Tentangnya

54 6 0
                                    

Kicauan burung membangunkan tidurnya. Cahaya yang perlahan masuk dari jendela kamar menandakan bahwa hari sudah mulai pagi. Dia mulai keluar dari kamar dengan mengenakan seragam yang lengkap. 

"Pagi yah"

Sapanya kepada sosok pahlawan dalam hidupnya. Dia mengambil sehelai roti dan selai coklat yang tertata rapi di meja makan. 

"Tasya gimana sekolahnya? Ada masalah atau tidak? "

Tasya adalah nama panggilannya. Nama lengkapnya adalah Tasya Ainai Baharudin. Ia hidup di keluarga yang sederhana. Ayahnya yang bekerja sebagai salah satu karyawan di perusahaan yang cukup besar di daerahnya membuat hidupnya mulai berubah. 

"Alhamdulillah yah baik, ayah gimana kerjanya? "

"Seperti yang kamu lihat Sya, penghasilan ayah pas pasan tapi cukuplah buat memenuhi kebutuhan kita sehari hari "

"Yah.. Pokoknya ayah harus semangat ya. Tasya sayang sama ayah"

"Pasti itu! Karena hidup ayah cuman ada di kamu sya"

Jam dinding menunjukkan pukul 06.15 waktunya tasya berangkat ke sekolah yang letaknya lumayan jauh dari rumahnya. 

"Yah, Tasya berangkat dulu ya!"

"Ayah antar ya? "

"Beneran? "

"Iya sekalian nanti ayah mau mampir ke tokonya Bu Sumi karna mau beli beras"

"Oke yahhh.. Entar sepulang sekolah Tasya aja yang ambil di tokonya"

"Ya udah, habisin dulu tehnya terus berangkat. Ayah tunggu di depan ya"

Tasya hanya hidup bersama ayahnya sebab ibunya meninggal sewaktu Tasya masih umur 8 tahun karena mengidap penyakit leukemia. Saat itu Tasya masih sangat terpukul karena kepergian ibunya tapi sejak dia berusia 12 tahun dia mulai untuk menerima keadaan. Perlahan dia mampu mengikhlaskan kepergian ibu yang selama ini menjadi tempatnya untuk berbagi kasih. 

---0---

SMK Buana adalah almamater yang ia jaga untuk saat ini. Dia duduk di bangku kelas 12 di jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga. Dia aktif dalam mengikuti kegiatan sosial dan juga keorganisasian. 

"Ayah minta doanya ya semoga hari ini Tasya lancar dalam menerima ilmu"

"Iya sayang, Hati - hati ya"

Tasya mencium tangan sang ayah, wujud penghormatannya kepada pahlawan yang selama ini menjaganya dengan cinta dan kasih sayang yang tak pernah ternilai. 

Tasya mulai masuk ke dalam kelasnya dengan senyuman hangat yang menyapa kepada teman temannya yang sudah lebih dahulu datang daripadanya. 

"Sya lo tumben jam segini udah dateng"

Tasya meletakkan tasnya di atas meja dan mulai berbincang kepada teman - temannya. 

"Emang kalian doang yang bisa berangkat pagi? Gua juga bisa! "

"Sya sya.. Lo tuh kurang pagi, pagian juga si Raka padahal kaliankan satu daerah"

"Fin gua sama Raka itu beda! Yang penting hari ini gua terbebas dari Pak Win"

"Eh btw tugas lo udah selesai apa belum sya? "

Ujar Raka membuat Tasya sadar bahwa hari ini ada tugas. Dan otomatis tugasnya belum terselesaikan. 

"Ya Ampun… gua lupa kalau ada tugas"

Rengeknya sembari menatap mata melas kepada Raka. 

"Lo itu ngga lupa tapi emang sok sokan lupa"

Sahut Ara teman sekelas Tasya yang tergolong sebagai anak pinter di kelas. 

"Raa.. Pinjemin buku lo dong, please.. "

"Ogah banget, gua yang capek capek ngerjain lo yang tinggal copas aja. Eh Sya makannya jangan sering ngehalu mulu"

"Emang ya orang pinter itu kebanyakan sombong plus pelit. Untungya gua terlahir bukan jadi orang pinter"

"Udah - udah gitu aja berantem, nih Sya pakai buku gua"

Raka menyodorkan bukunya di hadapan Tasya dan dengan sigap Tasya langsung meraih buku Raka sambil memasang raut wajah ejekan kepada Ara.

"Wahh.. Parah lo ka tadi gua tanya lo bilang belum tapi sekarang lo kasih jawaban lo ke Tasya. Lo pilih kasih banget ka"

"Tau tuh si Raka. Aneh, Mau aja ngasihin jawabannya ke Tasya"

"Omg.. Ra lo bisa diem ngga sih! Woi Fin kalo lo mau sini nulis sama gua duduk di sebelah gua, gitu aja susah"

Ara menatap sinis wajah Tasya dan Fina dengan segeranya mengambil bukunya dan duduk di sebelah Tasya yang sudah mulai menulis. 

---0---

C

ringg… 

Bel istirahat berbunyi saatnya Tasya dan teman temannya untuk pergi ke kantin. Tapi sebelum mereka pergi Tasya meraih hpnya di sakunya dan melihat beranda tik tok yang masuk di fyp sembari menunggu teman temannya yang sibuk merapikan penampilannya. 

"Gais nanti bikin tik tok kuy.. "

Teriak Tasya kepada teman - temannya. 

"Ahh males gua sya"

Sahut winda kemudian di setujui oleh caca. 

"Dasar anak tik tok"

Ketus Ara. 

Tasya dan beberapa temannya pun berjalan seiringan menuju ke kantin sambil membicarakan nasib doi masing masing. Tasya adalah gadis yang periang nyatanya di sepanjang jalan dia selalu disapa oleh adek kelas maupun temannya yang beda kelas. 

"Mak biasa soto geprek satu nggak usah pake apa apa, ngga usah kasih bihun juga"

"Bu dhe, Chocolatos satu ya yang dingin pake cup jangan pake gelas"

Tasya memesan makanan di warung langganannya. Sembari menunggu makanan tersajikan Tasya mengambil beberapa piscok dan membawanya ke tema temannya yang sudah duduk di meja nomor 5.

"Ini piscoknya yang bayarin lo sya? "

"Ehhh bukan, ini yang bayar si Tiara tuh"

"Makasih ya tir lo emang baik banget dehh"

"Iya sama - sama. Eh gais gua mau nemuin doi dulu ya di meja nomor 12 kalian makan dulu aja ntar gua nyusul"

"Oalah, pantesan. Ternyata punya doi baru toh"

Tasya hanya tersenyum melihat tingkah teman - temannya. Tasya sangat beruntung bisa memiliki teman sebaik mereka karna memang pada dasarnya teman - tekan sekelas Tasya memilih untuk bergeng gengan. 

Awal yang baru. Semoga nantinya akan cepat bertemu. 

MetamorfosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang