54. Menjauh

1.1K 55 6
                                    

Happy Reading All! <3
Silahkan baca bab 53 dulu ya terus balik lagi baca bab 54 ini, awas aja kalo gak balik lagi🥺
Bantu support cerita ini dengan vote ya!!

><><

Hana turun dari bus lalu ia berjalan menuju gerbang sekolah. Langkah gadis itu berhenti saat ia melihat mobil Akmal dengan Jaka di dalamnya.

Hatinya seperti teriris pisau tajam saat ia melihat Akmal dan Jaka sedang tertawa bersama. Apa Akmal juga tak merasakan sakit yang Hana rasakan sekarang? Kenapa pria itu bisa tertawa seolah-olah sudah melupakan perbuatan yang sudah ia lakukan untuknya dan keluarganya.

Hana mengambil napas dalam-dalam seraya memejamkan matanya lalu ia berjalan cepat menuju kelas, "ayah Hana kangen." Lirihnya menahan agar air matanya tak jatuh.

"Hana!" Gadis itu terus berjalan cepat menuju kelas saat mendengar Jaka memanggilnya.

"Han tunggu!" Jaka menarik tangan Hana membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

Hana menarik tangannya kasar lalu ia menghadap Jaka menatap mata laki-laki itu tajam.

"Lo liat gue sama papa gue ya?" Tanya Jaka.

"Papa lo?" Hana terkekeh sinis. "Ayah gue! Dia ayah gue! Lo udah rebut dia dari gue!" Hardiknya dengan nada ketus.

Jaka mengangguk pelan, "bokap kita." Balasnya santai.

"Nggak!" Hana menggeleng kuat. "Gue gak mau berbagi! Dia cuma ayah gue bukan papa lo atau bokap kita!" Tegasnya.

"Han lo jangan egois gitu dong, lagian bokap yang milih mama gue."

"Karna mama lo lebih kaya dari bunda gue! Lo bisa ambil bokap gue tapi nggak kasih sayangnya. Sayang bokap gue cuma buat gue!" Hana tak bisa menahan tangisnya. "Mama lo bilang apa waktu tau bokap selingkuh?" Tanyanya lalu menghapus air matanya kasar.

"Mama gue belum tau," jawab Jaka pelan.

"Kenapa lo gak kasih tau?!" Tanya Hana kesal.

"Gue gak mau liat mama kecewa,"

"Bunda gue tiap hari nangis dia sampe sakit dan kalian masih bisa ketawa-tawa seolah-olah gak pernah terjadi apa-apa! Kalian punya hati gak sih?!" Hana menundukan kepalanya sambil menangis tersedu-sedu.

"Sejak hari ayah keluar rumah gue selalu nunggu ayah di depan pintu berharap ayah bakal kembali ke rumah buat perbaiki semuanya, tapi ternyata gue salah. Ayah gak pernah kembali, ayah lebih bahagia sama kalian." Lanjutnya lalu memegang dadanya yang terasa sesak.

Jaka menatap Hana pilu, "gue gak bisa berbuat apa-apa han. Mama gue sayang sama bokap, gue juga udah mulai sayang sama bokap, dia papa yang baik." Ujarnya sungguh-sungguh.

"Tapi kenapa ayah baiknya cuma sementara sama Hana, Hana salah apa sama ayah." Lirih Hana pilu. "Selama ini cuma ayah yang ngerti perasaan Hana, kalo gak ada ayah Hana mau cerita sama siapa lagi?" Gadis itu menutup matanya menggunakan lengannya masih terus menangis.

Hana tak ingin menunjukan sisi lemahnya kepada orang lain, namun ia tak bisa menahan tangisnya jika sudah membahas tentang Akmal. Cinta pertamanya.

Jaka menatap Hana pilu lalu laki-laki itu menepuk-nepuk bahu Hana, "gue mau kita damai han. Kasih sayang papa emang lebih besar ke lo," ujarnya lalu ia mengelus puncak kepala Hana yang masih menangis.

Ini adalah pertama kalinya mereka berbicara setelah malam yang sangat memilukan di rumah Hana.

Di sisi lain ada perempuan yang tengah menyaksikan mereka berdua.

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang