Once - 24

767 91 0
                                    

"Taehyung-ah?"

"Kau dimana?"

"Apa kau meninggalkanku?"

"Taehyung-ah?!"

"Jungkook-ie?"

"Sewon-ah?"

"Kalian--jangan bercanda?!"

"Kim Taehyung!!"

Membersamai pekat yang terlihat begitu pongah membungkus samudra. Ombak bergelung santai dengan beebrapa kali terdengar deburan merdu yang menjadi teman malam 4 orang yang sedang bermain dengan beberpaa permainan konyol. Dengan mata yang juga menelan kegelapan yang sama, membuat gadis cantik itu hanya bisa memanggil-manggil teman-temannya agar setidaknya menyahut panggilannya.

Seorang gadis berjalan semakin jauh dari pesisir. Langkahnya terus berjalan tak teratur tanpa arah. Menyusuri setiap inchi pasir basah yang mulai tergerus ombak yang semakin mendekat. Menggapai kaki sang gadis yang tidak mengenakan alas sama sekali, alasannya jelas sama, yaitu pria Kim itu sama sekali tidak mengijinkannya mengenakan alas. Katanya, akan lebih indah jika kaki jenjang sang gadis  langsung menyatu dengan alam, dengan gelang kaki yang terpasang dikaki kanannya membuat bunyi gemerincing lembut yang membuat Kim Taehyung sangat senang. Iya, itu hadiah Taehyung dua bulan yang lalu, tepat dimana hari itu adalah hari ulang tahun sang gadis bermarga Lee itu.

Tangannya dengan aktif menggapai-gapai udara, kedua matanya yang tertutup kain sungguhan telah membuatnya tidak bisa berbuat apapun selain meraba awang tanpa ujung didepannya. Dengan pandangan yang sepenuhnya gelap,dan berbekal keyakinan bahwa Kim Taehyunh tidak akan meninggalkannya.

Alasan konyol dan klasik. Seperti kisah romeo dan juliet yang masih menjadi trend kisah romansa yang paling digemari jutaan komunitas diseluruh dunia. Rela mati demi satu sama lain. Namun kembali lagi ke realita yang ada. Ini dunia fana dan rusak. Dimana kemanusiaan hanyalah sebuah ucapan. Dimana rasa empati hanyalah sebuah citra diri. Refleksi atas perlakuan manusia adalah dengan bagaimana cara kita memperlakukan. Hukum timbal balik yang selalu diagungkan nyatanya selalu saja membuat hukum kausalitas berjalan dengan begitu baik. Tabur tuai. Sama saja. Keduanya sama.

Hanya manusia yang memanusiakan manusia lah yang masih bisa disebut manusia.

Lee Hana. Gadis dengan kegelapan yang menyelimutinya. Masih dengan sesi meraba udara dengan satu lagi harapan. Untuk kali ini saja, harapannya hanya satu, yaitu menemukan pria itu, Kim Taehyung.

Pria itu. Pria yang tiba-tiba saja menyuruhnya untuk memakai penutup mata lalu meninggalkannya seorang diri. Dengan hanya kata terakhir yang terdengar; "Hana yaa temukan aku, dan aku akan memberimu hadiah."

"Brengsek!" umpat Hana dalam hati. Menyadari bahwa Taehyung memang kurang ajar. Memangnya apa yang akan Hana dapatkan setelah menuruti permintaan Taehyung yang lebih seperti permainan bocah ini.

Hana masih tidak menyerah, langkahnya semakin tak tentu arah. Menyadari diri sendiri bahwa langkahnya kian memjauh entah kearah mana. Hana berhenti sejenak. Menunggu beberapa saat untuk memastikan ia tidak sedang berada telalu jauh dari pesisir.

Nihil. Ombaknya tidak sampai pada kakinya, berarti tubuhnya memang sudah tidak lagi terlalu jauh dari bibir pantainya. Bukan apa-apa, hanya saja ini malam hati dan ia takut ombak akan berganti pasang. Meskipun ia juga percaya bahwa Taehyung tidaklah akan membuatnya tenggelam, tetapi ia juga harus mawas diri kendati ia sendirilah yang menantang. Lagi pula, gadis gila mana yang mau saja dijadikan mainan oleh manusia yang katanya mencintainya. Sialan! Kim Taehyung memang terkadang brengsek juga!

Redemption ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang