21. Pengungkapan

1.9K 87 1
                                    

Happy Reading All! <3

><><



Hana menatap Rizal datar, ia tak menyangka kalau laki-laki bertubuh tinggi di sebelahnya itu akan mengungkapkan perasaannya.

Hana menerjapkan matanya ia mencari kebohongan di wajah Rizal namun nihil yang gadis itu lihat wajah Rizal benar-benar serius.

"Kenapa?" Tanya Hana polos.

"Kenapa apa?" Rizal balik bertanya.

"Kenapa bisa suka? Apa yang gue lakuin sampe lo bisa suka sama gue?"  Tanya Hana heran.

Rizal mengangkat bahunya, "gak tau." Jawabnya santai

Hana mengerutkan dahinya, "kok gak tau?"

"Gue suka sama lo karna itu lo— udah, cukup lo aja alasan gue suka." Jawab Rizal menatap mata Hana dalam.

Hana yakin kalau Rizal tahu siapa dirinya sebenarnya laki-laki itu tak akan suka dengannya. Tapi ia tak mungkin memberitahu Rizal tentang siapa dirinya sebenarnya.

Tak ada jawaban dari gadis itu Rizal menghela napas pelan. "Gue cuma kasih tahu perasaan gue ke lo gimana, jawabannya gimana ya itu terserah lo. Gue mau nunggu kok," ujarnya, "tapi jangan lama-lama," lanjutnya beralih menatap danau.

"Lo nembak gue zal?" Tanya Hana.

Rizal bergumam sambil mengangguk.

"Freya gimana?" Tanya Hana.

Rizal menoleh menatap Hana. "Freya cuma temen gue," jawabnya.

"Tapi dia suka kan sama lo?" Tanya Hana lagi.

Rizal menjawab dengan anggukan.

"Kalo dia tau lo nembak gue pasti dia sakit hati," ujar Hana.

"Gue udah bilang ke dia kalo gue sama dia cuma temen, harusnya sampe situ dia paham."

"Zal gue—" Hana menjeda ucapannya karena ia bingung harus menjawab apa. Ia tak ingin menyakiti siapapun tapi kalau Hana menerima Rizal ia belum siap menanggung konsekuensi yang akan ia hadapi nantinya.

"Gue ngerti han. Gue yang terlalu gegabah buat ngungkapin ke lo secepet ini," Rizal tersenyum miris.

"Gue nggak gampang suka sama orang," jujur Hana. Hana memang anak yang suka bergaul dengan laki-laki tapi Hana tak pernah terbawa perasaan, bahkan ia tak tahu bagaimana rasanya mencintai laki-laki selain Akmal dan Raka.

Ucapan Hana itu malah membuat Rizal tertantang, ia semakin ingin membuat Hana membalas perasaannya. "Pikir-pikir aja dulu,"

"Lo serius zal?" Tanya Hana pelan.

Rizal menatap manik mata Hana lekat, "gue nggak pernah seserius ini," jawabnya membuat jantung Hana berdegup kencang.

Hana tak menjawab ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri. "Jangan diambil pusing, gue nggak minta dijawab sekarang kok. Gue tau lo masih ragu sama gue," gue bakal berusaha buat ngeyakinin lo kalau gue bener-bener serius lanjut Rizal dalam hati.

Hana membalas tatapan Rizal, buat Hana Rizal itu laki-laki yang baik sampai-sampai Risa bisa suka dengannya.

Risa?

Menyebut nama Risa, Hana jadi teringat ucapan Risa waktu itu. "Zal jangan bilang siapa-siapa ya kalo lo nembak gue," pintanya. Gadis itu tak ingin Risa sampai tahu, ia tak ingin Risa sakit hati.

"Kalau temen-temen gue?"

Hana tampak perpikir sejenak, "kecuali Jaka." Sebab jika Jaka sampai tahu pasti ia akan memberi tahu Ica, dengan mulut Ica yang cerewet pasti Ica langsung memberi tahu Risa.

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang