"Pake dasinya!" titah Dara menyodorkan dasi ke Bara yang sudah asik makan."Pakein!"
"Masih marah ya," peringat Dara.
"Halah, marah kok malem-malem minta makan. Mana nggak guna lagi aku masaknya." sindir Bara.
"Sembarangan, udah aku makan ya!" bantah Dara.
Memang ketika bangun tidur Dara melihat nasi goreng diatas nakas. Rasa bersalahnya mencuat, Bara sudah rela bangun membuatkan makanan untuknya, dan dia malah tidur. Jadi Dara langsung memakan nasi goreng buatan Bara walaupun sudah dingin.
"Kapan?" tanya Bara heran.
"Tadi pagi, pas bangun tidur," jawab Dara, tanganya dengan telaten memakaikan dasi ke kerah Bara.
"Beneran?" tanya Bara antusias.
Dara mengangguk pelan, kemudian bangkit untuk melanjutkan makanya yang tertunda.
"Gimana rasanya?" tanya Bara.
"Keasinan," jawab Dara jujur.
"Kenapa dimakan?" bantah Bara tak suka.
"Ngehargain kamu lah!" ujar Dara ketus.
"Kalau keracunan gimana?" tanya Bara khawatir.
"Cuma keasinan, bukan keracunan ya ampun!!" gemas Dara terhadap suaminya.
"Sama aja dong!"
"Kok cerewet sekarang?" tanya Dara heran.
Bara seketika gelagapan. Benar, dia lebih berani berkata panjang lebar sama istrinya sekarang. Toh itu juga bentuk perhatianya kan, jadi Bara tak masalah jika Dara mengatainya seperti itu.
"Udah ayo berangkat," ujar Dara yang diangguki Bara. Keduanya langsung turun dan menaiki mobil yang sudah disiapkan. Bersama supir tentunya.
_ _ _
"Nggak gitu ya, masa gara-gara gue minjem sepatu mak gue jadi digebukin,"
"Buat apa emang?" tanya Starla pada Mars.
"Buat cewek gue lah!"
"Anjir.. Nggak modal."
"Pantes marah, lo nya bego gitu,"
"Si bangsat!"
Umpatan demi umpatan mereka layangkan ke Mars. Gila sekali. Pinjam sepatu ibunya untuk gebetanya sendiri.
"Orang dipacarin juga buat putus, mending gue pinjemin aja kan?" bantah Mars tak terima.
"Bodo ah bodo ngomong sama orang bego!" umpat Bintang.
"Halah belibet," sembur Nilam pada orang disampingnya.
"Kapan pesen makan sih, laper nih," ujar Altair yang membuat mereka sadar jika tak ada satupun yang terhidang di meja mereka.
"Gue pesenin, mau apa?" tanya Alhena bangkit dari duduknya.
Seperti biasa mereka duduk berdampingan di kantin. Tentu banyak yang menatap iri ke arah mereka. Pria yang digilai kaum hawa, duduk berdampingan dengan beberapa orang gadis.
Setelah menyebutkan menu satu persatu, kini gantian Alhena meminta uang pada mereka. Kalau dibayarin nanti malah ngelunjak soalnya.
Dara merogoh sakunya, merasa bingung kala tak mendapati uang dimanapun. Pandanganya beralih melihat mereka yang menatapnya. Kemudian gadis itu menyengir tak berdosa.
"Gak punya uang,"
"Halah, minta dibayarin itu," cibir Gemma yang langsung dibalas geplakan dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDARA [SUDAH TERBIT]
أدب المراهقينNyatanya Bara itu Nakal. Bara itu Dingin. Bara itu kaku. Tapi bagaimana kalau si Badboy, dingin dan kaku itu akan menjadi seorang ayah?. Berbeda, Bara akan belajar menjadi ayah yang baik untuk calon anaknya. Hanya karena dijebak bersama seorang pere...