Once - 8

1K 128 0
                                    

"Jungkook-ah, apa yang kau lakukan hah?!" ucap keras Taehyung setelah membuka resleting tenda yang menghadap kearahnya. Ingin diam saja tapi mulutnya lebih dulu bereaksi. Harusnya Taehyung tidak terkejut dengan pemandangan yang membuat matanya ternodai.

Taehyung berpura-pura menutup matanya dengan telapak tangan panjangnya, melihat sahabat yang sudah dianggap seperti adik kecilnya yang sudah berani melakukan 'itu' nyatanya membuat Taehyung sedikit ngeri. Atau lebih tepatnya ia juga ingin melakukannya, namun ia belum ingin. Ia masih lebih tertarik pada cinta manis yang lebih mengedepankan romansa sederhana daripada cinta panas seperti yang Jungkook lakukan, yang mungkin sudah sangat lazim di negaranya.

Berani taruhan bahwa Taehyung tidak berniat mengintip ataupun mengganggu aktivitas Jungkook didalam tenda bersama Sewon, kekasih Jungkook. Taehyung hanya berniat memberitahu keduanya bahwa ramen yang Hana buat sudah matang, dan ingin mengajak keduanya untuk makan bersama.

Namun yang Taehyung dapati dengan sepasang jelaganya adalah Jungkook dan Sewon yang sedang berusaha saling memuaskan dengan bibir mereka, pertukaran saliva yang menjijikkan tapi terlihat sangat memabukkan bagi keduanya.

Beberapa detik setelahnya Jungkook kemudian tersadar oleh presensi Taehyung setelah mendengar satu kalimat Taehyung yang membangunkan keduanya dari sensasi nikmat yang sedang dirasakan oleh muda mudi itu.

Keberadaan Taehyung membuat pemuda didalam tenda sedikit malu-malu kucing, merasa ketahuan oleh Taehyung telah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan oleh orang dewasa.

Tentu saja, Jungkook saat ini baru 19 tahun, bukankah belum legal ia melakukannya?

"Apa kalian akan kenyang hanya dengan melakukan itu?" ucap sarkas Taehyung membuat Sewon tertunduk, sedangkan Jungkook hanya cengengesan memperlihatkan deretan gigi putihnya dengan dua gigi besarnya yang membuatnya terlihat seperti kelinci.

"Hana sudah menunggu kalian," ucap Taehyung sebelum akhirnya meninggalkan tenda dan menghampiri Hana yang sedang menyiapkan beberapa mangkuk plastik yang sengaja dibawanya didalam ransel birunya.

"Kau kenapa?" tanya Hana setelah melihat mimik muka Taehyung yang tidak biasa.

Taehyung tidak menghiraukan pertanyaan Hana yang terlontar untuknya. Ia hanya menyelesaikan beberapa langkah  kemudian duduk disamping Hana dengan tatapan yang masih terus mengarah pada api unggun kecil yang menyala. Sengaja. Taehyung ingin penerangan, dan Hana membutuhkan untuk memasak ramen nya.

Taehyung beberapa kali mengarahkan telapak tangannya kearah api, berharap bias dari api itu sedikit membantu tubuhnya melawan hawa dingin pesisir yang semakin tajam menusuk kulit, padahal Taehyung sudah memakai baju hangat.

Air mukanya kembali bersinar. Menatap Hana lamat-lamat dan dalam adalah kebiasaan Taehyung yang sangat menyenangkan bagi pria itu. Tidak ada yang berubah dari paras kekasihnya itu meskipun Taehyung memandanginya sepanjang malam. Hanya saja Taehyung jadi tidak bisa melupakan tragedi tenda yang ia saksikan beberapa saat lalu.

Taehyung akhirnya mengalihkan atensinya, sedetik kemudian ia mendengus kesal. Jungkook benar-benar memancing naluri pria nya untuk segera terpuaskan.

"Tidak apa-apa," sahut Taehyung seadanya, karena dia pikir Hana sudah mengetahui seperti apa kelakuan Jungkook.

"Apa kelinci bongsormu berbuat ulah?" Hana mencoba menebak apa yang dilakukan Jungkook bersama Sewon didalam tenda dengan resleting rapat tanpa penerangan itu. Menebak sesuatu yang membuat air muka Taehyung menjadi sedikit kesal. Kesal padanya atau pada dirinya sendiri. Ia masih mencoba menerka itu, sebisanya.

Taehyung menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri secara teratur. Mengisyaratkan bukan hal itu yang membuatnya berpikir sekarang. Ia kemudian menggeser duduknya hingga Hana merasa kulit pahanya tersentuh oleh paha Taehyung yang terbungkus celana bahan begitu rapat . Jarak duduk pun sudah dikikis habis oleh Taehyung.

Taehyung masih menatap lurus kedepan, masih hamparan luasnya samudra yang memenuhi jendela kehidupannya, mengabaikan kekasihnya sejenak untuk mengagumi ciptaan Tuhan yang lain selain Lee Hana.

Taehyung terlihat sama sekali belum berniat menciptakan percakapan empat mata yang saling berhadapan dengan gadisnya.

Hana pun sama, pandangan matanya hanya mengikuti kemana Taehyung menatap sambil menunggu ramennya matang. Nyatanya benar, hanyalah ada beberapa bintang dilangit malam yang bertebar berantakan diatas air tenang yang seolah mampu menenangkannya.

Taehyung akhirnya mengakhirinya. Ia tahu Hana nya pasti sedang cemburu pada bintang yang mengalahkan presensinya disamping Taehyung. Tangan kanannya menggapai telapak mungil kekasihnya, menggenggam, kemudian mencium punggung tangannya dengan sangat lembut.

Hana menoleh, menatap sayu kekasihnya yang ia tahu sangat mencintainya. Tidak perlu Taehyung mengatakan bahwa ia mencintai dirinya. Dari matanya saja, Hana sangat tahu bahwa Taehyung sangat mencintainya.

"Hana-ya. Bisakah kau menjawabku dengan jujur?" ucap Taehyung tiba-tiba. Dengan nadanya yang melirih sukses membuat Hana sedikit berdebar.

.
.
.
.
.
.
.
[ ]

Redemption ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang