16. Surat Dari Bunda

2.5K 135 4
                                    

Happy Reading All! <3
Ghost readers huhu~

><><

"Si Jaka lagi ada masalah apaan sih?" Tanya Eriq melihat Jaka memukul-memukul samsak dengan tangan kosong.

"Palingan gak jauh-jauh dari cewek," jawab Aldi acuh seraya memakan kacang kulitnya.

"Ceweknya yang mana?" Tanya Eriq ke Aldi.

"Siapa lagi kalau bukan Ica," jawab Aldi, mendengar nama Ica disebut Jaka langsung menoleh dingin membuat Aldi bergidik ngeri. "Eh?! Masih sama Ica kan lo?" Tanyanya namun tak dijawab Jaka.

"Nih juga ketua bengong trus, pada kenapa sih?" Tanya Eriq melihat Rizal sedang termenung.

Rizal menghela napas pelan, lalu menyeruput kopinya, "perasaan lo gak punya cewek zal, ngapa lo ikutan galau?" Tanya Eriq ke Rizal.

"Siapa yang galau. Gue gak galau," jawab Rizal santai.

"Tadi gue liat Hana," ujar Adi santai namun mampu membuat Rizal mengerutkan keningnya, "dimana?" Tanya laki-laki bertubuh tinggi itu.

"Giliran nama Hana disebut aja lo cepet banget," sahut Aldi.

"Di halte depan sekolah," jawab Adi ke Rizal.

Rizal segera memakai jaket nya lalu berdiri, "mau kemana lo zal?" Tanya Aldi.

"Sekolah," jawab Rizal lalu melajukan motornya menuju Charitas.

"Rizal punya hubungan sama Hana Hana itu?" Tanya Eriq.

Aldi menaikan kedua bahunya, "entah." Jawabnya acuh. "Kayanya sih nggak ada, tapi gue yakin Rizal ada rasa sama Hana," lanjutnya melihat bagaimana respon Rizal terhadap Hana.

"Gue jadi penasaran gimana sih Hana," gumam Eriq.

"Ntar juga lo tau," ujar Adi menatap Eriq.

"Apa gue pindah sekolah aja ya? Biar kalo ada info cepet." Eriq menatap teman-temannya meminta pendapat.

"Jangan maksain riq." Tegur Adi, keuangan keluarga Eriq memang terbatas. Rizal yang lainnya sudah ingin membantu membayar uang sekolah buat pindah ke charitas namun Eriq menolak.

><><

Rizal melajukan motornya dengan kecepatan cepat, sampai di dekat sekolah laki-laki itu berhenti karena melihat Hana sedang berbicara dengan seorang pria. Dari postur tubuhnya Rizal tak bisa mengenalinya, terlihat asing.

Ia masih terus memperhatikan sesekali Hana memasang wajah cemas seolah tak mau melihat pria itu disini.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Hana ke laki-laki di depannya.

"Gue cuma lewat, eh ada lo. Yaudah gue anterin pulang aja yuk!" Laki-laki itu ingin membalikan badannya namun dicegat Hana.

"Nggak, gue mau naik busway aja," tolak Hana cepat.

"Lo kenapa panik gitu? Takut ketauan siapa?" Tanya Reynald.

"Lo kan tau rey ini kawasan loenbra," bisik Hana lalu ia menoleh ke belakang saat gadis bernama Mawar itu pergi menggunakan ojek.

"Terus?" Tanya Reynald melipat tangannya di depan dada.

Hana beralih menatap Reynald. "Gue gak mau ada yang tau kalo gue ketua PTB," tegasnya. "Gak kalau siang," ujarnya lagi pelan namun tegas.

"Gak ada yang tau juga gue wakil PTB," balas Reynald membuat Hana terkejut.

Hana menatap mata Reynald dalam mencari kebohongan namun nihil. "Kenapa?" Tanyanya.

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang