34. Boys Time

1.4K 64 5
                                    

HAPPY READING All!🦋🦋
JANGAN LUPA VOTE YA <3

><><

"Emang kamu yang sebenarnya siapa? Iron man?" Rizal melipat tangannya di depan dada.

Hana terkekeh kecil sambil menggeleng kepala.

"Aku mau nanya. Boleh?" Tanya Rizal.

Hana mengangguk, "boleh. Apa?"

"Waktu kamu pingsan di lapangan itu karna apa?"

"Karna aku lagi gak enak badan, terus karna aku tidur dipelajaran pak Jali jadi aku dihukum lari ke lapangan." Jawab Hana.

"Kenapa ada Raga?" Tanya Rizal lagi.

Raga? Oh jadi yang gue liat itu Raga, berarti Raga dong yang bawa gue ke UKS.

"Dia lagi patroli kayanya, kamu kan tau dia ketua osis."

Rizal mengangguk mengerti lalu menoleh ke belakang. "Ujan-nya awet," ia beralih menatap Hana, "kamu bener udah mendingan?" Tanyanya seraya mengelus lengan gadisnya.

"Udah, tadi udah minum obat juga kok." Jawab Hana lalu beralih menatap langit, "kalo ujannya sampe malem gimana?"

"Terpaksa harus nunggu sampe reda," jawab Rizal membuat Hana menatapnya. "Dari pada kamu tambah sakit," lanjutnya.

Hana duduk di kursi panjang diikuti Rizal disebelahnya, "han?" Panggil Rizal membuat gadis itu menoleh.

"Hm?"

"Waktu aku ke rumah kamu, kenapa aku gak liat foto ayah kamu satu pun? Di foto bang Raka wisuda juga ayah kamu gak ada."

"Kata ayah, ayah gak mau fotonya dipajang. Waktu foto bang Raka wisuda SMA ayah sakit, jadi ayah gak ikut foto deh."

"Sakit?" Hana mengangguk, "sakit apa?" Tanya Rizal.

"Kecelakaan, ayah dibawa ke singapur buat berobat."

Rizal mengangguk, "kenapa emang?" Tanya Hana.

Rizal menggeleng pelan, "gak papa, nanya aja. Aneh soalnya masa kepala rumah tangga tapi fotonya gak ada di rumah," kekeh Rizal.

"Aku juga gak ngerti," Hana ikut terkekeh. "Ayah tuh unik, dari kecil aku deket banget sama ayah melebihi bunda." Ujarnya menatap aspal yang basah, "kalo kamu mau tau kepribadian aku gimana, ayah orang yang tepat buat kamu tanya." Ia menjulurkan tangannya sampai mengenai rintik hujan.

"Aku mau kenal kamu dengan cara aku sendiri, bukan dari cerita orang lain."

Hana beralih menatap Rizal, "tapi kalo ternyata cerita orang lain itu bener gimana?"

"Ya makanya aku mau kenal kamu dulu, baru aku bisa nilai."

Hana mengangguk-ngangguk sambil tersenyum, "ibu kamu apa kabar?" Tanyanya menatap Rizal.

Rizal diam lalu beralih menatap lurus ke depan, "gak tau." Jawabnya seraya mengedikan bahu acuh.

Apa keputusan Hana untuk tetap menyembunyikan kehamilan Afia dari Rizal sesuai printah dari perempuan itu benar?

"Ayah kandung kamu?" Tanya Hana lagi.

Rizal menoleh menatap Hana datar, "sibuk."

Hana mengusap punggung Rizal, "ibu kamu sayang sama kamu zal."

Rizal mengerutkan dahinya, "kata siapa?" Tanyanya.

"Setiap orang tua pasti sayang sama anaknya, cuma cara nunjukin kasih sayangnya aja yang beda-beda. Contohnya bunda, cara bunda nunjukin kasih sayangnya ke aku dengan cara ngekang, padahal yang aku butuh bukan cuma materi." Jelas Hana menatap mata Rizal lekat-lekat. "Ibu kamu emang gak bisa memperbaiki masa lalu, tapi dari yang aku liat ibu kamu mau memperbaiki masa depan."

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang