69. Pensi

1.2K 71 2
                                    

Happy Reading All! <33
Woi vote sama viewers nya kebanting banget😫

><><

Rizal menatap kakinya lalu melirik Hana. "Kenapa gak bilang kalo mau balik ke Bandung?"

Hana menautkan alisnya. "Tau dari siapa?" Tanyanya balik.

"Kenapa gak bilang kalo kamu mau balik ke Bandung?" Tanya Rizal lagi tegas. Laki-laki itu sekarang sadar kalau Hana sering kali bertanya balik tanpa langsung menjawab.

"Kemarin aku mau bilang tapi karna kita lagi seneng-seneng jadi aku gak mau rusak suasana."

Rizal menghela napas pelan. "Gak akan balik ke Jakarta lagi han?"

"Untuk tinggal sih kayanya nggak, tapi mungkin aku bakal main-main ke Jakarta. Ini Bandung zal, deket."

"Yaudah kalo gitu nanti aku kuliah di Bandung aja." Ujar Rizal santai.

"Kok gitu? Sebelumnya udah ada rencana mau kuliah dimana?" Tanya Hana, ia tak ingin menghambat cita-cita Rizal hanya karena ia pindah ke Bandung.

"Belum ada rencana." Jawab Rizal, ia belum ada rencana akan melanjutkan pendidikan kemana. Laki-laki itu sedang fokus untuk dekat dengan orang tuanya lagi. "Kapan balik ke Bandung?"

"Besok," jawab Hana ragu-ragu.

Rizal mengernyit terkejut, "besok? Han mendadak banget?" Hana juga tahu semuanya sangat mendadak. Tapi waktunya sudah ditentukan oleh Hulya, ia hanya bisa mengikuti kemauan bundanya.

"Ya mau gimana lagi," balas Hana menatap kakinya.

"Hana kenapa masih disini?" Tanya bu Indah yang baru saja keluar dari ruang guru. "Kalian kenapa berdua terus?" Tanyanya beralih menatap Rizal.

"Hana pacar saya bu," jawab Rizal santai.

Hana membulatkan matanya ke Rizal. "Rizal ih!" Desisnya mencubit punggung Rizal malu. "Bu saya pamit ke kelas dulu ya." Pamitnya lalu menepuk punggung laki-laki itu untuk mengikutinya.

Bu Indah menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil melihat dua sejoli yang tengah dimabuk asmara itu.

"Aku masuk duluan ya," pamit Hana di depan kelasnya. "Nanti kita ketemu lagi di depan panggung." Ujarnya lalu masuk ke dalam kelas.

Rizal tak berbicara apa-apa lagi-- setelah Hana masuk laki-laki itu langsung pergi menuju kelasnya yang berada satu lantai diatasnya.

Sepanjang jalan ia memikirkan bagaimana hubungannya jika Hana pergi ke Bandung. Kota itu memang tak terlalu jauh dari Jakarta, tapi Rizal tak suka hubungan jarak jauh. Ia tak pernah berada diposisi ini sebelumnya, hal itu membuatnya bingung.

Tapi ia tak boleh bersikap egois, Hana berhak menentukan apa yang ia inginkan. Gadis itu sudah dewasa untuk memahami keadaannya, ia tak bisa menghalanginya hanya karena dirinya tak ingin Hana jauh.

"Rizal zal zal zal!!" Rizal memberhentikan langkahnya dan menoleh ke belakang saat namanya dipanggil, ia menatap Aldi dengan gitar di tangannya. "Nih udah gue pinjemin gitar buat lo main," Aldi menyodorkan gitar itu ke Rizal.

Rizal menerima gitar berwarna hitam itu lalu mencoba memainkannya. "Gimana? Enak kan?" Tanya Aldi menggebu-gebu.

"Lumayan," jawab Rizal menenteng gitar itu dengan satu tangannya. "Kapan mulainya?"

"Sekarang! Ayo ke panggung!" Seru Aldi merangkul bahu Rizal yang lebih tinggi darinya. "Zal apa rahasia supaya punya bahu lebar?" Tanyanya melihat bahu Rizal yang lebar dan tegap.

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang