49. Peringatan Terakhir

1.2K 66 0
                                    

HAPPY READING ALL! <3
Bantu support cerita ini dengan vote ya...
><><

"Lo apain Hana bangsat?!" Reynald menarik kasar kerah baju Raga.

Sedangkan Rizal ia lebih dulu menghampiri Hana. "Han?!"

Laki-laki itu memejamkan mata menahan kesal saat melihat darah di tangan gadisnya, "kita ke rumah sakit sekarang!" Titahnya.

"Ke UKS aja," sergah Hana pelan.

"Han‐--"

"Ke UKS aja Rizal," Hana tak ingin masalah ini menjadi besar. Ia tak ingin Hulya sampai tahu.

Rizal menghela napas panjang lalu ia menoleh ke belakang melihat Reynald yang sedang menghajar Raga. Laki-laki itu mengerutkan dahinya bingung, untuk apa Reynald menghajar Raga sampai seperti itu hanya demi Hana.

Rizal kembali menatap Hana, ia harus membuang keinginannya menghabisi Raga terlebih dahulu. Yang paling penting adalah keadaan Hana.

Rizal membantu Hana berjalan menuju UKS, sedangkan Reynald laki-laki itu masih menghajar Raga dengan bruntal.

Reynald mengatur napasnya di atas perut Raga, "kalo lo suka sama orang jangan maksa orang itu buat suka juga sama lo!"

"Lo sendiri gimana?" Tanya Raga seraya mengelap sudut bibirnya yang berdarah.

Reynald mengerutkan dahinya bingung.

"Lo suka juga kan sama Hana?" Tanya Raga lagi.

Reynald memukul pelan dada Raga lalu ia berdiri menatap Raga datar, "seengganya gue gak maksain kehendak." Jawabnya lalu ia pergi meninggalkan Raga yang masih tergeletak di bawah dengan wajah penuh luka.

><><

Rizal menatap wajah Hana intens saat gadis itu sedang diobati dengan petugas UKS. Ia memejamkan mata menahan kesal saat Hana mengaduh sakit.

"Ada luka dimana lagi?" Tanya petugas UKS.

Hana merasakan perih di sikunya, ia langsung menunjuk sikunya. "Ini cuma luka dikit aja sih, tapi diobatin aja."

Petugas UKS mengangguk lalu mengobati luka Hana. Setelah selesai mengobati luka gadis itu ia langsung berpamitan untuk kembali ke kelas.

Hana masih menatap luka di sikunya lalu ia melirik Rizal saat laki-laki itu berjalan menghampirinya.

Rizal ikut melihat luka di siku Hana lalu ia beralih melihat wajah gadisnya, pandangannya langsung tertuju ke sudut bibir Hana yang terluka.

"Kesel banget." Desisnya seraya memijit pangkal hidungnya.

Rizal memegang wajah Hana menggunakan satu tangannya yang besar menatap intens luka di pelipis gadis itu yang sudah diobati, "Raga sialan." Umpatnya pelan.

Hana menatap dari dekat wajah Rizal yang sedang kesal, "nanti juga sembuh kok zal." Ujarnya berusaha menenangkan laki-laki itu.

Rizal melipat kedua tangannya di depan dada seraya menghela napas panjang, "kamu tunggu sini ya." Pintanya menatap mata Hana lekat-lekat.

"Kamu mau mukul Raga ya?"

"Iya!" Rizal mengangguk kuat. "Kamu dideketin dia aja aku hajar apa lagi kamu dibuat luka gini." Jawabnya dengan nada kesal.

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang