67. Mimpi Buruk Freya

1.1K 66 3
                                    

Happy Reading All! <333
Jangan lupa vote yaa

><><


"Hana nanti bunda ke sekolah kamu," ujar Hulya yang sedang sarapan bersama keluarga kecilnya.

Hana menghabiskan rotinya terlebih dulu sebelum bertanya. "Mau ngapain bun?"

"Mau ngurus perpindahaan sekolah Hana ke Bandung. Pagi ini bunda ke sekolah Ririn dulu."

Hana mengangguk lalu memakan habis roti coklat di tangannya. "Hana ke sekolah abang anter aja, dari pada naik bus terus boros ongkos." Ajak Raka di depannya.

"Hari ini Rizal mau jemput gue," balas Hana lalu beralih menatap Hulya. "Gak papa kan bun?"

Hulya mengangguk pelan. "Gak papa,"

"Nanti kakak ganteng mau kesini?" Tanya Ririn antusias. Hana mengangguk kemudian meminum susu putihnya. "Ririn mau ketemu kakak ganteng!"

"Habisi dulu sarapannya." Hulya kembali menyuapi Ririn. "Rizal kesini jam berapa?" Tanyanya kepada Hana.

"Mungkin sebentar lagi, Hana mau tunggu di ruang tamu aja karna rumah Rizal lumayan jauh dari sini." Jawab Hana lalu menggendong tasnya. "Bang Raka kuliah jam berapa?" Tanyanya seraya berdiri.

"Jam sepuluh," jawab Raka lalu mengambil piring kotornya untuk dibawa ke tempat cuci piring. "Abang mau tidur lagi, kalo Rizal gak jadi nganter lo bilang gue aja!" Teriaknya dari dapur.

"Bunda sama Ririn berangkat ya Hana," pamit Hulya seraya mengelus kepala Hana sayang. "Semangat sekolahnya," ujarnya sebelum pergi mengantar Ririn sekolah.

Hana menatap Hulya terkejut karena Hulya tak pernah menyemangatinya seperti itu, ia jadi merasa sangat bersemangat. Semoga saja Hulya lebih bisa mengerti perasaannya. Dengan perasaan senang gadis itu duduk di ruang tamu untuk menunggu Rizal menjemputnya.

Hana sudah menghubungi Rizal tapi laki-laki itu tak kunjung membalas pesannya maupun panggilannya. "Rizal jadi jemput gak ya? Udah jam segini." Monolognya melihat jam di tangannya.

15 menit berlalu Rizal tak kunjung menunjukan dirinya di rumah Hana membuat gadis itu gelisah karena ia tak ingin telat sekolah, Hana berjalan menuju teras rumahnya untuk melihat apakah Rizal sudah sampai atau belum.

Hana menghembuskan napas pelan saat tak melihat Rizal di depan rumahnya. "Kok belum berangkat han?" Hana menoleh ke belakang saat mendengar suara Raka.

"Rizal belum dateng," jawabnya lesu.

"Abang anter aja, dari pada telat."

"Tapi nanti kalo Rizal kesini gue gak ada gimana?" Tanya Hana lalu menatap room chat-nya dengan Rizal.

"Kabarin dia kalo lo udah berangkat sekolah sama gue."

"Kayanya dia lagi kena macet, gue tunggu sebentar lagi aja. Gak papa, nanti kalo dia gak dateng juga baru lo yang anter gue sekolah." Ujar Hana lalu duduk di kursi teras.

"Sama gue aja han, ini udah mau jam tujuh. Belum nanti macet di jalan. Emangnya lo mau telat?" Tanya Raka, ia tak ingin Hana terkena masalah di sekolah atau dimanapun. Laki-laki itu tak ingin nama Hana semakin tak baik dimata orang-orang, apalagi nama Hana belum benar-benar bersih dari kasusnya itu.

Hana mempertimbangkan ajakan Raka beberapa saat sebelum memberi kabar kepada Rizal kalau ia berangkat sekolah dengan abang-nya. "Yaudah ayo," serunya sambil berdiri kemudian ia pergi sekolah diantar Raka.

><><

Plak!

"Harus berapa kali papa bilang kalau kamu tak boleh jauh dari Rizal?!" Hardik Brian papa kandung Freya.

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang