31. Jangan Anggap Remeh

1.4K 72 5
                                    

HAPPY READING ALL! <3
VOTE DULU YA BARU BACA💚
Hana on mulmed💚

><><


Hana sampai di markas PTB masih menggunakan dress putih-nya, baru kali ini ia berpakaian seperti itu saat ingin menemui anggotanya.

Hana membuka pintu markas yang menjulang tinggi.

"Kenapa cuma segini?" Tanyanya menatap sekitar. "Yang lain mana?"

Tak ada yang menjawab. Semua terpaku melihat Hana, "Rey." Panggilnya ke Reynald yang sedang melongo menatapnya.

Reynald menerjapkan matanya seraya menggeleng kepala. "Lo telat dateng han,"

Reynald mendekati Hana, "yang lain udah pada pergi." Lanjutnya.

Hana mengerutkan dahinya, "pergi? Kemana?!" Tanyanya menaiki suara.

"Nyerang."

"Nyerang?" Hana menaiki satu alisnya menatap Reynald. "Kenapa gak ada yang bilang sama gue kalo mau nyerang?" Ia menatap satu-satu anggotanya yang hanya menyisahkan 30 orang.

"Gila," Hana tertawa hambar sambil menarik rambutnya kebelakang. "Gue ketua, gak ada yang boleh nyerang tanpa sepertujuan gue." Tegasnya.

Semuanya bisu. Hanya bisa menunduk, "mana Irvan?" Tanya Hana ke Dery.

Dery mendongak menatap Hana ragu-ragu. "Dia yang ngawalin penyerangan ini."

Hana melipat tangannya di depan dada, "siapa yang diserang?"

"Loenbra," benar dugaan Hana.

"Punya masalah apa dia sama geng itu?" Tanya Hana masih bersikap santai.

"Katanya dia ngeliat lo di kawasan Charitas."

Hana tahu sekarang siapa yang menguntitnya saat ia di warung bi Ija. Lihat saja apa yang akan ia perbuat saat tahu ada yang mengikutinya, rupanya Irvan masih meragukan gadis itu.

"Gue sekolah di sana." Ujar Hana pelan.

"Apa perlu kita susul mereka?" Tanya Reynald ke Hana.

Hana menggeleng, "gak perlu. Kita tunggu di sini aja." Jawabnya lalu duduk di sofa panjang.

><><

Rizal segera memarkirkan motornya lalu berjalan dan berdiri paling depan di antara loenbra dan PTB.

"Mana Alex?" Tanya Rizal mengedarkan pandangan ke anggota PTB.

"Lo gak perlu tau!" Irvan berdiri paling depan.

Rizal terkekeh remeh. "Suruh ketua lo ke lapangan sekarang, kalo gak mau berarti dia pengecut." Suara riuh sorakan loenbra menjadi kegeraman PTB.

"Alex udah lengser," jawab Irvan membuat anggota PTB menoleh. Dude, itu privasi.

Rizal terkekeh remeh seraya menggeleng kepala. "Siapapun ketua baru lo, dia bodoh. Bisa-bisanya ngirim orang kaya lo buat jadi
leader malam ini."

"Bacot lo!" Hardik Arion.

"Kalo dia liat ketua kita juga dia suka." Bisik salah satu anggota PTB.

"Gue jadi penasaran sama ketua baru lo," sahut Jaka. "Pasti anaknya cupu, buktinya aja dia gak berani turun." Jaka tertawa remeh.

"Jangan sok lo!" Teriak Arion.

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang