Once - 20

860 95 0
                                    

Binar berbintang gemintang di cakrawala pekat yang menyejukkan mata. Semilir angin yang menerbangkan surai pun tak ayal menjadi sesuatu yang menggelitik hatinya. Taehyung merasakan kedamaian malam ini. Bagaimana dirinya bisa menikmati waktunya dengan orang-orang yang ia cintai dan ia kasihi dalam hidupnya. Ia tidak ingin semua yang terjadi didalam rumahnya ia bawa hingga akhirnya ia larut didalamnya. Ia tidak ingin, sekalipun ia juga tak bisa melupakan bagaimana dulu keluarganya adalah rumah untuknya, namun semenjak ibunya meninggal karena overdosis alkohol, ia merasa bahwa ia juga sekarat sama seperti ibunya, namun dalam konteks yang berbeda. Lebih pedih dan lebih perih. Bayangkan saja Taehyung harus menyaksikan ayahnya yang bahkan seperti tidak menganggapnya ada saat ibu tirinya selalu mencuri-curi kesempatan untuk merebut perhatian sang ayah.

Muak sekali! Tapi apalah dayanya, selingkuhannya yang sekarang menjadi istrinya itu cantik sekali, terlihat pandai juga di ranjang. Dan bagi Taehyung, daripada malam-malam sebelumnya, tidak ada malam yang lebih indah dari malam ini.

Sedikit smirk terukir disudut bibir kanannya. Ia merasa dirinya tidaklah bodoh hanya untuk memahami bahwa ayahnya telah membohongi publik tentang kematian ibunya. Sialan! Wanita itu sungguhan gila! Rasanya kata benci pun tak akan cukup bagi Taehyung untuk mengungkapkan betapa ia tak pernah bisa menerima keputusan sang ayah untuk menikahi wanita gila itu. Sempat berpikir pula bahwa mungkin ayahnya buta, bagaimana bisa tidak melihat kelicikan manusia itu didalam matanya yang jelas-jelas hanya mengincar hartanya. Tapi ya bagaimana lagi, mungkin ayahnya sudah terlanjur termakan oleh rayuan manis dan pelayanan VVIP diranjang yang berderit dan berisik oleh desahan.

Wah! Dasar Jalang!

Sudah dibilang, malam ini adalah malam terindah. Bersama ketiga orang yang paling dekat dengannya membuat hatinya yang dingin kembali menghangat. Hangat akan dekapam yang jauh nan berjarak rasanya jutaan mil. Ibunya sudah tenang di surga, meninggalkan dirinya yang bahkan tak pernah sedikitpun merasa tenang semenjak kepergiannya. Hidupnya kacau meskipun dirinya masih diberi hak untuk ikut menikmati harta kekayaan ayahnya yang melimpah ruah itu. Uang, mobil dan segalanya. Namun untuk kasih sayang? Jelas dirinya kalah telak. Jika boleh memilih, maka Taehyung hanya ingin keluarga sederhana dengan kehangatan yang ia rindukan seperti saat dulu ayahnya belum seegois sekarang, saat keluarganya masih sederhana. Belum memiliki bisnis seperti sekarang. Iya, Taehyung merindukan itu.

Namun terlepas dari semua itu, Taehyung tidak ambil pusing juga. Dirinya bisa menikmati harta ayahnya meskipun kasih sayang tak pernah ia rasakan lagi. Ia hampa, setidaknya sampai ia bertemu dengan seorang gadis bernama Lee Hana. Ya dirinya seperti merasa penuh. Setidaknya untuk dirinya sendiri dan semestanya bersama Lee Hana.

Peristiwa besar yang terjadi padanya beberapa bulan terakhir cukup membuat Taehyung terguncang. Ia sungguhan rasanya ingin gila. Ayahnya dan adik tirinya yang tak ingin munafik, dia sangat cantik. Tapi, lakunya seperti iblis. Sama seperti ibunya yang pandai sekali merebut atensi. Ia membencinya meskipun ia sempat menonton film bersama untuk berpura-pura seperti kakak adik yang akur untuk dikenalkan kepada publik. Iya jangan lupakan bahwa perusahaannya selalu menuntut reputasi baik agar nilai sahamnya tidak merosok turun.

Nyatanya bukan hanya karena anggota keluarganya bertambah, atau kasih sayangnya yang berkurang.

Melainkan tentang perkataan Hana tentang pernikahan yang membuat Taehyung sedikit tidak yakin akan itu.

Taehyung memiliki sedikit trauma pada pernikahan, setelah menyaksikan perceraian ayah dan ibunya dipersidangan beberapa tahun yang lalu. Sekitar 5 tahun yang lalu. Peceraian yang entah sebuah pembunuhan berencana atau teror yang membuat ibunya memutuskan untuk minum alkohol hingga mati. Taehyung tidak ada disana, setidaknya sampai ibunya meregang nyawa dan dirinya baru saja sampai  saat asisten rumah tangga yang ibunya sewa menemukannya telah menjadi mayat dengan puluhan botol alkohol yang berserakan tanpa isian. Sudah jelas, ibunya mati karena overdosis.

'Untuk apa menikah jika pada akhirnya memutuskan untuk berpisah?' Begitu pikir Taehyung yang terkesan tidak pernah memandang sakral apa itu pernikahan.

"Kau harus melamarku Kim Taehyung-ssi. Atau Jeon Jungkook akan dengan mudahnya mendahuluimu," ucap Hana dengan sesekali tersenyum simpul setelah kalimat panjangnya selesai. Ia semoat memperhatikan Taehyung yang beberapandetik melamun. Berusaha memecah keheningan agar Taehyung kembali mengucap setidaknya beberapa kata.

"Aku akan melamarmu malam ini," ujar Taehyung mantap. Nada bicaranya tidak terdengar ragu sama sekali. Terlihat sepertinya Taehyung sedang sangat serius.

Sungguh sebenarnya Hana sedikit terkejut. Mengingat ia sendiri juga tahu tentang betapa tidak percayanya seorang Kim Taehyung pada hal yang bernama 'pernikahan'.

Baiklah, Hana harap kali ini Taehyung sedang tidak bercanda.

"Hyung? Ohhh? Benarkah? Waaahh betapa beruntungnya kau noonaa!!"

Teriak Jungkook sambil menepuk-nepuk bahu Taehyung serta sesekali menyenggol bahu noona nya itu untuk sekedar memberikan ledekan unfaedah pada Hana.

"Ohh benar, betapa beruntungnya aku akan menjadi Nyonya Kim Hana. Iyakan Jungkookie?"

Bukannya menghentikan ledekan Jungkook, Hana malah dengan senang hati meladeni ledekan yang juga ia gunakan untuk mengetes keseriusan dari kalimat yang terlontar oleh mulut kekasihnya itu. Dan Jungkook yang merasa direspon pun menjadi sangat bersemangat sekali menyambut respon itu. Dirinya mengangguk pasti, ia mengiyakan apa yang Hana tanyakan padanya. Harusnya retorik, tapi sepertinya Hana Noona membutuhkan konfirmasi resmi dari dirinya. Selain anggukan dia juga mengatakan hal yang tak kalah mengejutkan.

"Ayolah Hyung, aku ingin menggendong keponakan.!!"

Jungkook merengek gemas, namun Hana sukses melongo. Bukan bukan itu yang Hana maksud. Rasanya ingin menimpuk kepala Jungkook yang isi kepalanya hanya tentang 'panas-panas' saja itu dengan panci ramyun. Wah, apa dia salah telah meladeni gurauan Jungkook yang ternyata mengarah pada hal yang membuatnya ingin segera menikah?

Taehyung itu cukup sulit diajak berbicara serius, apalagi tentang ikatan. Namun, sepertinya sekarang ia sendiri lah yang sedang diuji oleh keseriusan Taehyung. Sungguhan? Taehyung sepertinya telah mengumpulkan tekad beberapa hari kebelakang untuk mengatakannya. Ia berani jamin, Taehyung masih dalam tahap meyakinkan dirinya sendiri, meskipun pria itu sedang berusaha meyakinkannya.

Memilih untuk tidak menghiraukan Jungkook yang semakin di ladeni pasti nanti akan semakin melantur pembicaraannya. Tipikal si otak bar-bar tapi belum siap melakukannya. Oh maksudnya belum siap menanggung konsekuensinya. Ya, Jungkook pasti seperti pria pada umumnya yang lebih nyaman bermain tanpa pengaman. Ia selalu bilang akan menunggu waktu yang tepat saja. Lalu Taehyung tiba-tiba beranjak, tanpa menghiraukan dua orang yang ia tahu sedang berusaha membuat lelucon atas kalimatnya barusan kepada Hana.

Untuk saat ini, hanyalah Park Sewon yang terlihat sangat kalem diantara semuanya. Tidak banyak kata yang keluar dari mulutnya, apalagi ledekan yang seperti Hana dan Jungkook utarakan untuk Taehyung. Membuat Taehyung kadang berpikir, bagaimana bisa gadis setenang Park Sewon mau berkencan dengan pria sepecicilan Jeon Jungkook.

Baiklah mungkin karena baru kali ketiga Jungkook mengajak Sewon berkumpul dengan Hana dan Taehyung. Tetapi meskipun begitu, Sewon terlihat bukan gadis serampangan. Wah, beruntung sekali Jungkook. Harusnya Jungkook bersyukur mendapatkan kekasih yang tidak pecicilan seperti mantan kekasihnya dulu yang hobi sekali bermain pria, membuatnya geram setiap kali Jungkook bercerita setelah berhasil memergoki beberapa kali mantan kekasihnya terlihat jalan berdua dengan pria lain setelah membohonginya katanya akan mengerjakan tugas kuliah. Sialan! Memang mantan Jungkook, gadis itu, Han Yura. Sudah biarkan saja, karma masih berlaku. Hukum tabur tuai juga tidak akan hilang tertelan era modern.

"Mau kemana?!" tanya Hana setelah melihat Taehyung beranjak berdiri dan mulai berjalan meninggalkannya tanpa sepatah katapun.

"Mengambil sesuatu." ujar Taehyung setelah ia menunduk dan masuk kedalam tendanya.

.
.
.
.
.
.
.
[ ]

Redemption ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang