6--Pertemuan

437K 39.3K 3.2K
                                    


Aryo memijat pangkal hidungnya perlahan, sedangkan sang istri sudah menangis tergugu disampingnya. Ucapan anaknya yang membuat mereka jadi seperti ini. Marah, kesal,kecewa. Semua tercampur jadi satu.

"Maafin Bara."

Bara berucap lirih, rasanya sudah plong kini ia menceritakan semua masalahnya kepada kedua orangtuanya. Meskipun dirinya harus menghadapi resikonya.

"Siapa orang itu?" tanya Mama Bara, perempuan itu masih saja terisak ditempatnya.

"Temen Bara,"

"Ceritakan semuanya dari awal!"

Bara terdiam. Masih berusaha tenaang ditempatnya. Mulutnya mulai menceritakan awal kejadian mengapa dirinya bisa berakhir dengan Dara. Semuanya mengalir begitu saja. Sepanjang perjalanan ia cerita ekspresi Papa dan Mamanya juga sereng berubah-ubah.

"Papa nggak perna ngajarin kamu kaya gitu Bara! Bukan berati kebebasan yang Papa kasih, kamu  buat semena-mena kaya gitu."

"Maafin Bara Pa, maaf. Bara nggak sadar waktu itu." Cowok itu menunduk, dirinya memang bersalah kali ini.

"Terus ini gimana hah?, kamu harus nikah secepatnya." Aryo berucap tegas. Menatap anaknya dengan tajam. Ia tak bisa apa-apa kali ini, percuma dirinya marah kejadianya juga sudah terjadi.

"Bara udah bilang, awalnya mungkin dia mau. Tapi Kakek jodohin Bara sama anak temennya. Tadi pagi dia tau kalau Bara berangkat bareng Indah. Jadi dia bilang nggak mau,"

Seperti perkataan Dara tadi. Ia menjelaskan dengan detail saat bertemu dengan Kakeknya, Indah kemudian Dara. Ia juga tak bisa apa-apa kala Dara berbicara seperti itu ditaman tadi.

"Bodoh!. Dia anak kamu Bara, kamu nggak mungkin kan mau nelantarin anak kamu kaya gitu?" Aryo memaki anaknya itu.

"Nggak Pa, Bara mau coba bicara sama dia lagi." kali ini Bara mendongak menatap orangtuanya itu dengan sorot penyesalan. Bara juga tak akan melepaskan Dara begitu saja.

"Mama mau ketemu dia boleh?, Mama juga perempuan bang Mama tau perasaan dia." tanya Mama Bara yang sedari tadi hanya diam.

"Iya Ma, nanti Bara coba tanya alamat rumahnya dimana."

"Kakek kamu mau jodohin kamu?" ucapan Aryo membuat Bara mengangguk pelan. "Kenapa dia harus seperti itu?" lanjutnya heran.

---

Mereka bertiga kini berdiri di depan rumah milik Dara. Tadi Bara sempat menyuruh Gemma untuk menanyakan pada Alhena alamat rumah Dara.

Papanya berjalan pelan memencet bel yang ada. Jantung Bara berdetak cepat kala suara teriakan nyaring ditambah tangisan perempuan dari dalam sana. Pikiranya kalut, bagaimana kalau Dara dan anaknya kenapa-napa?

"Langsung masuk aja Pa," ujar Mamanya pelan. "Mama khawatir,"

Aryo mengangguk menyetujui ucapan istrinya. Laki-laki paruh baya itu mencoba membuka pintu yang ternyata  tidak terkunci.

Sial! Kenapa nggak dari tadi!

Bara mematung begitu saja saat pintu terbuka. Tak hanya Bara, Aryo dan Nia pun juga terkejut. Disana Dara terduduk dilantai dipeluk Mamanya. Sedangkan seorang lelaki berdiri menatap tajam ke arah Dara.

"DASAR ANAK NGGAK TAU DIRI!"

"Astaga!!"

Mamanya berlari ke arah Dara, ikut memeluk gadis itu saat Papa Dara akan menampar gadis itu.

Dimas--Papa Dara terdiam menatap perempuan asing yang tiba-tiba datang. Tapi pandanganya teralihkan saat melihat kearah pintu. Menatap tajam seolah sadar sesuatu.

"Kamu hah?, kamu yang hamilin anak saya?" Aryo dan Bara mulai melangkah masuk.

"Bisa kita bicarain baik-baik pak?" Bara berucap dengan tegas.

Dimas mendengus, sedangkan Bara melihat Mamanya dan Mama Dara membawa gadis itu pergi. Membiarkan dirinya menyelesaikan masalah yang dia perbuat. Rasa bersalahnya mencuat ke permukaan saat melihat Papa Dara yang memarahi gadis itu tanpa ampun.

Setelah duduk disofa. Yang terjadi hanya hening sampai dimana Bara memulai pembicaraan.

"Saya bisa jelasin semuanya,"

Bara kemudian menjelaskan semuanya, secara detail. Dimas terkejut tentunya mendengar bahwa mereka memang dijebak, emosinya mulai reda.

Mereka berdiskusi untuk mencari jalan keluar bersama. Yang Aryo dan Dimas harapkan adalah mereka tak terbebani oleh ini semua.

"Jadi itu keputusan kamu?"

ALDARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang