"Jungkook-ah larilah dulu."
"Apa hyung? Kau mengatakan sesuatu?"
"Lariii ke pesisir agak jauh"
"Hana"
"Semua baik-baik saja?"
"Tidak Hana. Larilah bersamaku, kau akan aman."
Berbekal teriakan yang semakin menggema bersahutan dengan manusia lainnya yabg tidak kalah paniknya. Suasana yang semua dingin sejuk serta syahdu, seketika berubah menjadi riuh yang mencekam jiwa luar dan dalam. Seolah kematian telah didepan mata kendati selalu saja semesta memiliki caravtersendiri untuk mengakhiri setiap kisah makhluknya yang berpijak pada buminya.
Bulir-bulir kekhawatiran yang semakin menyeruak tajam semakin membuat gadis bermarga Lee ituenjadi buta situasi lantaran matanya yang masih tertutup kain dengan kuat itu. Taehyung benar-benar serius untuk tidak ingin membuat matanya melihat disaat-saat terakhirnya, mungkin. Kendati Hana takut setengah mati mendengar seluruh teriakan itu, Hana tetap masih percaya bahwa bahkan disaat dirinya tidak melihat Taehyung pun, pria yang sangat ia cintai itu akan senantiasa melindunginya.
Hana percaya seburuk apapun keadaan dan situasinya disana, Taehyung akan tetap menggenggam tangannya. Akan senantiasa membuatnya hidup kendati selalu beberapa kali membuatnya merasa terbentur rasa bersalah. Perihal Choi Yoongi yang sempat ia cintai sebelum hatinya jatuh sejatuh jatuhnya pada seorang Kim Taehyung. Kata terakhir, sekaligus pungkasan kisahnya bersama dengan Choi Yoongi, adalah satu gerbang yang ia gunakan untuk memulai sesuatu yang baru bersama dengan Kim Taehyung.
"Semoga berbahagia." adalah kata terakhir yang Yoongi ucapkan kendati Hana tak akan pernah bisa melupakannya begitu saja. Gadis itu jelas measih mengingatnya. Mana mungkin ia bisalupa disaat semuanya kini hanya tinggal bayangan penyesalan. Bukan penyesalan karena meninggalkan Yoongi karena Taehyung, tetapi penyesalan karena mengapa dirinya gegabah sekali menyakiti pria sebaik dan setulus Choi Yoongi.
Hana hanya ingin meluriskan semuanya, memperbaiki segalanya. Hana ingin semuanya kembali baik. Hana ingin mengubah keadaannya menjadi seperti dulu. Bercanda bersama hingga bertukar jokes yang sama sekali tidak lucu. Bahkan Yoongi tidak akan tertawa dengan lelucon yang memang tidak lucu itu, namun saat Hana menyentuh pahanya sembari menatap mata kecil Yoongi, pria itu akan tertawa hanya untuk membuat Hana tersenyum. Hana menginginkan saat-saat itu kembali pada dirinya.
Kebencian bukanlah hal yang menjadi dasar keduanya atau malah ketiganya menjadi saling menjauh. Tanpa ingin bertegur sapa atau bahkan bertukar kabar. Semua hal yang dulunya dianggap sebagai hal biasa, kini menjadi satu hal yang terasa sangat mustahil untuk terjadi kembali. Tidak ada yang menyapa lebih dulu. Hilang seperti tertelan cakrawala pekat yang membuat Hana takut akan semuanya terulang. Ia tentu hanya menginginkan Yoongi bahagia, ia hanya ingin pria itu menemukan kebahagiaan sendiri selain dirinya. Ia mungkin menjadi gadis paling egois lantaran memilih Kim Taehyung disaat Yoongi berada pada fase benar-benar mencintainya. Namun demi semuanya, Hana akhirnya memutuskan untuk meninggalkan prianya.
Tidak ada pembenaran perihal orang ketiga dalam sebuah hubungan. Namun, Lee Hana telah menjabarkan semuanya. Ia tidak mengkhianati Choi Yoongi. Ia hanya sedang menentukan pilihan hati. Ia jelas mencintai pria Choi itu, namun jauh didalam hatinya ia tahu bahwa bukan Yoongi yang dirinya inginkan. Sampai pada semesta akhirnya mempertemukan dirinya dengan pria yang dirinya inginkan, Kim Taehyung. Dengan segala yang pria itu miliki dan tidak miliki, dengan segala kesempurnaan dan ketidak sempurnaan Kim Taehyung sebagai manusia, Lee Hana menerima kehadiran Kim Taehyung sebagai pengisi hatinya.
Bagi Lee Hana, Choi Yoongi terlalu dingin untuknya. Yang Yoongi butuhkan adalah wanita yang bisa membuat pria itu menjadi dirinya tanpa saling memaksakan seperti yang Lee Hana lakukan selama ini. Bukan wanita seperti dirinya yang selalu saja menuntut untuk Yoongi mengikuti bagaimana lakunya. Tidak dingin seperti manusia es yang jarang tersenyum. Lee Hana selalu memegang sebuah kata; bahwa bukanlah cinta jika masih saling memaksakan.
Dan Lee Hana menelan kalimat itu. Kendati Choi Yoongi selalu mengatakan bahwa pria itu mencintainya, namun dirinya lah yang terkadang ragu akan hal itu. Hana takut kalau Yoongi tertekan dengan hubungannya. Ia tidak bisa terus-terusan hidup dengan rasa bersalahnya yang tidak mendasar itu. Pada akhirnya Hana benar-benar memutuskan untuk melabuhkan bahteranya pada dermaga lain. Membiarkan dermaga yang sangat ia sukai terisi oleh bahtera lain yang lebih pantas daripada bahtera miliknya.
Tentu saja tidak ingin mengakukan diri sebagai manusia yang telah berkorban, namun bagi Lee Hana, keputusannya adalah hal terbaik yang telah ia lakukan. Ia percaya bahwa Yoongi bisa hidup tanpanya, sekalipun sebenarnya Hana juga teramat mencintai Choi Yoongi.
Riuh yang semakin memilukan kian lama kian terdengar samar. Nyatanya suara angin yang berlalu mampu mengalahkan frekuensi suara orang-orang yang mulai berlarian untuk menyelamatkan diri.
Tidak ada yang sempat menyangka air laut yang semula surut, tiba-tiba pasang dan datang dengan ombak yang begitu besar. Mengiringi malam pekat yang memilukan, beserta jeritan ketakutan yang membuat pengang telinga. Bersarang kekhawatiran dalam benak akan tidak adanya hari esok ketika mata membuka melainkan adanya api neraka yang siap menyambutnya, pun juga membuat jeritan-jeritan manusia itu semakin ganas menghantam perungu.
Taehyung masih berlari sembari menggenggam pergelangan tangan gadisnya. Netranya memutar guna menemukan dimana presensi dua lainnya yang sama sekali tidak tertangkap netra saat dirinya berlari menjauh ke pesisir sebelum akhirnya ombak itu memakannya lamat-lamat. Langkah kakinya berlari ternyata tidak bisa menyamai cepatnya air laut itu menenggelamkan dirinya.
Ditengah nafasnya yang tercekat lantaran tubuhnya telah berada didalam keruhnya air yang membuat dirinya hilang akal. Dalam bayangan pun dalam nyata, Taehyung masih terasa menggenggam pergelangan tangan Hana. Sementara pandangannya sudah kabur karena keruhnya air laut bercampur pasir yang masuk kedalam kelopak matanya.
"Bertahanlah, Hana." batin Taehyung bersuara. Entah kenapa ia hanya ingin Hana, Jungkook dan Sewon yang selamat.
Kegelisahan akan ia kehilangan nyatanya lebih dominan daripada ia peduli ia akan selamat atau tidak. Yang ia inginkan hanyalah agar gadisnya tetap hidup. Bersama pria yang tanpa sadar atau malah sadar sesadar-sesadarnya telah ia lukai hatunya kelewat dalam. Jika memang ini adalah akhir dari kisahnya, maka Taehyung bersedia mati bahkan tanpa kata penolakan. Namun sayangnya, kedua manusia itu; Jungkook dan Sewon, yang bahkan sekarang Taehyung tidak tahu dimana keberadaan mereka berdua setelah ombak besar bercampur angin itu meluluhlantahkan pantai Haeundae yang semula sangat tenang. Taehyung tidak menemukannya kendati hanya dalam pikirannya.
Lama Taehyung menahan pergelangan tangan kecil kekasihnya itu. Begitupun juga dirinya yang masih kuat hanya dengan berpegangan pada tiang listrik yang lumayan kuat. Namun nampaknya lengannya tidaklah sekuat tiang tempatnya bertumpu hidup.
Pegangannya pada Hana terlepas begitu saja, membuat Taehyung hanya bisa menjerit dalam angan yang sunyi, tanpa suara yang terdengar dalam hening yang membabi buta.
Mulutnya bahkan sudah tak mampu mengolah kata, semuanya ikut hanyut bersama kekasihnya yang menghilang begitu saja di samudra pasang yang mematikan di Busan kala itu.
"Hana-ya!"
"Jungkook-ah!"
"Sewon-ah!"
.
.
.
.
.
.
.
[ ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption ✓
Fanfiction[COMPLETED!] "Tidakkah kalian tahu bahwa air laut itu lebih kental daripada darah?" ~Kim Taehyung Publish: 19 September 2020 End : 22 Januari 2021 Credit by ©Athena Park || 2020 🏅#1 redemption (29 September 2020) 🏅#1 taehyungfanfiction (6 Apri...