Langit malam dengan bercak putih yang semakin tak terhitung dialas cakrawala yang hitam karena sang surya sudah menenggelamkan dirinya diufuk barat dari sekitar 5 jam yang lalu. Angin selatan yang dinginnya mampu menembus tulang itu pun berkali-kali menyapa dan menerbangkan surai legam seorang gadis tanpa permisi.
Suasana menjadi lain sesaat setelah Hana mendapat pertanyaan yang nampak serius dari kekasihnya, Kim Taehyung. Rasanya seperti Hana menerima sebuah dinamit hidup mengingat pertanyaan Taehyung benar-benar serius. Bahkan sekarang Hana sudah tidak lagi mempedulikan deru angin yang semakin dingin menyapa kasar kulitnya yang seputih susu itu.
"Dengan senang hati," sahut Hana dengan ceria.
Gadis itu nyatanya pintar sekali menyembunyikan rasa yang sebenarnya ia rasakan. Menyamarkan suasana atau lebih tepatnya memanipulasi keadaan. Terlebih hatinya yang terlampau berdebar lantaran Taehyung selalu saja memberinya pertanyaan yang mendadak dan tiba-tiba. Itu pun juga bukan pertanyaan sederhana, melainkan pertanyaan yang mungkin akan menentukan masa depannya bersama dengan pria itu.
Melihat betapa lihainya Hana memainkan suasana, mungkin Hana akan lebih cocok menjadi seorang aktris daripada seorang akuntan publik seperti yang digelutinya saat ini.
Hana adalah gadis yang pintar, dia adalah dewa dalam bidang perhitungan dan tentang studi per-keuangan-nan. Bukan hanya itu, terlebih disaat-saat bagaimana cara gadis itu membawakan dirinya berkumpul ditengah meeting serius, dan berbicara layaknya seorang expert, serta isi kepalanya yang selalu saja membuat semua orang kagum, terutama Taehyung. Karena itulah juga Taehyung tidak ragu menjadikan Hana sebagai kekasihnya, atau mungkin sebentar lagi Taehyung akan menjadikannya seorang Nyonya Kim. Dan membuat gadis itu menjadi seorang yang akan dipanggil dengan sebutan 'mama' oleh para benih-benih Taehyung yang akan segera Taehyung tanamkan pada gadisnya itu. Tentunya bukan sekarang, tapi nanti setelah ia berhasil membawa gadisnya berdiri bersama diatas altar dan mengucap janji suci sehidup semati.
"Aku datang," terdengar suara yang tidak asing ditelinga Taehyung dan juga Hana.
Jungkook, pria muda itu datang dengan menggandeng Sewon untuk memenuhi panggilan Taehyung memakan ramen bersama. Suara kecil yang seperti bayi saat bersama dengan Taehyung dan Hana yang sudah seperti Hyung dan Noona bagi Jungkook. Tentu suara itu akan berbeda ketika Jungkook sudah berada dilingkup dewasanya, suaranya berubah menjadi berat dan manly. Tebakan, Sewon lah yang paling sering mendengar suara 'seksi' itu, terkhusus disaat-saat seperti yang Taehyung lihat beberapa menit yang lalu.
Taehyung yang menyadari kedatangan Jungkook dan kekasihnya itu pun langsung mengalihkan atensinya pada dua orang yang langsung duduk saja di sebelah Hana, membuat Taehyung akhirnya mengurungkan niatnya untuk bertanya serius kepada Hana.
"Sudah selesai sesi panas-panasannya?" celetuk Taehyung tiba-tiba.
Sekarang giliran Hana yang mengerti mengapa Taehyung tadi menghampirinya dengan wajah kusut. Ternyata Taehyung tidak sengaja mendapati bontotnya itu sedikit bermain-main dengan gadisnya.
"Ambil piringmu itu." suruh Hana pada Jungkook.
Hana yakin sekarang wajah Jungkook memerah seperti tomat rebus. Namun sedikit beruntung karena ini malam, jadi rona kemerahan di wajah Jungkook bisa tertutupi oleh pekatnya malam.
"Lupakan."
Dengan berat hati, Taehyung benar-benar merelakan waktu untuk bermesraan dengan kekasihnya itu tersita karena kedatangan si adik laknatnya itu.
Taehyung menghela berat nafasnya, menghirup lagi dan mengembuskannya lagi lewat mulutnya.
"Mungkin nanti saja." gumamnya dalam hati. Taehyung pikir mungkin lain kali saja, atau nanti malam sebelum pergi tidur.
.
.
.
.
.
.
[ ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption ✓
Fanfiction[COMPLETED!] "Tidakkah kalian tahu bahwa air laut itu lebih kental daripada darah?" ~Kim Taehyung Publish: 19 September 2020 End : 22 Januari 2021 Credit by ©Athena Park || 2020 🏅#1 redemption (29 September 2020) 🏅#1 taehyungfanfiction (6 Apri...