Once - 5

1.4K 127 2
                                    

"Hei, melamun?" terdengar suara bariton tebal seorang pria yang telah dengan sengaja mengagetkan Seolhyun yang memang sedang duduk disudut ruangan yang sarat akan oksigen, loteng. Membawa segelas jus berwarna hijau kental, jus alpukat dan meletakannya diatas nakas kecil disebelah Seolhyun.

Gadis itu hanya duduk saja, tanpa melakukan apapun. Bersidekap dada sambil menatap nyalang kearah luar. Hanya itu, tidak ada yang lain.

Memandangi entah apa yang menarik dibalik jendela kaca yang langsung menyuguhkan pemandangan rawa-rawa yang sedikit mengerikan yang berbatasan langsung dengan indahnya langit senja. Seolhyun memang baru beberapa jam pulang dari pekerjaannya. Mengganti baju dan makan, setelah itu ia langsung menuju loteng, bukan untuk hal penting atau apapun, ia hanya berniat duduk disana seperti yang terlihat sekarang.

"Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Yoongi pada Seolhyun yang masih tidak berniat sekali membalik tubuhnya dan menghadap pria yang mengajaknya bicara.

Yoongi tidak heran sama sekali dengan sikap gadis yang bisa dibilang adalah cerminan dari dirinya.

Adik perempuan yang memiliki sifat hampir menyerupainya.

Sudah bukan rahasia lagi bagi Yoongi bahwa loteng rumahnya adalah tempat yang paling sering adiknya datangi hanya untuk menghabiskan waktu tanpa melakukan apapun. Dirumah besar yang hanya ditempati oleh Seolhyun bersama sang kakak, Choi Yoongi. Keduanya adalah dua buah balok es yang akan menghangat jika bertemu obsesi.

Membahas mengapa hanya kakak beradik itu yang tinggal dirumah sebesar itu. Tentu, orang tua Seolhyun dan Yoongi sudah lama tinggal di New York karena tuntutan pekerjaan, membuat Yoongi mau tidak mau harus mengurus adik perempuan yang 5 tahun lebih muda darinya, karena adiknya itu benar-benar bersikeras untuk tetap di Seoul dan mengenyam pendidikan perkuliahannya di Seoul.

Inilah salah satu mimpi dari anak bungsu keluarga Choi, menjadi seorang perawat agar bisa membantu banyak orang.

Entah takdir atau hanya sebuah kebetulan belaka. Sangat tidak disangka bahwa Seolhyun akan bertemu dengan putra mahkota MK group itu dalam keadaan yang sangat memprihatinkan seperti itu.

"Pria itu lagi?" tanya Yoongi setelah menyadari bahwa adiknya bahkan tidak mengindahkan eksistensinya di belakangnya. Mengabaikan pertanyaannya juga keberadaannya. Menyebalkan bagi Yoongi, tapi untuk adik perempuan satu-satunya yang sangat ia sayangi, apapun itu sikapnya, tentu tidak ada masalah.

Sebenarnya Yoongi sedikit khawatir pada adiknya itu, karena Yoongi sudah mengamati beberapa hari terakhir ini, Yoongi merasa ada yang berbeda dari diri Seolhyun. Semenjak malam itu, Seolhyun menjadi berlebihan terhadap pasiennya yang bernama utuh Kim Taehyung itu.

Sebelum pergi tidur tanpa memikirkan apakah pria itu sudah tidur atau belum? Sudah makan atau belum? Sudah minum obat atau belum? Nyatanya mustahil Seolhyun tidak melakukan itu, memikirkan Taehyung adalah hobi barunya saat ini.

Tanpa anggukan ataupun jawaban yang meyakinkan Yoongi dari Seolhyun, pria itu sudah tahu bahwa adiknya sedang memikirkan seseorang.

"Menurutmu apa yang membuat pria itu sampai depresi, Oppa?" celetuk Seolhyun secara tiba-tiba membuat Yoongi merasa keberadaannya kembali dihiraukan oleh adiknya itu. Sudah sedikit menduga bahwa adiknya akan menanyakan hal itu padanya.

"Kau akan tahu, saat kau mampu menembus benteng pertahanannya," sahut Yoongi tenang. Seperti biasa Yoongi memang sedatar itu, tapi kadang kala, mungkin sesekali dalam sebulan atau setahun Yoongi bisa menjadi kakak lelaki yang berisik. Iya, hanya sesekali.

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Yoongi tiba-tiba beranjak dari posisi duduknya.
"Ingin menonton film bersama?" tanya Yoongi.

Seolhyun sebenarnya ingin diajak jalan-jalan atau sekedar berkeliling mall oleh kakaknya itu, tapi seperti yang sudah Seolhyun tahu bahwa kakaknya adalah dewa rebahan. Dia sangatlah malas bergerak jika tidak terlalu penting. Selalu dia akan menjawab, 70% hidupnya untuk rebahan dan bersantai, 30% bergerak untuk bertahan hidup. Seperti itulah Yoongi. Choi Yoongi.

Seolhyun menggeleng.
"Aku sudah menonton semua koleksi DVD mu. Apa kau punya yang baru?" sahutnya.

Jangan pernah mengira jika Seolhyun sepolos baju seragam perawatnya. Putih, bersih, tanpa dosa. Mungkin terlihat seperti itu, tapi nyatanya tidak isi kepalanya tidak sepolos itu. Sudah bukan hal asing ketika mendapati kakaknya sedang asyik menonton blue film dikamarnya dengan popcorn sebagai camilannya. Untuk pertama kali, dulu Seolhyun saat masih SMA, Seolhyun masih bertanya-tanya film apa yang membuat kakaknya begitu betah rebahan. Namun semakin Seolhyun beberapa kali menyelusup kedalam kamar Yoongi dan akhirnya masuk tanpa segan, duduk disebelah Yoongi dan akhirnya menonton layar besar yang sedang mempertontonkan film dengan rating dewasa itu, bersama.

Seolhyun cantik, dan Yoongi tahu itu. Meskipun ia menikmati saat menonton film itu bersama adiknya, bohong jika Yoongi tidak merasakan apapun sedangkan ia adalah pria dewasa. Tapi jelas Yoongi tahu kemana ia harus melampiaskannya. Tentu bukan kepada adik kesayangannya, Yoongi masih waras. Yoongi lebih memilih pergi ke kelab dan menyewa setidaknya satu wanita yang menurutnya menarik. Tidak juga setiap hari, karena seberapa si gaji jurnalis seperti Yoongi. Walaupun ayah ibunya milyader, dia sedang ingin belajar mandiri. Tidak lucu jika ia meminta uang pada ayahnya untuk membayar wanita yang telah memberinya kepuasan di bilik kelab. Terlalu durhaka.

Mendapat gelengan teratur, akhirnya Yoongi mengedikkan bahunya. Benar yang dikatakan adiknya, ia belum membeli lagi yang terbaru, semuanya masih DVD lawas, dan benar juga yang dikatakan Seolhyun, bahwa adiknya itu sudah pernah menonton semuanya. Dan bersamanya. Terdengar gila, tapi setidaknya mereka masih menjalankan logikanya untuk tidak menjadi 'gila'.

Tidak masalah untuk Yoongi membebaskan adik perempuannya itu menikmati film itu. Usianya sudah cukup, juga Yoongi rasa ia perlu memberikan pengertian itu pada Seolhyun. Setidaknya Yoongi selalu berasumsi bahwa adiknya itu pintar, bisa memilih mana yang boleh dilakukan mana yang merugikan.

"Baiklah. Minumlah jus mu, terlalu manis, tapi kurasa kadar gulamu tidak akan naik hanya karena jus buatanku." ucap Yoongi sembari mengambil langkah kakinya tanpa menunggu sahutan adiknya itu.

Menjauh dari dudukan adiknya kemudian membuka jalan untuk dirinya turun kebawah melewati tangga gantung. Meninggalkan Seolhyun seorang diri, beserta bayangan pasien tampannya yang selalu berputar-putar dikepalanya.

.
.
.
.
.
.
.
[ ]

Redemption ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang