70. Kembali ke Bandung

1.7K 86 14
                                    

Happy Reading All! <33

Jangan lupa votenyaa💚🥺🤗😫🥰😜😤
Baca sampai akhir yaaaa bab ini bab terpanjang zzz

><><

"Nyokapnya Hana mau ngapain nyuruh kita ke rumahnya?" Tanya Aldi yang sedang nongkrong malam bersama beberapa anggota loenbra di warung bi Ija.

"Besok Hana bakal balik ke Bandung." Jawab Rizal dengan kopi susu di tangannya.

Aldi mengerutkan dahinya. "Balik? Selamanya?"

Rizal mengangguk pelan, "katanya sih gitu." Jawabnya seraya menaruh gelas di meja.

"Lo bakal LDR dong sama Hana?" Tanya Eriq yang dari tadi menyimak.

Rizal menjawab dengan anggukuan kepala kemudian ia memakan permen karet, Rizal sedang mengurangi merokok karena tahu jika ia terlalu sering mengkonsumsi barang itu tak baik untuk kesehatannya. "Bisa gak ya gue LDR?" Tanyanya tak yakin.

Aldi menggeleng, "berat! LDR itu berat! Gue udah ngalamin segala jenis LDR, dari LDR beda kota, negara, alam. Sampe beda perasaan udah pernah gue coba. Dan hasilnya gak ada yang berhasil."

Rizal menghela napas pelan, percuma saja jika berbicara serius dengan Aldi. Laki-laki itu tak pernah serius menjalankan hubungan dengan perempuan manapun "Bisa zal, lo kan setia. Hana juga pasti setia." Sahut Adi yakin dengan kedua pasangan itu.

"Biasanya cowok Bandung kan cakep-cakep ya, takutnya Hana kepincut." Kompor Aldi melihat Rizal yang sedang galau. "Gue cuma kasih tau lho," lanjutnya setelah melihat perubahan raut wajah laki-laki itu yang menjadi sinis.

"Cakep doang mah buat apa kalo gak punya hati yang tulus kaya Rizal?" Lontar Jaka.

"Bener-bener!" Eriq bertepuk tangan heboh sambil mengangguk-ngangguk dan terkekeh, "lagian kalo Hana kepincut Rizal bisa cari cewek yang lain."

"Hm mana sempat keburu gak bisa move on. Kaya gak tau Rizal aja lo." Sahut Aldi.

"Kalian ngobrol kaya gak ada gue disini," ujar Rizal melirik teman-temannya lalu mengambil kertas untuk membuang permen karetnya yang sudah tak manis.

"Lebih seru kalo ngomongin orang ada orangnya langsung," balas Aldi. "Tapi zal kok lo mau pisah sama Hana biasa-biasa aja?"

"Sebenernya berat, cuma mau gimana lagi. Gue gak mungkin nahan-nahan dia buat gak pergi." Jawab Rizal.

"Kasian deh keluarga Hana, mereka kan korban tapi mereka yang ngalah." Ujar Aldi membuat Jaka tersinggung.

Jaka berdecak pelan. "Bikin ngerasa bersalah aja." Gumamnya. "Hubungan gue sama Hana juga masih canggung, gue bingung gimana caranya bikin dia nganggep gue abang tirinya."

"Ngomong sama Hana langsung," ujar Rizal kepada Jaka. "Hana dewasa, dia sekarang udah bisa ikhlasin bokapnya."

"Gue pernah ajak dia ngobrol, tapi dia malah marah-marah sama gue."

"Lo ngomong waktu dia lagi sedih-sedihnya, jelas dia marah karna dia aja gak bisa maafin dirinya sendiri. Tapi gue yakin sekarang Hana mau ngobrol sama lo tentang masalah ini." Ujar Rizal, ia paling tahu suasana hati Hana. Bahkan dari raut wajah atau tindakan kecil yang gadis itu lakukan.

"Keliatan banget ya kalo lo se-begitu sayangnya sama Hana." Ujar Jaka kepada Rizal, ia tahu kalau Rizal tak pernah memperhatikan gadis manapun sebelumnya. Tapi melihat Rizal yang bahkan tahu kapan harus berbicara dengan Hana prihal masalah yang bisa membuat gadis itu sedih saja sudah membuktikan kalau Hana gadis yang sangat berarti untuknya.

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang