Pagi yang cerah membuat Tasya semakin bersemangat untuk melaksanakan aktivitasnya. Tasya menyapa teman sekekasnya dan keluar dari kelas untuk menyiapkan upacara bendera. Meskipun ini bukan tugas Tasya tapi Tasya terkenal ringan tangan dan suka membantu.
"Sini gua bantu"
Tasya mengambil mic dan beberapa peralatan lainnya untuk upacara. Karena rambut Tasya terurai dan ia merasa cukup panas Tasya langsung mengikat rambutnya itu.
"Udah sya biar gua aja"
"Udah santai aja Tasya biasanya juga bantuin Elang"
"Sya, sini biar gua yang angkat micnya"
"Elang bantuin gua ambil teks protokol, uud, pancasila sama janji siswa di etalase atas.. Gua mau ambil ngga sampai tinggi gua"
Elang ketuan paskibra di sekolahnya menggelengkan kepalanya melihat Tasya yang berminat - Jinjit untuk sampai tangannya di etalase atas.
"Makannya kalau tumbuh tuh kertas jangan kesamping"
"Ihhh Elang ngga lucu ya"
"Nih"
"Kok gua sih yang pegang kan lo yang ambil berarti lo yang bawa"
Elang menukar seperangkat mic yang ada di tangan Tasya.
"Loh biar micnya Tasya yang bawa aja Elang"
"Udah gua aja,lo bawa itu"
Tasya dan Elang jalan bersamaan membuat semua orang merasa cemburu dengan keberadaan Tasya. Pasalnya Elang adalah salah satu cowok badboy di sekolah dan banyak di gemari kalangan siswi siswi. Melihat tatapan siswi lain yang menatap sinis wajah Tasya membuat Tasya memperlambat langkahnya. Ia membiarkan Elang untuk melangkah terlebih dahulu darinya.
"Sini jalan bareng aja jangan di belakang gua"
"Kak Elang mending jalan sama aku aja daripada sama si cewek genit itu"
Tak pikir lama Elang menarik tangan Tasya dan membuat langkah Tasya sejajar dengan langkahnya.
"Lo kenapa si tarik tarik gua"
"Lo yang Kenapa tiba tiba jalan di belakang gua"
"Gua ngga nyaman aja jalan bareng sama lo, tuh muka anak anak pada jelalatan lihatin lo sama gua jalan bareng"
"Udah biarin aja"
"Ngga bisalah, Gua ngga mau punya banyak musuh di sekolah ini"
"Sya, kalau gua suka sama lo gimana? "
"Elang anaknya bapak Adi udah yuk kita siapin ini semua, jangan banyak alesan"
Tasya melangkahkan menata posisi protokol, pembaca uud, pengibar bendera, pembaca doa dan pembaca janji siswa. Tasya lupa kalau ia belum mengenakan topinya dan upacara sudah siap dimulai. Tasya baris di barisan belakang dan ia pasti tau kalau ia bakal dihukum karena tidak mengenakan topi. Elang datang menghampiri Tasya dan memakaikan topi yang dibawanya kepada Tasya. Sontak seluruh lapangan bergemuruh menonton drama ini. Tasya terdiam seketika melihat wajah Elang yang tampak jelas di depannya. Elang berkulit sawo matang, hidung yang mancung dan itu membuat Tasya terdiam seketika.
"Dah, kalau gini lo ngga bakal dihukum"
"Anjirr ya si Tasya selalu punya kesempatan buat deketin Elang"
"Ehh si cewek genit parah banget"
"Ya ampun enak banget sih jadi Tasya, so sweet"
"Dasar si Tasya gatel banget sih sama Elang"
"Wahh parah ini saingan kita udah deket banget sama Elang cuy"
Bisikan bisikan itu memecah lamunan Tasya terhadap Elang. Tasya langsung sadar bahwa ini salah seharusnya ia mengenakan sendiri topi itu.
"Lo kenapa sih malah pakaiin gua topi"
"Ya kan lo ngga pakai topi"
"Kan gua bisa pakai sendiri Elang"
"Udah terlanjur"
"Tuh kan banyak yang musuhi gua, mereka pada iri sama gua Elang"
"Yang penting lo ngga kena marah Pak Do"
"Au ah, Gua ngga mau deket deketin sama lo"
"Ya udah sana siapa juga yang mau deket sama lo"
"Ihhh Elang suka ngga jelas banget"
Elang meninggalkan Tasya baris di belakang sendiri. Tapi Emang selalu mencari tempat dan celah agar tetap bisa melihat Tasya meskipun dari jarak yang cukup jauh.
\-\-\-0\-\-\-Tasya masuk ke kelasnya sambil menggerutu. Fina yang melihat tingkah sahabatnya itupun bergegas untuk menghampirinya.
"Lo kenapa woi tiba tiba pasang muka cemberut, ngga jelas banget sih"
"Fin lo benci ngga sama gua? "
"Halloo... Kalau gua benci sama lo gua nga mungkin Sahabatan sama lo"
"Lo serius?"
"Gua tau ini pasti gara gara lo tadi pagi habis di pakaiin topi sama Elang kan? "
Tasya menunduk diam, iya masih tidak percaya kalau Elang bisa senekat itu terhdapanya.
"Udah Syaa biarin aja tuh mulut emak emak berkata, mending kita ngehalu aja"
"(Tasya tersenyum hangat) tumben lo ngajakin gua ngehalu"
"Wee kesambet sama anak tarnus yang ganteng banget anjirr"
"Iyaa gua jugaa.. Gua semalam udah lihatin foto foto khalifah siapa tau ketemu di mimpi yee.. Kan? "
"Terus ketemu?"
"Boro boro ketemu mimpi aja ngak"
Fina menarik tubuh Tasya, Fina melihatkan layar ponselnya kepada Tasya."Loo lihat anak tarnus glowing glowing nderr"
"Iya dah tau"
"Eh Sya ternyata temannya khalifah juga ganteng, boleh di coba dong pastinya"
"Emangnya itu barang pake di coba segala"
"Siapa taukan beruntung"
"Nih yaaa Sya ada banyak bangett tau anak tarnus, seperti kata pepatah mati satu tumbuh seribu"
"Fina.. Halu gua udah berlebihan jangan di tambah tambahi lagi dong"
"Ishh lo kan ratu halu Sya"
"Fin, coba aja kalau gua jadian sama anak tarnus pasti heboh satu sekolah ini, terus pasti hati gua bakal meletup letup kayak pop cron"
"Oemjijii.. Tasya lo waras ngga sih? "
"Waraslah"
"Oemjijiji.. Finaa.. "
"Kenapa woi? "
"Tugas gua masih ada yang belum kelar"
"Astaga Tasyaa.. Lo kebiasaan banget sih"
"Syaa sebodoh bodohnya gua, gua masih berusaha ngerjain tugas gua di rumah"Tasya membiarkan Fina yang terus terusan menerocos tanpa henti itu berbicara. Tasya kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu mencari jawaban dari tugas tugasnya. Tasya mendecak kelelahan dengan semua tugas yang di berikan oleh gurunya.
Perihal jatuh hati sejujurnya tak semudah apa yang di bayangkan. Sebenarnya untuk jatuh adalah perkara yang mudah, namun untuk mencoba bangkitlah yang membuat sering kali menyerah.
![](https://img.wattpad.com/cover/221103157-288-k573840.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Metamorfosa
Teen Fiction"Kamu cepat sekali berubah.. Sepertinya kamu sedang bermetamorfosa untuk mencari jati diri kamu" "Jangan terlalu dingin nanti tambah sayang" "Saya tidak takut kamu membenci saya, karena selama ini kamu selalu ada buat saya"