65. Ruang Baca

1.2K 73 8
                                    

Happy Reading All!!
Jangan lupa tekan tanda bintang di bawah ya semuaaa🤗

><><

"Kak Rizal bacain kita cerita dongeng dong!" Pinta anak laki-laki berusia 6 tahun.

"Alea mau kak Rizal baca cerita ini!" Pinta Alea anak perempuan berusia lima tahun. Hana yang melihat gadis kecil itu jadi teringat Ririn. Ia rindu dengan adiknya. Terakhir ia pergi dari rumah pun ia tak bertemu dengan Ririn terlebih dulu.

"Ayo semua duduk." Perintah Rizal lalu duduk di lantai kayu diikuti Hana di sebelahnya. "Udah kenal sama kakak ini belum?" Tanyanya menunjuk Hana.

"Belum!" Semua anak-anak itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya. "Pacar kak Rizal ya?" Tanya Alea.

"Mana mungkin! Kak Hana pacar aku tau!" Sergah Ali. Anak laki-laki yang menanyakan nama Hana beberapa menit yang lalu. "Iya kan kak?" Tanyanya mendekatkan dirinya ke Hana.

Rizal terkekeh geli lalu menatap Ali tajam. "This is my girl." Tegasnya merangkul bahu Hana membuat Hana melirik Rizal seraya menggelengkan kepalanya. "Ini namanya kakak Hana, hormati dan sayangi kak Hana ya."

Semua anak-anak itu mengangguk sambil tersenyum hangat, "kak Hana cantik banget ya." Bisik-bisiknya terpukau dengan kecantikan Hana.

Ali yang mendengar bisikan itu mengangguk polos sambil menatap Hana.

"Ali katanya kamu suka sama Alea, kok kamu suka sama kak Hana juga? Kak Hana kan pacarnya kak Rizal." Tanya Rora sahabat baik Alea yang berumur tujuh tahun.

Alea menatap Ali tak percaya, "semua cowok sama aja!" Tukasnya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kak Hana lebih cantik dari kamu," sarkas Ali kepada Alea.

Hana menatap Ali sedikit terkejut, walaupun cowok itu masih anak-anak tetap saja pasti Alea sakit hati. "Zal di sini gak ada novel romance kan?" Tanyanya berbisik ke Rizal.

Rizal menggeleng pelan, "terus kenapa anak-anak ini ngerti hal-hal kaya gitu?" Tanya Hana heran.

Rizal menggeleng tak tahu, "udah-udah!" Relainya seraya memukul lantai kayu pelan. "Kak Rizal gak akan bacain kalian dongeng kalau kalian masih berantem."

"Alea tolong ambil buku dongeng yang baru bu Melati beli," perintah Rizal kepada Alea karena gadis itu duduk dekat dengan rak buku dongeng.

Alea dengan wajah masamnya mengambil cerita dongeng berjudul pohon kehidupan. "Ini kak Rizal yang ganteng." Gadis kecil itu menyerahkan buku dongeng ke Rizal namun matanya melotot tajam ke Ali. "Alea senyum dulu dong," goda Rizal.

"Aku gak mau senyum ke Ali!" Cetus Alea lalu memberi buku dongeng itu ke Rizal. "Kak Hana aku boleh duduk deket kakak kan?" Tanyanya kepada Hana lembut berbeda sekali saat menatap Ali.

Hana mengangguk sambil menepuk tempat di sebelahnya, "duduk sini."

Alea pun duduk di sebelah Hana kemudian Rizal membaca buku dongeng itu. "Hiduplah seorang pria tua yang memiliki empat orang anak. Ia ingin anak-anaknya tidak menjadi manusia yang terlalu cepat menghakimi sesuatu. Untuk itu, ia mengirimkan mereka untuk melihat pohon pir dimasing-masing musim berbeda, yakni musim semi, gugur, dingin, dan panas yang berada jauh dari rumah mereka.

"Saat mereka kembali, sang ayah bertanya apa yang mereka lihat. Dan anak-anaknya memiliki jawaban yang berbeda-beda sesuai musim yang mereka lihat." Setelah Rizal meringkas isi dari dongeng tersebut ia menutup buku itu dan menatap satu persatu anak kecil yang duduk mengelilinginya. "Jadi siapa yang bisa jawab pesan apa yang terkandung dalam dongeng ini?" Tanyanya mengangkat buku itu.

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang