Once - 21

832 95 2
                                    

Pekerjaan akan tetap menjadi pekerjaan. sesuatu yang mengikat kendati adalah sebuah kewajiban untuk memenuhi apa yang seharusnya memang dipenuhi. Gaji bulanan yang diterima tentu saja bukan uang yang jatuh dari langit tanpa pengorbanan. Kerelaannya dibayar. Keiklasannya dipertimbangkan. Serta dedikasinya diperhitungkan. Itulah dunia, dimana mata melihat dan telinga mendengar akan selalu menjadi dominan kala hati mencoba berkokoh diri lalu masuk namun sialnya berakhir selalu gagal untuk menerobos dinding tebal realistis itu.

Begitu pun juga berlaku pada sesosok manusia yang sudah rapih sekali dengan setelan perawatnya. Pekerjaan yang memang menjadi impiannya semenjak dahulu. Choi Seolhyun sudah berada dirumah sakit pagi buta sekali. Tentu saja untuk bekerja, namun lebih daripada itu, ada sesuatu yang sangat mengganggu pikirannya akhir-akhir ini. Siapa lagi? Tentu saja; pasiennya, Kim Taehyung. Pemuda gila yang  sayangnya Seolhyun tidak pernah bisa sepenuhnya mengatakan atau mengakui bahwa pria Kim itu gila.

Sekarang baru saja pukul setengah delapan pagi, namun gadis itu sudah harus mulai sibuk dengan nampan dikedua tangannya yang berisi semangkuk bubur pagi khas rumah sakit yang baginya tidak ada rasanya itu, dengan segelas air putih yang tertutup dengan tutup gelas berwarna putih tulang. Tidak ketinggalan pula sebotol pil yang biasa diminum oleh pasiennya itu. Bukan obat yang hanya akan membuat ingatan pasiennya semakin melemah. Itu hanyalah vitamin dan beberapa protein yang telah diekstrak, kendati pria itu terlalu kurus karena sering sekali menolak makan dan memilih untuk tidur dengan kondisi perut yang jelas-jelas kosong tanpa isian selain air putih yang langsung pria itu tenggak hampir dua gelas dalam dua menit.

Lorongnya lumayan jauh dari kantor utama. Langkahnya pelan namun pasti, sesekali hampir berlari namun sekarang gadis itu telah berjalan dengan bunyi ketipak fantofelnya yang mengikuti setiap langkah yang ia ayunkan menapak lantai untuk tumitnya terlebih dahulu. Sepatu putih dengan hak setinggi 5 senti itu akhirnya berhenti setelah seseorang memanggil namanya.

"Perawat Choi?" terdengar seseorang memanggil gadis yang sedang berjalan dengan nampan dikedua tangannya.

Gadis itu pun berbalik sejenak untuk melihat siapa yang memanggilnya, walaupun ia sendiri sudah tahu siapa dibalik suara itu. Suara berat yang renyah, yang sesekali mengunjungi ruangan pasiennya itu untuk membawa si pria Kim itu ke ruangannya. Jelas untuk terapi psikiater. Cukup mengejutkan karena setelah satu tahun berjalan, dokter Jung belum mendapatkan informasi apapun terkait apa yang membuat Kim Taehyung sampai masuk rumah sakit jiwa.

Tentu saja bukan perkara dokter Jung itu tidak pandai bermain logika, namun ada sesuatu yang memang tidak bisa dipaksakan. Dokter Jung tentu tidaklah buta informasi atau berita yang berhasil membuat dirinya seperti terhantam kenyataan. Nyatanya, Kim Taehyung adalah satu-satunya korban selamat dari peristiwa ditepian pantai Busan saat ombak besar tiba-tiba menyapu pesisir dengan ganasnya. Tsunami yang radarnya tidak terdeteksi badan Geografi sama sekali. Tahu-tahu saja, tidak ada tanda-tanda apalagi himbauan, semuanya terjadi secara tiba-tiba.

Dokter Jung juga telah mendengar kabar bahwa Taehyung datang bersama rombongan. Bukan rombongan traveling, tapi teman-temannya dan rumornya juga ada kekasihnya disana. Mereka semua seperti tidak berasal dari keluarga kelas elit yang pasti terkenal sebagai calon pewaris walaupun sebelum resmi dikenalkan, tapi selalu diawasi oleh bodyguard yang tidak hanya satu. Dari keempatnya, hanya Kim Taehyung lah yang mampu dikenali kendati dirinya memang anak dari konglomerat Seoul. Namun bukan itu yang menjadi fokus dokter Jung untuk kasus dan pasien yang sekarang sedang berada dalam penanganannya itu, melainkan sirat ketakutan yang selalu terlihat didalam mata Taehyung saat dirinya menanyainya. Mungkin sedikit banyak ada rasa bersalah yang menghuni namun dokter Jung juga tidak yakin akan hal itu, kendati Taehyung tidak pernah angkat bicara saat dilempari pertanyaan yang menyangkut hari malang itu.

Jujur saja dokter Jung jadi sedikit kesulitan. Fakta yang sulit sekali terkuak lantaran si Kim Taehyung itu tidak sama sekali mau berbicara. Atau setidaknya memberi petunjuk padanya meskipun hanya setitik deheman atau anggukan. Meskipun seringkali dokter Jung melihat sirat lain didalam matanya, tetap saja Kim Taehyung selalu berusaha menyembunyikannya dibalik sorot datar yang malah sulit sekali tertebak.

Seolhyun sering kali mendengar beberapa fakta tentang pasiennya itu dari dokter Jung. Berbicara layaknya seorang yang memiliki kedekatan khusus membuat dokter Jung sedikit mempercayai gadis itu untuk ikut sedikit menampung informasi tentang anak konglomerat Seoul yang tiba-tiba menjadi 'seperti itu' setelah peristiwa mengerikan di Busan itu terjadi.

Dokter Jung. Tidak biasanya dokter pria itu mencarinya. Ada apa? Pagi-pagi sekali?

"Ada apa dokter Jung?" ucap Seolhyun setelah pria itu sampai disampingnya. Langkah keduanya berhenti disatu pijakan, dengan netra yang berusaha saling membaca situasi, namun berakhir tidak saling menemukan apapun. Keduanya harus berbicara setidaknya untuk mengetahui maksud masing-masing, tentu dalam situasi kali ini, adalah; perkara dokter Jung yang tiba-tiba saja menghampirinya bahkan disaat pekerjaannya baru saja akan dimulai.

"Bisakah kita bicara sebentar?" tanya dokter Jung yang langsung di suguhi raut tanya dari sang gadis perawat. Lagi-lagi, Ada apa memangnya?

"Tapi aku harus memberikan sarapan dan obat untuk pasienku dulu." sahut Seolhyun ramah. Memang benar, ia datang pagi-pagi sekali tujuannya untuk memberikan pasiennya sarapan dan membuat pasiennya itu mau menelan pil vitaminnya. Tentu saja untuk membuatnya tetap sehat, kendati jiwanya mungkin telah melayang. Atau boleh saja dikatakan, raganya memang hidup, namun jiwanya mati setelah sekian lama.

"Kim Taehyung mungkin menungguku." ucap Seolhyun lagi dan langsung ditanggapi anggukan cepat oleh dokter Jung. Entah kenapa, semakin lama dirinya semakin penasaran tentang pasiennya itu, terlebih dokter Jung terlihat sangat serius sekali mengatakannya.

Dokter Jung pun mengangguk paham akan sirat khawatir didalam mata perawat Choi itu. Bagaimana pun perawat Choi tentunya bertanggung jawab akan kesehatan pasiennya selama menjadi perawatnya.

"Ini juga tentang pasienmu, Kim Taehyung." ucap dokter Jung lalu kemudian berbalik memutar tumit dengan perawat Choi yang mengekor dibelakangnya setelah mengangguk.

.
.
.
.
.
.
.
[ ]

Redemption ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang