43--Ada Apa?

362K 32.4K 4.1K
                                    


"Mo tanya," ujar Bintang tiba-tiba.

Semua orang yang ada dimeja itu menatap kearah laki-laki itu. Menunggu kata yang keluar.

"Gemm?" panggil Bintang selanjutnya.

"Ape?"

"Lo kemaren beli sepatu basket kan ya?" tanya Bintang sekali lagi.

"Mo tanya apa njeng!" sewot Altair tak sabaran. Nanya mulu.

"Sabar dong! Ngegas amat lo!" balas Bintang tak terima.

"Iya kenapa," jawab Gemma kalem, pura-pura lebih tepatnya.

"Buat apa?"

"Oke gaes! Si bego mulai beraksi!!!" ujar Mars bertepuk tangan heboh, kelewat sebal dengan otak Bintang yang kelilit kawat.

"Lah, ya buat main basket lah!" bukan Gemma yang menjawab, melainkan Altair.

"Mahal nggak?" tanya Bintang lagi.

Rigel mendengus, ia yakin bakalan lama kalau nunggu tu orang ngomong intinya.

"Iyalah, gue!!" ujar Gemma membanggakan.

"Goblok lo-nya. Buat apa beli sepatu mahal-mahal kalau mainnya juga pake tangan!" Bintang berucap dengan menggebu.

Semuanya menatap Bintang tajam.

Mars berdiri, jongkok tepat disamping kaki Bintang yang tertekuk karena duduk.

"Mon maap yee, maap banget," Mars menatap mereka yang menunggu aksinya.

"Ini kaki dilurusin dulu, kesian otaknya ketekuk!!" teriak Mars sebal meluruskan kaki Bintang dengan sekali tarikan.

Mereka tertawa, tidak dengan Rigel dan Bara yang hanya terkekeh tipis.

"Lo kira otak gue didengkul?!!" balas Bintang ngotot.

"Wkwk, bukan lagi njirr. Di telapak kaki otaknya. Sampe engap nggak bisa mikir," Altair tertawa keras mengejek.

"Mana bau lagi," tambah Gemma.

"Sianjing!!"

"Nih.. Nih, lo karena gobloknya udah kelewat batas, gue kasih tips buat jadi orang pinter." ujar Gemma saat tawanya sudah mulai mereda.

"Gue gak goblok njirr!!" sewot Bintang tak terima. Tapi tak urung mendengarkan dengan saksama. "Kaya dukun gitu?"

"Yakali, kaya Rigel gitu. Kalau kaya dukun lo-nya yang kesenengan. Pelet cewek-cewek," Gemma berceletuk.

"Iye apa?" Altair mulai ikut nimbrung dengan pembicaraan mereka. Walau Gemma juga nggak pinter-pinter amat.

"Ada tiga," Gemma mulai serius mengangkat 3 jarinya keatas.

"1?" ujar Mars menunggu.

"Yang kesatu it—"

"Apaaan njir!" ujar Altair tak sabaran.

"Diem dulu, satu itu l—"

"Lama banget," gerutu Bintang sebal.

"DIEM SIALAN!!!" teriak Gemma.

"Iya, galak amat lo," ujar Bintang kicep.

"Satu?" tanya Mars sekali lagi. Posisi mereka bertiga sudah maju sepenuhnya menghadap Gemma. Sedangkan Bara dan Rigel tampak prek cuek.

"Dengerin gue, gue bakal ngomong cepet, jang—"

"Jangan bacot! Cepet!" sela Altair.

"Jangangoblok goblokjangan awaspadangegobok," ujar Gemma cepat.

"Sialan!" Mars langsung menoyor keras kepala Gemma saat menangkap kata-kata itu.

"Gue kira beneran njeng!" semprot Altair menampar pipi Gemma.

"Hah? Apaan? Apaan? Gue nggak ngeh njir!" Bintang menatap mereka dengan pandangan polos.

"Sini sini," ujar Mars serius.

Bintang mendekatkan dirinya. "Iya, apa?"

"LO GOBLOK, BEGO, KESEL GUE SAMA LO," teriak Mars kesal.

"Nyemprot setan!" umpat Bintang mengusap wajahnya.

Mars hanya tertawa mengejek.

"Gemm!" suara itu membuat Gemma menoleh, disana ada Alhena yang memanggil namanya.

"Sini!"

Bara baru ngeh kalau Dara juga ikut berjalan kemari bersama Alhena membuat senyumanya terbit.

Alhena duduk disamping Gemma, sedangkan Dara berdiri disamping Bara membuat cowok itu mendongak.

"Emm... Bar," panggil Dara pelan.

"Hmm, apa?" jawab Bara mendongak. "Sini duduk dulu," lanjut Bara menggeser tubuhnya kesamping.

Dara mengangguk, kemudian duduk disamping Bara.

"Pengin makan nasi goreng deh," ujarnya meminta.

"Sipp, aku pesenin,"

"Yang pedes tapi," lanjut Dara sedikit meringis.

"Nanti anak aku kepedesan!" tolak Bara. "Nggak usah aneh-aneh," lanjutnya tegas.

"Ah, kamu mah!" dengus Dara kesal langsung menelungkupkan kepalanya dimeja kantin.

Bara tak menggubrisnya, laki-laki itu melengang pergi untuk memesan makanan.

Ucapkan kata prihatin kalian pada 3 sejoli yang duduk memakan bakso dengan ogah-ogahan. Mata mereka menatap iri Gemma yang sudah bermanja ria bersama Alhena dan kemanisan yang ditunjukkan oleh Bara.

Rasanya makannan mereka terasa hambar, wajah yang melas seperti kucing belaian. Altair, Bintang dan Mars menatap sekeliling, kali aja ada yang nyantol.

Rigel? Laki-laki itu jangan ditanya lagi. Sedari tadi tanganya sibuk bermain game diponsel, tak menghiraukan sekitar. Alasanya yaitu tak mau tau dan tak penting.

Bara kembali membawa satu nampan berisi nasi goreng serta es teh diatasnya. Menyodorkanya ke arah istrinya yang masih menelungkupkan kepalanya dimeja. Ngambek pasti.

"Makan dulu," bisik Bara lirih disamping telinga Dara.

Dara mendongak, bibirnya mengerucut sebal.

"Minta dicium?"

Bibir Dara lebih maju membuat Bara terkekeh. Tanganya mengapit bibir Dara.

"Makan!" perintah Bara sekali lagi.

"Nggak enak kalau nggak pedes Bar..," rengek Dara.

"Enak, aku suapin," Bara menyodorkan sesendok nasi goreng kemulut Dara yang masih tertutup rapat.

Dara menggeleng keras, pokoknya harus diturutin dong. Biasanya dia minta yang aneh-aneh aja diturutin, kenapa ini nggak? Padahal kan nggak ngefek banyak banget, emang Baranya aja yang lebay.

"Daraaa!!!" mata Bara menajam menatap Dara yang masih keras kepala.

"Makan atau permintaan kamu yang kemaren nggak aku turutin?!" ancam Bara tersenyum penuh kemenangan.

Dara cemberut, masa gitu sih ah. Dengan terpaksa gadis itu membuka mulutnya. Bara sendiri langsung menyuapinya dengan telaten.

Hal itu tak luput dari mata para siswa siswi yang menatap iri kepada keduanya. Udah pria idamanya diembat, mana umbar kemesraan lagi. Sialan!

Bara merogoh saku seragamnya dengan satu tangan. Satu notifikasi masuk diponselnya.

Papa

Pulang sekolah langsung kekantor! Gawat!

Bara mengernyit heran, ada apa?

_ _ _

Vote and coment guys

Salam sayang

ALDARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang