Komen kalian isinya ngegantung mulu wkwkw
_ _ _
Hanya bertiga. Mely sudah pergi dikarenakan cucunya datang. Reno bangkit dari duduknya. Tubuhnya tetap sehat diusianya. Bara juga sedikit ragu, kecelakaan bisa jadi se tegak ini jalannya?
"Ikut aku," ujar Reno pelan. Pria itu melangkah menuju pintu disisi kanan dinding. Membukanya lalu masuk diikuti Allard dan Bara.
Jika tadi adalah ruangan luar, maka kini terdapat ruang tamu. Perapian juga terdapat disudut ruangan. Yang membuat Bara dan Allard terdiam adalah foto-foto didinding.
Sekitar 5-7 foto yang tertempel dengan figura. Tiga foto diantaranya adalah anak kecil laki-laki yang Bara tau adalah Papanya. Ada juga foto lama yang mereka yakini adalah foto keluarga besar. Tak lupa perempuan cantik difigura paling besar. Itu Neneknya.
Sisanya adalah foto bersama teman-teman Kakeknya. Karena mereka tak tau siapa itu.
Reno duduk disalah satu sofa tunggal. Melirik Bara dan Allard mengkode untuk mengikuti kegiatanya, duduk.
"Jika dipikir-pikir saya lucu ya? Tak bertanya nama pada kalian. Jadi? Siapa namamu hmm?" ujar Reno saat Bara dan Allard sudah duduk manis dikursi.
"Bara, Aldebaran Hamal Arcturus," ujar Bara membuat Reno menyungingkan senyum tipis.
"Putra Allard Aditama," kata Allard selanjutnya. Matanya masih sibuk melihat foto-foto tadi didinding.
"Aku tau masa kecilmu," ujar Reno menatap Bara membuat cowok itu terdiam. Juga Allard yang sudah memfokuskan matanya kearah Bara.
"Maaf," Reno mengucapkanya dengan nada pelan. Yang ada dipikiranya yaitu anak dan cucunya pasti tertekan karena dendam Rizal yang tak tersalurkan padanya.
"Tak apa, toh aku juga menjadi sudah kebal dengan tingkah lakunya, jangan salahkan Kakek sendiri," kata Bara tersenyum tipis.
Reno mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelahnya mereka terdiam tanpa ada yang memulai pembicaraan.
Allard berdehem keras. Menatap Reno dengan pandangan serius dan menuntut.
"Jadi? Bisa jelaskan cerita masalalu kalian yang ruwet itu?" sarkas Allard tajam.
Reno terkekeh. "Kau ini sama persis dengan Kakek mu ya? Asal njeplak!" ujar Reno sedikit kesal yang dihadiahi cengiran kuda oleh Allard.
"Ekem.." tatapan Reno mulai serius. Menatap Bara dan Allard dengan pandangan tak dimengerti.
"Aku akan menjelaskan semuanya. Diam dan dengarkan oke?" ujar Reno setelahnya. Bara mengangguk mengerti.
"Ya, aku yakin kaliaan tau bahwa kami kembar. Dia Kakakku."
"Memang, aku yang lebih diperhatikan karena sikapku dulu sangat pendiam dan tak mudah bergaul. Lambat laun, sikapku itu hilang. Pribadiku kembali menjadi ceria. Dan orang tuaku menjodohkan ku pada seorang wanita," Reno mulai menjelaskan. Walau mereka sudah mengetahui ini dari Bi Ika tapi rasanya beda. Dia yang mengalaminya.
"Aku tau, sangat tau bahwa dia adalah kekasih Rizal. Tapi mereka mendesakku. Mau tak mau kami menerima perjodohan itu," suara Reno mulai sedikit serak. Pria itu menutup matanya sekilas. Kemudian melanjutkannya.
"Semua berjalan semestinya. Cinta mulai tumbuh diantara kami. Perusahaan keluarga besar juga diserahkan padaku. Alasanya satu, aku mulai berkeluarga. Walaupun begitu, Rizal juga dapat sebagian. Tapi pandangan Rizal salah tentang itu. Dia mulai menerorku."
Allard dan Bara tetap diam mendengarkan. Pikiran mereka padahal sedang tertawa jahat. Mati kau Rizal!
"Mungkin awalnya menggunakan kalimat bahwa aku merebut Sari, kekasihnya. Tapi itu salah, aku tau semua. Dia terlalu sibuk dengan harta yang seharusnya diserahkan padanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDARA [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaNyatanya Bara itu Nakal. Bara itu Dingin. Bara itu kaku. Tapi bagaimana kalau si Badboy, dingin dan kaku itu akan menjadi seorang ayah?. Berbeda, Bara akan belajar menjadi ayah yang baik untuk calon anaknya. Hanya karena dijebak bersama seorang pere...