Once - 2

2.5K 177 6
                                    

Siang yang terik meski tidak terasa hingga kedalam ruangan. Hawa yang tidak biasa tentulah saja bisa tertebak jika diluar pasti suhunya sedang kurang bersahabat.

Diruangan itu Seolhyun masih berdiri saja, memperhatikan Taehyung yang belum juga bergeming mengalihkan atensi padanya. Disela-sela ia memperhatikan, disitu pulalah Seolhyun tidak hanya sekali bertanya-tanya dalam benaknya, mengapa pria semuda Kim Taehyung sudah mengalami hal mengerikan itu. Depresi.

Kim Taehyung. Putra pewaris tunggal Kim Dohwan, pemegang saham terbesar MK corporation.

Bukankah hidup pria itu sempurna? Bahkan tanpa harus bekerja pun pria itu sangat mudah mengelilingi dunia. Lalu kenapa dia bisa dalam keadaan seperti sekarang ini? Retorik sekali.

Terlebih lagi bahkan keluarganya tidak ada yang pernah datang kemari. Pikir Seolhyun sembari menantikan jawaban dan respon Taehyung ketika Seolhyun memberikan pria itu instruksi untuk menelan lagi obat yang entah sudah habis berapa botol pria itu tenggak sepanjang setahun terakhir.

"Hana..." ucap pria itu sembari mencoba berdiri. Suaranya lemah, bahkan terdengar seperti racauan.

Menopangkan seluruh beban tubuhnya dikedua kakinya yang masih sedikit lemas karena sedari siang lambungnya baru terisi sup hambar yang juga dibawa oleh gadis yang sama.

Tatapan Taehyung tidak lagi menghadap tembok, melainkan menghadap gadis itu.

Pipi yang tirus, bibir yang berisi serta matanya yang bulat. Sungguh sorot pria itu seperti menginterogasi Seolhyun, menelanjangi gadis itu dengan tatapannya yang nyatanya membuat Seolhyun mulai merasakan takut akan sikap Taehyung yang tiba-tiba berubah.

Pandangan matanya tidak lagi kosong seperti biasanya, sorotnya bahkan terlihat menyiratkan kerinduan yang teramat.

Seperti mencari sosok lain dalam diri Seolhyun.

Seolhyun mulai mengangkat tumitnya, memundurkan langkahnya beriringan dengan langkah Taehyung yang semakin mendekat kearahnya.

Tatapannya mengerikan. Bahkan baru kali ini Seolhyun mendapati tatapan se intens itu dari pria yang sudah dia rawat 2 bulan terakhir.

"Maaf Taehyung-ssi, tapi anda harus meminum obat ini," ucap Seolhyun patah-patah, terlalu gugup didepan pria sedekat itu. Bahkan sekarang punggungnya sudah menabrak tembok dingin itu dengan tidak elegan sama sekali.

Tidak ingin munafik Seolhyun memang mengagumi paras Taehyung, tampan dan manly. Tidak akan ada yang menyangkal fakta bahwa pria dihadapannya kini itu tampan, bahkan kelewat tampan.

Sangat menyayangkan pria sesempurna Kim Taehyung mengalami hal semacam itu.

"Maaf tuan, aku harus segera pergi," ucap Seolhyun lagi. Panggilannya berubah, tidak ada 'Taehyung-ssi' atau 'Taehyung-ah', melainkan 'Tuan' bagi Seolhyung yang langsung menyadari lagi bahwa dirinya hanya sebatas perawat yang sedang bertugas.

"Aku... Aku akan segera kembali," ucap Seolhyun setengah terbata, seperti sedang mendominasi percakapan, bukan percakapan tapi hanya monolog dirinya sendiri.

Menarik diri dari presensi Taehyung adalah yang dilakukan gadis perawat itu. Batinnya lantang berteriak bahwa dirinya sungguh tidak ingin terlalu terjebak oleh pria 'gila' itu. Namun sekarang, bahkan tanpa disadari pun sebenarnya Seolhyun sudah terjebak agak dalam.

Seolhyun menaruh nampannya disebuah meja kecil disamping ranjang besi yang biasa digunakan Taehyung untuk tertidur, sebelum dirinya memutuskan untuk melenggang dari sana.

Tentu saja Seolhyun tidak melupakan tugasnya, sebelum ia pergi, ia sudah memberikan titah kepada pria yang nampak tidak bergeming di pijakannya untuk segera meminum obatnya.

Akhirnya pintu tertutup tanda seseorang yang lewat sudah berlalu dari sana. Seolhyun akhirnya meninggalkan Taehyung seorang diri disana. Membiarkan Taehyung dengan sensasi kesepian yang nyatanya telah merenggut kewarasannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
[ ]

Redemption ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang