Dalam perjalanan Tasya hanya terdiam. Elang menatap wajah gadis itu dalam spion montornya. Ternyata Tasya sangat cantik jikalau dia marah - marah.
"Lo mau langsung pulang atau ikut gua ke basecamp? "
Ujar Elamg tanpa respon dari Tasya.
"Kalau ditanya itu dijawab!"
Ucap kembali Elang.
"Serah"
Sahut Tasya sembari mengerutkan bibirnya.
"Oke kita ke bascamp"
Tak pikir lama Elang langsung memutuskan seperti itu. Ada banyak hal yang ingin Elang bicarakan dengan teman - temannya.
---0---
Tasya berjalan mendahului Elang. Tasya membuka pintu basecamp seakan sudah sering keluar masuk basecamp padahal ini haru kedua kalinya ia menginjakkan kaki.
"Widihh ada nyonya nih"Ejek Odit melihat Tasya yang tiba - tiba masuk tanpa salam.
"Geser"
Sahut Tasya yang akan duduk di sebelah Odit.
"Elang mana? "
Tanya Gathan karena tumben - tumben saja Tasya berani datang ke basecamp ini sendirian.
"Oi"
Sahut Elang, masuk ke dalam. Tasya membuang mukanya seketika dari arah Elang.
"Sekarang giliran tuan datang"
Jawab Odit sambil bersalaman tos andalan gengnya.
"Btw lo ngapain ajak kita kumpul? "
Tanya Gathan serius meskipun sambil makan kuaci.
"Batas kesabaran gua udah habis sama Alvin, kita harus serang dia! "
Sahut Elang serius. Tasya yang mendengar kata ini langsung melinjo menatap wajah Elang serius.
"Kenapa ngga dari awal aja kita serang tuh bocah tengil! "
Ujar Odit. Tiba - tiba panggilan masuk terdengar dari HP Elang. Elang langsung keluar dari basecamp untuk mengangkat telfonnya.
"Mereka nyerang lo lagi Sya? "
Tanya Gathan.
"Iya, tadi dia dateng ke sekolah buat ngancani gua"
Sahut Tasya tanpa basa -basi.
"Elang tahu soal ini? "
"Dia tahu tapi belum tau detailnya sih, gua lagi marahan sama dia"
"Sya sya.. Buat Elang jatuh cinta itu sulit, tapi kenapa lo malah sia - siain gitu aja perasaanya"
"Kalian tahu dari mana kalau Elang jatuh hati ke gua? "
Tanya Tasya serius membuat Gathan dan Odit saling tatap menatap.
"Baru kali ini gua lihat ada cewek yang berani marahan sama Elang"
Ejek Odit. Gathan hanya tertawa mendengarkan ejekan Odit.
"Tuh cewek lebay banget, mau aja diperdaya sama Elang! "
"Sya, lo makin lama makin songong tau ngga"
Ucap Odit melemparkan bantal sofa ke arah Tasya. Disusul Gathan melemparkan bantal sofa juga, tapi ke arah Odit. Dan Tasya membalaskan dendamnya untuk ikut menyerang Odit dengan melemparkan bantal sofa. Elang masuk kembali melihat Tasya yang sedang tertawa terbahak - bahak dengan tingkah konyol Odit.
"Seru banget"
Ucap Elang. Elang duduk di kursi plastik yang ada di samping sofa Tasya. Mereka memberhentikan penyerangan bantal sofa. Dan mulai fokus ke Elang.
"Kapan lo mau serang mereka? "
Tanya Gathan serius. Tasya dan Odit mulai serius setelah mendengarkan apa kata Gathan.
"Nanti Malam..! "
Sahut Elang yang kembali duduk. Tasya terkejut dan mengkerutkan dahinya. Ini bukan masalah mereka tetapi mengapa mereka malah bersedia membela Tasya.
"Eitss.. Kalian ngga boleh nyerang mereka"
Ujar Tasya menlerai Elang dan teman - temannya karena ini terlalu berlebihan menurutnya.
"Kita gini juga karna lo! "
Sahut Elang menatap mata Tasya dengan tajam.
"Gua ngga mau ya kalian berantem!"
Jawab Tasya. Gathan dan Odit tak tahu harus membela siapa diantara mereka berdua.
"Mereka ngga akan kapok Sya kalau kita ngga lawan. Apa lo mau terus ---"
"Lo tau ngga sih gimana perasaan gua. Gua ngga mau kalian semua luka karena gua! Ini masalah gua, gua ngga mau kalian terlibat.. Gua ngga mau.. "
Ucap Tasya serius. Namun peleraian Tasya langsung di potong oleh Elang.
"Gua ngga mau lo kenapa - napa Sya! Gua ngga mau lo disakiti sama Alvin..! Lo itu jangan keras kepala, lo sedang dalam bahaya! "Sahut Elang. Odit langsung menutup telinganya karena Odit merasa ini adalah pertengkaran dalam rumah tangga yang tak patut Odit dengar.
"Gua takut Lang, Gua takut kalau Alvin malh berbuat sesuatu sama kalian. Gua ngga mau kalian kena imbasnya"
Ujar Tasya yang matanya sudah mulai membawang.
"Sya, Lang.. Gua tau maksud kalian itu semua benar, gua sendiripun bingung harus setuju yang mana. Lang, lo tau leaders dari geng ression yang masih di cap hitam dan belum diketahui siapa nama dan bagaimana bentuknya? "
Kata Gathan berusaha untuk menengahi masalah ini.
"Iya Men, apa kata Gathan benar. Lang, kalau kita nyerang tuh oranag secara tiba - tiba yang ada kita mati konyol disana! "
Sahut Odit membuka telinga dan memberanikan diri untuk angkat bicara.
"Lang, lo jangan gegabah.. Gua ngga papa jika harus Diterke tiap hari, toh lama kelamaan gua bakal terbiasa. Yang gua ngga mau itu buat kalian kenapa - napa karena masalah gua"
Ujar Tasya memohon kepada Elang. Air mata Tasya lolos kembali, namun ia berusaha untuk menghapusnya meskipun air mata itu selalu lolos dari pelupuk matanya.
Tak ada yang bisa diubah dari sebuah takdir. Begitupun dengan sebuah kehidupan yang tak kita inginkan semestinya. Tuhan punya cara yang adil untuk menulis skenario dari setiap mahluk ciptaanNya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Metamorfosa
Genç Kurgu"Kamu cepat sekali berubah.. Sepertinya kamu sedang bermetamorfosa untuk mencari jati diri kamu" "Jangan terlalu dingin nanti tambah sayang" "Saya tidak takut kamu membenci saya, karena selama ini kamu selalu ada buat saya"