untuk satu kelas yang dianggap unggulan. Kelas ini dinamai "GIFTED". Tak semua sis...