Once - 3

1.7K 166 1
                                    

Dengan kaki yang bergetar serta tangan yang masih gemetar. Pelipis yang mulai basah karena panas keringat dingin yang mulai bercucuran karena pria itu. Seolhyun tidak benar-benar pergi, ia bersembunyi dibalik kabinet diluar ruangan Taehyung.

Melongokkan kepalanya sembari berhati-hati sekali, takut-takut jika pria itu menyadarinya ia masih ada disana. Bukan tanpa tujuan Seolhyun ber-kosplay seperti penguntit, ia hanya ingin memantau pasiennya, dengan sedikit mengintip hanya untuk memastikan apakah pria Kim itu meminum obatnya atau tidak.

Seolhyun nampak tersenyum, melihat Taehyung mengambil dua obat yang dibawanya dengan dua jemari panjangnya. Kemudian memasukkannya kedalam mulutnya lalu didorong oleh tegukan air bening yang pria itu minum dari bibir gelas tinggi itu.

Lega telah melihat pasiennya sudah meminum obatnya. Membuat Taehyung rajin makan dan tidak lupa minum obat adalah tugasnya sebagai seorang perawat.

Sift nya harusnya berakhir bebarengan dengan bel jam 12 tadi, tapi Seolhyun sedikit mengulur waktu untuk bertahan disana sebentar karena perlu diingat bahwa pasiennya bukanlah orang sakit biasa yang akan dengan mudah menurut apa yang dikatakan perawat. Pasien disini semuanya sudah menyandang satu kategori, 'gila'. Tentu sudah bisa ditebak, karena ini adalah rumah sakit jiwa. Jadi terpaksa lah Seolhyun harus menambahkan waktu ekstra tanpa masuk bayaran lembur. Baiklah. Harusnya  Seolhyun tidak boleh mengeluh kan? Iya. Itu kan tugasnya. Sebagai perawat, yang dulunya adalah profesi impiannya.

Setelah merasa tugas hari ini selesai, akhirnya Seolhyun memutuskan untuk pulang kerumah, melenggang melewati lorong gelap dengan cahaya terang dari puluhan pintu bilik yang berisi orang-orang yang bernasib sama seperti Taehyung.

"Jangan biarkan aku yang jadi gila karena pesonamu, Kim Taehyung-ssi."

.
.
.
.
.
.
.
.
[ ]

Redemption ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang