Tasya duduk di sofa ruang tamu, membuka layar laptopnya demgan pencahayaan yang cukup terang.
Tok.. Tok.. Tok..
Suara ketukan pintu membuat Tasya bangkit dari sofa dan membuka kunci untuk mempersilahkan masuk. Seseorang berdiri tepat di depan pintu. Bukan Elang, bukan Iqbal, bukan Gathan, bukan juga Odit, melainkan Ayah Tasya.
"Ayah.. "
Teriak Tasya excited. Tasya langsung memeluk ayahnya dengan wajah yang bahagia.
"Tasya apa kabar? Maafin ayah ya"
Ujar Ayah Tasya memeluk kembali pelukan Tasya. Ayah Tasya terlihat sangat lesu mungkin karena lelah bekerja.
"Tasya baik baik saja kok yah.. "
Dalam pelukan sang ayah Tasya memejamkan matanya sejenak merasakan bagaimana hangatan pelukan dari sang ayah yang selama ini hilang tanpa kabar. Satu menit suasana hening sebelum ayah melepaskan pelukan Tasya.
"Ayah mau mandi dulu.. Kamu bisakan bikinin ayah kopi?"
Tasya yang membuka matanya tiba - tiba sebelum ia merasakan puas dengan pelukan sang ayah merasa sedikit kecewa sebab biasanya Tasya yang sering melepaskan pelukan ayahnya.
Tasya mengangguk untuk menjawab permintaan sang ayah. Tasya masih mencoba untuk positive thinking karena mungkin sang ayah masih lelah karena sepulang kerja.
"Yah.. Tasya kangen sama ayah.. "
Decak Tasya sembari mengaduk kopi yang dibuatnya untuk sang ayah. Tasya meletakkan secangkir kopi yang telah dibuatnya di meja makan berdampingan dengan roti kukus.
Tasya menutup laptopnya dan masuk kembali ke dalam kamarnya. Entah kenapa perasaan Tasya campur aduk tentang sikap ayahnya. Tasya membuka pesan whatsapp yang masuk dari Elang bahkan Elang sampai menspam chat Tasya agar Tasya segera membuka pesannya.
Drett... Drrrettt..
Suara getaran hp Tasya terus berbunyi. Tepat nama Elang langsung muncul di layar hpnya.
"Hallo"
Ujar Tasya membaringkan tubuhnya di kasur.
"Sya, gua mau ngomong penting sama lo"
Suara Elang terdengar sangat berat. Tasya langsung menghela nafas.
"Apa? "
"Lo harus jauhin Raka..! "
Seru Elang membuat Tasya menciutkan keningnya. Apa maksud tujuan Elang melarang Tasya ngejauh dari Raka? Setidaknya kalau cemburu jangan gini caranya.
"Ngga bisa lang, gua sama Raka udah Sahabatan dan Raka selalu ada di saat gua ngebutuhin dia.. Please jangan paksa gua untuk berteman dengan siapapun yang gua mau"
Jelas Tasya to the point. Elang terdiam mendengarkan penjelasan Tasya. Iya memang menurut Elang dia ngga perlu ngebatesin sama siapa Tasya berteman. Dia juga ngga bisa menjelaskan bagaimana liciknya Raka memainkan perannya. Elang tahu ini akan membuat hubungannya dengan Tasya akan semakin menjauh.
"Sorry Sya gua udah kelewatan"
Ucap Elang merasa belum saatnya ia memberitahukan hal sebenarnya.
"Iya kelewat batas..! Udah deh Lang kalo lo ngga suka sama Raka ngga gini caranya buat ngejauhin gua sama Raka"
"Iya - iya.. Gua tau, gua minta maaf.. Gua cum--"
"Saat ini gua bisa maafin lo, tapi gua ngga suka cara lo batasin gua mau berteman sama siapa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Metamorfosa
Teen Fiction"Kamu cepat sekali berubah.. Sepertinya kamu sedang bermetamorfosa untuk mencari jati diri kamu" "Jangan terlalu dingin nanti tambah sayang" "Saya tidak takut kamu membenci saya, karena selama ini kamu selalu ada buat saya"