Once-18

852 106 3
                                    

Gadis itu masih berkutat pikir. Di tepi samudra dengan 3 orang yang sangat dia sayangi. Sorot matanya masih setia memandangi kekasihnya lamat-lamat. Berusaha menebak namun tetap saja berakhir tidak menemukan apapun. Kekasihnya kadang bisa membuat dirinya harus merenung sendiri untuk menemukan perihal yang disampaikan oleh kekasihnya itu. Hana memang belum ahli perihal menebak. Namun untuk pria seperti Taehyung saja yang isi kepalanya jauh dari kata normal people.

"Memangnya Jungkook melakukan apa? Pada siapa?" tanya Hana yang penasaran atas ucapan tidak biasa kekasihnya itu. Dia jadi berpikir mungkin kekasihnya adalah alien yang tersesat. Idiot tapi jenius dalam satu isi kepala. Untung saja tampan, jadi Hana memaafkan keabsurdannya.

Hana berpikir, memangnya apa yang dilakukan Jungkook sehingga Taehyung ingin melakukannya juga? Padahal biasanya Jungkook yang akan meniru apapun yang Taehyung lakukan.

"Jungkook-ie? Kau melakukan apa hingga membuat alien ini ingin melakukannya juga?" ucap Hana sambil melirik tajam kearah Jungkook yang sedang asik memainkan game pianotiles di ponselnya. Fokus sekali hingga Sewon yang disampingnya malah terabaikan seperti tak dibutuhkan. Tapi tetap saja Jungkook memang tukang ngardus dan bocah kecil yang berlagak ingin romantis. Lihatlah, bahkan tangan mereka saling menaut jari. Diabaikan tapi tidak dilepaskan.

Sungguh kasihan Sewon yang selalu terkalahkan oleh piano tiles di ponsel Jungkook.

Hana menggeleng heran, suaranya mungkin terlalu lembut sampai tidak bisa menembus rungu Jungkook yang keduanya tersumpal headset berwarna putih itu.

Melihat raut kesal dimimik wajah Hana, membuat Sewon ikut bertindak dengan meneplak lengan Jungkook dengan keras.

Berniat ingin menyadarkan Jungkook dari dunia game nya, malah yang gadis itu dapatkan adalah sebuah kecupan singkat dibibir lembabnya. Sewon terkejut, tapi tetap saja menikmati. Bahkan irisnya melebatlr, tapi jemarinya semakin mengerat di telapak tangan Jungkook. Mungkin ingin menolak, tapi Jungkook terlalu berharga untuk diabaikan. Apalagi bibir merah lembabnya itu.

Disisi lain Taehyung yang juga memperhatikan dua orang yang sama dengan atensi Hana, pun mengembangkan senyum kotaknya hingga membuat Hana mengerti.

Otak alien ini memang sedikit berbeda. Kepribadian 4D milik Taehyung adalah salah satu yang membuat Hana tidak bisa tidak tersenyum saat bersama Taehyung.

Rasanya ingin sekali menjambak rambut Jungkook dan melemparkannya ke tengah samudra. Hana menjadi kesal sendiri melihat bocah-bocah itu mengumbar secara terang-terangan berbagai kemesraan yang akan menyulitkan dirinya. Lihat kah? Taehyung jadi meminta macam-macam padanya. Kalau perihal ciuman tidak apa apa, karena jika ingin jujur, Hana mengakui bahwa Taehyung ahli dalam hal itu. Dia tau cara memperlakukan seorang gadis agar merasa selalu diinginkan.

Atau menurut Hana, Taehyung adalah the God kisser.

Yah, Hana jadi terbakar api gairah dimalam yang dingin ini. Lupakan sejenak dulu keinginan Taehyung untuk melakukan hal yang sama dengan yang Jungkook lakukan. Lalu, Hana saja masih dibuat tidak mengerti kenapa tiba-tiba sekali Taehyung mengajaknya berkemah di tepi pantai yang indah ini. Dan juga, kenapa harus membawa dua bocah itu? Ah baiklah, sekarang Hana mengerti. Jungkook asli anak Busan, dan Taehyung memanfaatkannya sebagai maps. Petunjuk jalan. Keren. Sudah dibilang Taehyung itu jenius luar biasa.

Jenius yang bodoh dalam beberapa hal. Tidak banyak, hanya saja Hana mengakui bahwa Taehyung bodoh dalam berkencan. Hana saja sampai kadang ingin menelan bulat-bulat granit saja jika Taehyung mulai bersikap aneh-aneh. Contohnya saja; Taehyung yang akan memperhatikan butiran gula yang hancur saat dia mengaduk teh panas digelas bening lalu Hana terabaikan. Sialan!

"Kau akan melakukannya disini? Ditonton oleh kedua bocah di samping ku ini?" ucap Hana sinis sambil menunjuk dua orang disampingnya, Jungkook dan Sewon. Yang bahkan romansa mereka berdua sudah sangat terlampau terbuka jika dibandingkan dengan mereka berdua yang jelas lebih dulu lahir dari dua bocah itu.

Taehyung menggeleng mantap. "Tidak. Yang benar saja. Nanti dia meniru gaya berciumanku." Taehyung memasang muka sok kerennya. Menyebalkan tapi sungguhan Hana jadi gemas sendiri.

" Lalu kau mau apa?" tanya Hana lagi. Sungguhan hana seperti seorang yang sedang mengikuti kuis tebak-tebakan untuk sebuah jackpot jika dia mendapatkan jawaban yang benar.

"Dirimu. Ah tidak. Maksudku aku ingin em. Temani aku ke dalam." ucap Taehyung sambil menunjuk tenda nya.

Hana memutar malas bola matanya. Sedikit muak dengan kepalanya sendiri yang mulai memahami apa yang Taehyung inginkan sejak tadi. Ingin sekali menjitak kepala Jungkook jadinya. Kenapa pula dia memulai scene romansa ini terlalu sore, padahal jika pun Hana ingin melakukannya, ia juga akan melakukannya nanti malam saja. Tengah malam pasti akan menyenangkan. Hening yang hangat.

"Simpanlah hasrat ciumanmu itu untuk nanti di altar pernikahan" pungkas Hana final.

Tidak ada bantahan yang ingin ia dengar dari Taehyung yang mulai melipat wajahnya tanda tidak setuju.

Dan disisi lain, Jungkook menertawakan wajah Taehyung yang merajuk. Lucu sekali seperti beruang kutub yang kedinginan.

Melihat itu, Sewon langsung menyubit tangan Jungkook sehingga Jungkook menutup mulutnya. Terlebih tatapan Taehyung yang mulai mengarah padanya. Tajam dan mengintimidasi. Tapi itu bukan masalah jika untuk Jungkook. Karena semarah apapun Taehyung jika bukan karena hal serius, wajahnya akan selalu terlihat menggemaskan di mata Jungkook. Tipikal adik yang selalu menyebalkan di setiap situasi.

"Ayolah Hana Noona, lihatlah hyung ku yang merindukanmu." goda Jungkook pada Hana yang mulai menatap tajam pada bocah lelaki dengan muka kelewat inosen itu.

"Diam! Kook!"

Nyatanya, Taehyung selalu memiliki hal tak terduga dalam kepalanya. Termasuk saat telapak tangannya masuk kedalam saku celabanya, mengusap dan mengelus sesuatu didalam sana. Bentuknya kecil melingkar, dengan setitik berlian ditengahnya. Cincin berlian.

Taehyung menginginkan Hana. Hanya Hana. Dan selalu Hana.

.
.
.
.
.
.
.
[ ]

Redemption ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang