22. Masih Berharap

1.8K 81 5
                                    

Happy Reading All! <3
Rizal on mulmed.

><><

"Gue nggak tau kalo bunda pulang sekarang," ujar Raka pelan melirik ke pintu depan.

"Gak papa kok, lagian gue juga udah kangen sama Ririn." Balas Hana.

Rizal hanya diam, tak tahu harus berbicara apa. Tapi ia melihat wajah Hana yang berubah tak senang saat mendengar suara bundanya.

"Kak Hana!" Ririn dari arah ruang tamu berlari memeluk Hana erat.

Hana membalas pelukan Ririn, gadis kecil itu duduk di pangkuan Hana. "Kangen banget sama kak Hana!" Rengek Ririn menyembunyikan wajah manisnya di ceruk leher Hana.

Hana tersenyum simpul sambil mengusap rambut panjang Ririn. "Kak Hana juga kangen,"

Ririn menatap Hana tak lepas dari senyum manisnya. "Ririn seneng deh nginep di rumah om Dikta!" Ujarnya antusias.

"Kenapa?"

"Om Dikta baik banget! Setiap Ririn minta apapun pasti dikasih." Hana senang mendengar hal itu, ia tahu betul kalau Hulya selalu melarang Ririn untuk meminta hal-hal yang menurut bundanya tak penting.

Hana terkekeh sambil mengangguk, Ririn menoleh ke samping kanan Hana menatap Rizal. "Kak Rizal ngapain di sini?" Tanyanya polos.

"Lagi main," jawab Rizal.

"Kalau nggak ada bunda kak Rizal main di rumah ya?" bisik Ririn membuat Hana dan Rizal terkekeh geli.

"Kak Rizal boleh main di rumah kapan aja kalo kak Rizal mau," jawab Hana ke Ririn membuat Rizal menatap gadis itu dalam.

Rizal menarik sudut bibirnya, lalu pandangannya beralih ke Hulya yang sedang berdiri sambil membawa koper besar.

Rizal sontak berdiri lalu mencium punggung tangan Hulya.

Hulya memaksakan untuk tersenyum di depan Rizal, Hana tahu itu.

"Ini masih jam setengah 2 siang, kamu pulang cepet han?" Tanya Hulya ke Hana.

"Hana nggak sekolah," jujur Hana.

Hulya meletakan kedua tangannya di pinggang, "kenapa?" Tanyanya tak suka.

"Gak papa bun, mau aja."

"Hana kok jadi gini ya?"

"Gini gimana?" Tanya Hana balik, pandangannya masih menatap rambut Ririn seraya mengusapnya lembut.

Rizal berdiri dengan rasa tak enak karena telah mengajak Hana bolos sekolah.

"Mulai gak ada hormat sama bundanya,"

Hana melirik Hulya malas. "Tuh, Raka ini adik nya siapa yang ngajarin kaya gini? Dimarahin malah melotot gitu,"

Raka tak menjawab ia masih sibuk berusaha memakan mie rebusnya.

"Hana gak melotot bun," Hana menghela napas pelan.

"Maaf bunda ini bukan salah Hana, saya yang ngajak Hana bolos," jelas Rizal.

Hulya menghadap ke Rizal menatapnya tak suka, "kenapa? Bunda kira Rizal bisa bawa dampak positiv ke Hana."

"Kamu sekarang pulang!" Usir Hulya meninggikan suaranya ke Rizal.

Hana menggeser badan mungil Ririn ke samping lalu berdiri. "Bun Riz---"

"Hana masuk kamar!" Potong Hulya cepat seraya menunjuk ke arah tangga.

Hana menunduk sebentar berusaha menahan malu memperlihatkan kelemahannya di depan Rizal. Iya, salah satu kelemahan Hana adalah kalau ia sudah dibentak oleh Hulya.

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang